Globalisasi dan Kebocoran Pajak

231

1.4. Globalisasi dan Kebocoran Pajak

Setiap negara memiliki kedaulatan pajaknya tax sovereignty masing-masing dalam menetapkan subjek, objek, tarif, serta fasilitas perpajakan. Dalam era globalisasi, di mana terdapat aktivitas ekonomi lintas batas yang semakin besar, interaksi sistem pajak antarnegara menjadi tidak terelakkan lagi. Sayangnya, dunia tidak memiliki suatu sistem pajak yang berlaku secara umum dan seragam. Dengan demikian setiap pelaku ekonomi yang bertransaksi secara global dihadapkan pada sistem pajak yang berbeda-beda. Perbedaan itu di satu sisi bisa menyebabkan terjadinya pemajakan berganda, yang kemudian dicegah dengan cara menyelenggarakan Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaP3B. Namun, di sisi lain hal ini ketidakselarasan sistem mismatch juga turut menciptakan penggerusan basis pajak. Kehadiran dari negara-negara dengan tarif pajak yang rendah, kerahasiaan perbankan yang tinggi serta kemudahan pendirian badan usaha dengan akun anonim memberikan suatu peluang dilakukannya perencanaan pajak yang agresif. Liberalisasi pasar keuangan, rezim devisa bebas, serta disparitas sistem pajak antarnegara juga telah memudahkan perpindahan aliran dana atau modal. Aliran dana akan cenderung mengalir ke tempat-tempat dengan tarif pajak lebih rendah. Sekitar 8 kekayaan global atau setara dengan USD7,6 triliun ditenggarai disimpan di negara yang dikategorikan tax haven . Dana yang berpindah-pindah tersebut pada dasarnya bisa saja berasal dari aktivitas ilegal dan dana yang sengaja disembunyikan illicit financial flow ataupun murni real economic activity. Sayangnya, karena dana tersebut berada di ranah ‘area yang penuh kerahasiaan’ sulit bagi otoritas untuk memisahkan mana yang merupakan real economic activity dan yang bukan. Oleh karena itu, penegakan hukum bagi dana-dana tersebut cenderung sulit untuk diimplementasikan.

2. OPSI KEBIJAKAN DAN PILIHAN YANG REALISTIS