digunakannya media pengajaran; 2 Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi
sangat memerlukan media agar lebih mudah dipahami oleh siswa; 3 Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-
tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar; 4 Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah
guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran; 5 Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama
pengajaran berlangsung; 6 Sesuai dengan taraf berfikir siswa, memilih media untuk pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna yang
terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
sangatlah penting adanya. Media sebagai sarana penunjang penyampaian materi. Pemilihan media juga hendaknya disesuaikan dengan materi yang ada sesuai
dengan kriteria perkembangan berpikir siswanya.
2.1.2.6 Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Purwanto 2008: 46 adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai
penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu
dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Menurut Rifa’i 2009: 85 Hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Sedangkan hasil
belajar menurut Suprijono 2009: 5 hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Menurut Sudjana 2011: 39 hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar
diri siswa atau faktor lingkungan. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan dan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Merujuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :
1 Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2
Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip- prinsip keilmuwan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan
melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3
Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah. 4
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan pe-
nilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan ekternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-
nilai sebagai standar perilaku. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik Sudjana, 2010: 22. Ranah kognitif, Ranah ini berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan
,kemampuan dan kemahiran intelektual yang mencakup kategori : pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapanaplikasi, analisis, evaluasi dan kreasi.
Taksonomi Bloom sering dikenal dengan C1 sampai dengan C6 . Pada revisi ini , jika dibandingkan dengan taksonomi sebelumnya, ada pertukaran pada
posisi C5 dan C6 dan perubahan nama. Istilah sintesis dihilangkan dan diganti dengan Create Ikhlassiyah, 2012.
Berikut ini Struktur dari Dimensi Proses Kognitif menurut Taksonomi yang telah direvisi :
1 Remember
Mengingat, yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.
a Recognizing mengenali b Recalling memanggilanmengingat kembali
2 Understand
Memahami, yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis ataupun grafik.
a Interpreting menginterpretasi b Exemplifying mencontohkan
c Classifying mengklasifikasi d Summarizing merangkum
e Inferring menyimpulkan f Comparing membandingkan
g Explaining menjelaskan
3 Apply
Menerapkan, yaitu mengambil atau menggunakan suatu prosedur tertentu bergantung situasi yang dihadapi.
a Executing mengeksekusi b Implementing mengimplementasi
4 Analyze
menganalisa, yaitu memecah-mecah materi hingga ke bagian yang lebih kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama lain
menuju satu struktur atau maksud tertentu. a Differentianting membedakan
b Organizing mengelola c Attributing menghubungkan
5 Evaluate
mengevaluasi, yaitu membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar.
a Checking memeriksa b Critiquing mengkritisi
6 Create
menciptakan, yaitu menyusun elemen-elemen untuk membentuk sesuatu yang berbeda atau mempuat produk original.
a Generating menghasilkan b Planning merencanakan
c Producing memproduksi Ranah
afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu:
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik,
berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan ber- tindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik antara lain adalah : gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ke- tepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif.
Instrumen penilaian yang dikembangkan biasanya menggunakan lembar observasi unjuk kerja.
Dari beberapa paparan hasil belajar diatas yang terpenting dari hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara
fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Peneliti menyimpulkan hasil
belajar adalah suatu perolehan perubahan perubahan perilaku yang disebabkan dari proses belajar. Hasil belajar yang ada dikaitkan dengan tujuan pembelajaran
yang ada sehingga tahu apakah pembelajaran yang dicapai tercapai atau tidak. Hasil itu berupa perubahan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Berdasarkan hal tersebut penulis menetapkan indikator yang mencakup 3 ranah tersebut diantaranya ranah kognitif yang meliputi: 1 Membedakan jenis-
jenis batuan; 2 mengidentifikasi ciri-ciri batuan beku ;3 Mengidentifikasi proses terbentuknya batuan beku; 4 membedakan ciri-ciri batun endapan dan
malihan; 5 Mengidentifikasi proses terbentuknya tanah. Sedangkan ranah Afektif meliputi: 1 Kesiapan dalam belajar; 2 Menanggapi permasalahan. Dan
ranah psikomotorik meliputi: 1 Memperhatikan penyajian materi dengan seksama; 2 Membuat hasil karya; 3 Melakukan peran sebagai pembicara.
2.1.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar