kekreatifan guru untuk menyusun kalimat-kalimat materi menjadi permasalahan untuk diselesaikan oleh siswa. Dalam hal ini dapat juga digunakan sebagai
petunjuk untuk membuat hasil karya sebagai penunjang hasil akhir pembelajaran yang telah dilaksanakan. Media kartu masalah ini sangatlah mudah untuk dibuat
dan digunakan. Langkah pembelajaran kartu masalah adalah
1 Kartu masalah yang telah disediakan dibagikan kepada siswa secara
berkelompok. 2
Kartu masalah yang telah dibagikan pada setiap kelompok diidentifikasi dan didiskusikan oleh siswa pada tiap-tiap kelompok.
3 Pilih satu persatu kelompok untuk mempresentasikan dan menyampaikan
persetujuan, sanggahan dan penolakan pendapat terhadap kartu permasalahan yang didapat untuk didiskusikan dengan kelompok lain.
4 Kelompok yang lain dipersilakan untuk menyampaikan persetujuan, sanggahan
dan penolakan pendapat terhadap kelompok penyaji.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan terhadap penggunaan model Problem Based Instruction dan media
kartu masalah diantaranya adalah:
Sedubun, Lisa 2011 dengan judul Upaya meningkatkan pembelajaran IPA menggunakan model problem based instruction PBI siswa kelas IV SDN
Madyopuro V Kecamatan Kedungkandang kota Malang. Hasil penelitian
menunjukan kualitas pembelajaran dengan menerapkan Problem Based
Instruction ternyata menunjukkan peningkatan. Hal ini ditunjukan dengan
peningkatan penerapan pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah menjadi lebih inovatif dengan menegajak siswa menyelesaikan masalah,
berkelompok, menyusun hasil karya dan menganalisis hasil dari diskusi mereka. Adapun perolehan keberhasilan guru dalam menerapkan model Problem Based
Instruction ditunjukan peningkatan hasil pada siklus I dan siklus II. Dari siklus I
pertemuan I yang tadinya hanya mendapat presentase 70 ternyata pada siklus II pertemuan II mencapai 100. Sedangkan pada hasil belajar juga meningkat
ditunjukan dengan hasil belajar pada pra tindakan nilai yang didapatkan rata-rata 60,29 dan mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan I dengan rata-ratanya
adalah 66,91. Selanjutnya pada siklus II pertemuan II rata-rata adalah 92,05 sehingga dapat dikatakan bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai
dengan yang diharapkan dengan peningkatan pada setiap siklusnya. Suryanti, Nurti. Julianto 2011 dengan judul Penerapan Model
Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN Jogorogo IV Kecamatan Jogorogo Kabupaten
Ngawi . Hasil penelitiannya menunjukan peningkatan pada aktivitas siswa yaitu
dari sklus I ke siklus ke II dari 64,1 menjadi 92,5. Sedangkan dalam pengamatan hasil belajar siswa juga meningkat dengan skor rata-rata 53,3 pada
siklus I dan 93,3 pada siklus II. Dari hasil tersebut penerapan pembelajaran berdasarkan masalah dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan baik dari
aktifitas siswanya ataupun hasil pembelajarannya.
Nurti, Mensiana 2011 dengan judul Penerapan Model Problem Based Instruction Pada Pembelajaran Matematika dengan Materi Bilangan Pecahan
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Lidah Kulon V468 Surabaya
. Hasil penelitian menunjukan Pelaksanaan pembelajaran oleh guru menerapkan model Problem Based Instruction pengajaran berdasarkan masalah
sangat baik digunakan dan diterapkan pada siswa kelas V. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktivitas guru dalam proses pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan materi menjumlah dan mengurang bilangan pecahan seperti persiapan media, sumber belajar, alat dan bahan dan penguasaan
materi yang dilakukan guru. Selain itu peningkatan juga terjadi pada saat guru mengajak siswa berorientasi pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,
mengarahkan menyusun hasil karya dan membimbing penyelidikan. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 67,7 mengalami peningkatan yang signifikan pada
siklus II sampai 87,5. Hasil dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model problem based instruction pengajaran berdasarkan
masalah juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I secara keseluruhan mencapai persentase sebesar 51,2 kemudian mengalami peningkatan pada siklus
II menjadi 72,8. Sedangkan Respon siswa dan hasil belajar belajar terhadap pembelajaran dengan menerapkan model problem based instruction juga
menunjukan peningkatan sangat baik, yang ditandai dengan persentase jawaban siswa pada siklus I sebesar 90,6 dan meningkat pada siklus II menjadi 99,6.
Perubahan yang terlihat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan teratrik dengan pembelajaran dengan model Problem Based Instruction. Hasil belajar
siswa kelas V SDN Lidah Kulon V468 Surabaya pada materi pokok menjumlah dan mengurang bilangan pecahan yang penyebutnya berbeda mengalami
peningkatan setelah menerapkan model problem based instruction pengajaran berdasarkan masalah. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
ketuntasan klasikal mengalami peningkatan dari 71,05 pada siklus I, menjadi 97,4 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan model
problem based instruction pengajaran berdasarkan masalah pada pembelajaran
matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kajian empiris diatas merupakan penelitian relevan yang diambil dari
skripsi. Selain itu peneliti juga menyajikan penelitian relevan yang berkenaan dengan model Problem Based Instruction yang diambil dari jurnal penelitian
sebagai berikut : Parsin, Rembulan 2011 dengan judul Penerapan model problem based
instruction PBI untuk meningkatkan hasil belajar penjumlahan pecahan siswa
kelas IV SDN Madyopuro 3 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Hasil penelitian menunjukan pada materi penjumlahan pecahan di kelas IV SDN
Madyopuro 3 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang dikategorikan baik, dengan melihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dari pra
tindakan, Siklus I ke siklus II, yaitu dari rata-rata kelas sebesar 59,53, meningkat menjadi 66,74 dan meningkat lagi menjadi 75,58
Hidayati, Nurul 2009 dengan judul Penerapan Media Kartu Permasalahan Card Problem dalam Pembelajaran Diskusi Siswa kelas VIII
SMP Negeri 9 Cimahi Tahun Ajaran 20092010. Hasil dari penelitian ini
menunjukan ada perbedaan kemampuan siswa kela VIII SMPN 9 Cimahi sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran menggunakan media kartu masalah. Hasil
yang diperoleh kenaikan rata-rata data prates pada kelas kontrol sebesar 49,44 ke nilai rata-rata postes sebesar 54,55 mencapai 5,11. Sedangkan kenaikan rata-rata
data prates pada kelas eksperimen sebesar 50,41 ke nilai rata-rata data prates sebesar 70,36 mencapai 19,95. Peningkatan yang terlihat dalam penggunaan
media kartu masalah ini adalah siswa menjadi terbiasa untuk berdiskusi dan berbicara sesuai dengan tujuan media ini yaitu mengajak siswa untuk lebih
banyak berbicara meningkatkan kemampuan berbicara mereka. Dari kajian empiris tersebut didapatkan informasi bahwa model Problem
Based Instruction dan media kartu masalah dapat meningkatkan keterampilan
guru aktifitas siswa dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian tersebut peneliti gunakan dapat sebagai acuan penelitian serupa yang berjudul Implementasi
penerapan model Problem Based Intruction dengan media kartu masalah pada Siswa kelas V SDN Gunungpati 03.
2.3 KERANGKA BERPIKIR