303
dapat ditegakkan secara tegas dan kasat mata, sehingga untuk mampu memberi pedoman yang jelas sebagai dasar menyusun kebijakan regulasi –
termasuk
tax amnesty harus lebih dahulu merumuskan atau membangun
ruang batas dalam mana pembuat keputusan kebijakan secara leluasa menggunakan diskresi yang dimiliki tanpa melanggar konstitusi. Ruang batas
konstitusi demikian sering disebut sebagai
constitutional boundary
yang dapat memberi petunjuk pada pembuat kebijakan, kapan saat suatu langkah
yang diambil telah melampaui constitutional boundary
tersebut sebagai politik hukum.
Hukum merupakan fenomena kemasyarakatan yang mengandung aspek yang sangat luas, dan terbentuk melalui proses interaksi beragam aspek dan
kekuatan dalam lingkungan strategis nasional, regional dan global, di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, kesusilaan atau moral, teknologi dan
pandangan hidup bangsa. Beragam nilai dan standard perilaku yang terbentuk melalui proses interaksi dalam masyarakat yang majemuk atau beragam
secara nasional dan global, kemudian merupakan kompleksitas tersendiri dalam pembentukan hukum, sehingga hukum dapat dilihat dari berbagai
perspektif. Politik hukum merupakan terjemahan dari istilah
rechtspolitiek. Politiek
mengandung arti beleid policy
atau kebijakan. Oleh karena itu politik
hukum sering diartikan sebagai pilihan konsep dan asas sebagai garis besar rencana yang menentukan arah, bentuk maupun isi hukum yang akan
diciptakan.
Policy diartikan sebagai :
”the principle
s, on which any measure or course of action is based; prudence or wisdom of government or individuals in
the management of their affair, public or private; general prudence or dexterity; sagacity.
Kajian atas Keberatan Dalam Permohonan.
Keberatan-keberatan yang diajukan sebagai argumen konstitusional yang diajukan untuk menguji UU
Tax Amnesty , dengan pertimbangan dalam
konsiderans Undang-Undang a quo
, dapat dilihat dari beberapa sisi, yang menjadi jawaban atas permohonan para Pemohon.
1. Economic Analysis of Law.
Tidak dapat dipungkiri bahwa data pembayar pajak dari jumlah orang yang sesungguhnya harus menjadi pembayar pajak karena pendapatan
yang berada diatas batas Pendapatan Tidak Kena Pajak PTKP, dengan
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
304
mudah diidentifikasi. Kalangan profesional – baik dokter, pengacara, akuntan, konsultan dan lain-lain – dilihat dari jumlahnya dibandingkan
dengan yang memiliki NPWP, menunjukkan basis perpajakan menjadi demikian kecil. Dibandingkan dengan negara anggota Asean saja,
Indonesia berada jauh di bawah urutan negara anggotra ASEAN tertentu tersebut, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam. Pembangunan kesadaran
dan budaya taat pajak, meskipun dikatakan banyak hambatan akibat keruwetan pengisian form-form pajak tersebut, tetapi kelemahan yang
utama adalah penegakan hukum pajak yang belum efektif, baik karena integritas petugas maupun karena kurangnya kepercayaan publik.
Penegakan hukum perpajakan terhadap wajib pajak yang menyimpan penghasilannya dalam bentuk deposito dan investasi langsung
maupun tidak langsung di luar Indonesia, terlepas dari sumber dan asal usulnya, menambah komplikasi penegakan hukum Indonesia, yang sudah
barang tentu mempunyai keberlakuan secara teritorial hanya meliputi wilayah hukum NKRI. Rahasia perbankan dan manfaat yang diperoleh
negara asing dalam menampung dana-dana yang dillarikan orang Indonesia untuk ditanam di negara asing tersebut, jarang mendapat respon posisitif
atas permintaan
International Judicial Assistance
yang diajukan. Kondisi demikian menyebabkan modal dan dana segar Indonesia yang dengan
banyak cara, disimpan dan diberdayakan di luar Indonesia yang terjamin kerahasiaanya melalui
bank secrecy yang ketat, menjadi hambatan sendiri
dalam membawanya pulang ke tanah Air. Pendekatan yang dipergunakan dalam studi
economic analysis of law,
maupun studi komparatif hukum dan ekonomi, berupaya menundukkan doktrin hukum kepada analisis biaya dan keuntungan
cost and benefit analysis
serta pada konsep efisiensi ekonomi, yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan tertentu mengenai konsekuensi dan nilai sosial
dari aturan tertentu. Konsep manusia sebagai maximizer
yang rasional dari kepentingannya sendiri, yang mengandung arti bahwa orang mempunyai
respon terhadap insentif, yaitu jika keadaan sekeliling seseorang berubah sedemikian rupa sehingga dia dapat meningkatkan kepuasannya dengan
berubah sikap, dia akan melakukan sikap yang demikian Richard A. Posner,
Economic Analysis of Law, 1986, h. 4 Kita dapat mengelaborasi
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
305
teori tersebut berdasarkan asumsi bahwa orang mengambil keputusan untuk berbuat atau tidak berbuat berdasarkan pertimbangan
cost and benefit.
Dalam soal perpajakan, orang tidak akan menghindari jika keuntungan yang diharapkan dari kepatuhan akan lebih besar dibanding
biaya yang timbul. Terdapat 2 dua cost
yang timbul jika menghindari pajak dan melarikannya ke luar negeri, yaitu:
a. Kemampuan aparat untuk menegakkan hukumnya dan memaksa
pembayar pajak memenuhi kewajibannya probability to adjudicate= P;
b. Hukuman denda maksimum yang diharapkan=[ Sanction
]. Perkalian faktor inilah yang membentuk biaya
cost yang
diperhitungkan akan timbul bagi seseorang yang ingin menghindari pajak. Seandainya biaya tersebut disebut C, maka C adalah P kemampuan
aparatur pajak untuk menegakkan kewenangannya dikalikan denda maksimum S. Berdasarkan dalil tersebut, maka dalam kondisi pendapatan
yang di investasikan di luar wilayah hukum NKRI, menjadikannya diluar kompetensi aparatur pajak untuk memaksakan dan menegakkan sanksi,
sehingga C= P x S, menyebabkan tetap menguntungkan untuk terus menempatkan uang yang dibawa dari Indonesia tersebut berada dan
ditanam di luar wilayah NKRI, karena aman dari jangkauan hukum Indonesia dan menguntungkan.
Dengan tax amnesty
yang memberikan kemudahan dan jaminan- jaminan hukum di Indonesia jika modal tersebut di repatriasi, dengan
pengenaan denda tebusan yang sangat rendah, maka dari analisis cost and
benefit, respon wajib pajak yang di luar jangkauan hukum pajak Indonesia,
dengan rasionalitas sebagai maximizer of benefit
, akan berubah sikap karena akan meningkatkan kepuasannya akan benefit yang diperoleh. Fakta
empirik dalam tahap pertama tax amnesty, menjadi bukti yang nyata.
2. Affirmative Action.