Kota Indonesia Baru: Dinamika Kebudayaan Baru,

4. Kota Indonesia Baru: Dinamika Kebudayaan Baru,

Tantangan Baru Menuju Identitas Kebudayaan Indone- sia Baru

Berakhirnya penjajahan Belanda dan lahirnya kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 sekaligus menjadi tonggak perubahan

Transformasi Masyarakat Indonesia... dan pergeseran berbagai dimensi kehidupan, baik politik, ad-

ministrasi pemerintahan, kehidupan perekonomian, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kemasyarakatan maupun berbagai dimensi kebudayaan. Transformasi sosial dan buda- ya dari Kebudayaan Indies atau kolonial ke Kebudayaan In- donesia Baru yang perlu dibentuk pada masa kemerdekaan menjadi fenomena pusat dalam Sejarah Indonesia. Kota-kota di Indonesia sebagai pusat komunitas sosial dan sekaligus pusat kebudayaan tidak terlepas dari arus transformasi kebudayaan melalui perubahan pemerintahan dari masa Pemerintahan Belanda dan Pendudukan Jepang ke masa Pemerintahan Repub- lik Muda. Kemudian pergeseran secara berkelanjutan dari peme- rintahan masa revolusi ke pemerintahan masa Pasca Revolusi, yaitu pada periode 1950-an sampai dengan masa pemerintahan Orde Baru (1970-1990-an), dan hingga mencapai masa terakhir, yaitu masa Pemerintahan Reformasi. Proses pergeseren se- panjang masa tersebut juga diikuti dengan terjadinya proses pergeseran kota-kota di Indonesia, yaitu dari kota Indies menjadi kota Indonesia baru atau modern, yang sekaligus menjadi pusat terjadinya proses trasnformasi budaya perkotaan di Indonesia yang pada hakekatnya menjadi pusat indentitas kebudayaan masyarakat Indonesia baru pada era melenium ketiga.

Sebagian besar dinamika kebudayaan kota di Indonesia yang berkembang pada awal abad ke-21, pada hakekatnya me- rupakan kelanjutan dinamika perkembangan dari periode sebe- lumnya, terutama yang terjadi pada sekitar periode 1970-1990- an. Salah satu unsur kecenderungan baru dalam dinamika kebudayaan kota yang menarik untuk dicatat pada masa itu antara lain adalah berkembangnya dimensi ekspresi kreatif dalam kegiatan seni pertunjukan, sastra, dan mass media yang muncul di berbagai perkotaan di Indonesia. Munculnya kecenderungan baru tersebut dapat disebut sebagai kemunculan dinamika baru dalam simbolisme perkotaan di Indonesia. Per-

Djoko Suryo wujudan ekspresif simbolisme kota ini tidak dapat dipisahkan

dari pengaruh perubahan yang terjadi dalam kehidupan eko- nomi, sosial dan politik pada masa itu.

Sebagaimana telah dimaklumi, perubahan dramatis dalam kehidupan ekonomi masyarakat di Indonesia selama masa Orde Baru pada dasarnya cukup dapat dilacak dalam berbagai sumber dokumentasi yang terdapat di mana-mana. Salah satu hal yang ingin dikemukakan di sini adalah bahwa pertumbuhan ekonomi pada masa itu, pada dasarnya telah menciptakan boom dalam industri penerbitan buku, majalah, dan surat kabar, yang me- ningkat dari waktu ke waktu secara pesat. Pasaran komoditi penerbitan ini pada umumnya adalah golongan menengah kota, seperti pengusaha, pedagang, birokrat, militer, mahasiswa, sis- wa-siswa sekolah, dan kaum terpelajar pada umumnya.

Sejajar dengan meningkatnya perkembangan kemampuan beli golongan menengah ini, berkembang pula kompleks pusat- pusat perbelanjaan baru, super-market, bazar, mal dan jalan- jalan yang dipenuhi oleh kendaraan mobil pribadi yang terdapat di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Sementara perluasan pendidikan pada masa itu telah ikut juga menciptakan perluasan publik yang melek baca baik di kampung, kota, maupun di desa, sehingga mampu mendukung perluasan konsumen bagi bahan- bahan bacaan yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Pada saat yang sama, tumbuh secara pesat media audio-visual – film, musik pop, radio dan terutama TV, yang diperkirakan audien- snya meningkat dua kali lipat pada akhir 1970-an dan awal 1980- an. Perkembangan tersebut juga merupakan gejala perkem- bangan baru, yang dapat dikatakan luar biasa ekspansinya dan besar pengaruhnya terhadap kehidupan di kota.

Hal yang menarik untuk dicatat ialah bahwa perkembangan yang tampak spektakuler itu pada dasarnya dapat disebutkan sebagai salah satu unsur perwujudan ekspresi kebudayaan nasio- nal modern, berbasis kota, yang menggunakan bahasa nasional Indonesia, dan berasal dari model Barat. Partisipasi aktif pen-

Transformasi Masyarakat Indonesia... dukung bentuk kebudayaan Indonesia baru ini bersifat terbuka

dan cenderung masuk ke dalam spektrum yang lebih luas dari- pada perkembangan yang terjadi pada masa lalu. Sebagai con- toh, dalam kehidupan seni sastra, misalnya, terdapat pertum- buhan seni pembacaan puisi yang muncul di kota-kota kecil, yang dibacakan oleh siswa-siawa sekolah SMA atau sejenis. Sementara di kota-kota yang sama, juga tumbuh kelompok band-band musik, kelompok teater modern, yang pendukung- nya tidak hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi tidak jarang juga dari kalangan tukang becak dan buruh-buruh atau karya- wan ikut bergabung. Semua itu merupakan ciri dari kecende- rungan baru dalam dinamika kebudayaan masyarakat Indone- sia yang berkembang di kota-kota di Indonesia. 14