belajar adalah suatu perolehan perubahan perubahan perilaku yang disebabkan dari proses belajar. Hasil belajar yang ada dikaitkan dengan tujuan pembelajaran
yang ada sehingga tahu apakah pembelajaran yang dicapai tercapai atau tidak. Hasil itu berupa perubahan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Berdasarkan hal tersebut penulis menetapkan indikator yang mencakup 3 ranah tersebut diantaranya ranah kognitif yang meliputi: 1 Membedakan jenis-
jenis batuan; 2 mengidentifikasi ciri-ciri batuan beku ;3 Mengidentifikasi proses terbentuknya batuan beku; 4 membedakan ciri-ciri batun endapan dan
malihan; 5 Mengidentifikasi proses terbentuknya tanah. Sedangkan ranah Afektif meliputi: 1 Kesiapan dalam belajar; 2 Menanggapi permasalahan. Dan
ranah psikomotorik meliputi: 1 Memperhatikan penyajian materi dengan seksama; 2 Membuat hasil karya; 3 Melakukan peran sebagai pembicara.
2.1.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
2.1.3.1 Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan alam menawarkan cara-cara untuk kita agar dapat me- mahami kejadian-kejadian di alam dan agar kita dapat hidup didalam alam ini.
Carin dan Sund dalam Badarudin, 2011 mendefinisikan IPA sebagai
pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Menurut Fisher dalam Widyaningsih, 2008 science adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan metode-metode yang berdasarkan observasi.
Ilmu pengetahuan alam diambil dari kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science
artinya Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau science itu
pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam ini Samatowa, 2011: 3
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2007 untuk SDMI dijelaskan mengenai pembelajaran IPA yaitu:
Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajarannya me-
nekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar. Dari beberapa pengertian tentang IPA tersebut, dapat disimpulkan bahwa
IPA adalah displin ilmu yang mempelajari tentang alam, peristiwa-peristiwa yang tejadi di alam yang didalamnya terdapat fakta-fakta dan konsep-konsep, prinsip-
prinsip dan juga proses penemuan. Ilmu pengetahuan Alam mengajarkan tentang pengalaman dengan belajar langsung dari alam.
2.1.3.2 Hakikat IPA
Pada hakikatnya, IPA dapat dikaji dari segi produk, proses, sikap dan teknologi. IPA sebagai Teknologi mengandung pengertian bahwa IPA terkait
dengan peningkatan kualitas kehidupan.
2.1.3.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses
IPA sebagai proses juga mengandung pengertian cara berfikir dan bertindak untuk menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi,
IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil produk inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah, melalui proses-
proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah. IPA memiliki prosedur- prosedur tertentu dalam memperoleh suatu produk IPA, prosedur tersebut disebut
juga dengan proses ilmiah atau proses sains. Sejumlah proses IPA yang di kembangkan para ilmuan dalam mencari pengetahuan dan kebenaran ilmiah itulah
yang kemudian disebut sebagai keterampilan proses IPA. Ketrampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki
dan digunakan oleh para ilmuwan dalam meneliti fenomena alam. Keterampilan proses sains digunakan oleh para ilmuwan tersebut dapat dipelajari oleh siswa
dalam bentuk yang lebih sederhana sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar Samatowa, 2011: 93.
Dalam bukunya, Samatowa 2011: 94 menjelaskan aspek keterampilan proses yang dikembangkan untuk siswa sekolah dasar yaitu aspek keterampilan
mengamati, melakukan percobaan, mengelompokkan, menafsirkan hasil per- cobaan, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan dan mengajukan
pertanyaaan. Dari pengertian keterampilan proses yang dijelaskan diatas dapat
disimpulkan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan mengolah materi yang telah didapatkan seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk
mendapatkan suatu pengetahuan dari proses mengamati, hipotesis sampai dengan menyimpulkan hasilnya itulah dinamakan keterampilan proses.
Dalam penelitian ini yang menunjukan proses dalam pembelajaran IPA adalah berkelompok dan berdiskusi mengidentifikasi macam-macam batuan,
proses terbentuknya, mengamati bagian-bagian tanah, mengamati proses terbentuknya tanah dan mengelompokan macam-macam pelapukan.
2.1.3.2.2 Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk
Carin Sund dalam Badarudin: 2011 mengajukan tiga kriteria bagi suatu produk IPA yang benar. Ketiga kriteria tersebut adalah: 1 mampu menjelaskan
fenomena yang telah diamati atau telah terjadi; 2 mampu memprediksi peristiwa yang akan terjadi; 3 mampu diuji dengan eksperimen sejenis. Jadi produk IPA
tidak diperoleh berdasarkan fakta semata, melainkan berdasarkan data yang telah teruji melalui serangkaian eksperimen dan penyelidikan. Bentuk IPA sebagai
produk antara lain adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori- teori IPA.
Dalam penelitian ini Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk ditunjukan dengan siswa memahami jenis-jenis batuan yang ada, memahami jenis-jenis
pelapukan, dan proses pembentukan tanah. 2.1.3.2.3
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Sikap Ilmiah Menurut Harlen dalam Widyaningsih: 2008 setidaknya ada sembilan
aspek ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia sekolah dasar yaitu sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerjasama, sikap
tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung jawab, sikap berpikir bebas dan sikap kedisiplinan diri.
Dalam penelitian ini Ilmu Pengetahuan Alam sebagai sikap ilmiah diantaranya ditunjukan dengan bekerjasama, teliti, eksperimen, menghargai
pendapat teman sebaya dan menanggapi permasalahan yang diberikan guru. 2.1.3.2.4
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Teknologi IPA Sains memiliki tujuan mengembangkan minat manusia agar mau
meningkatkan intelektual dan pemahamannya mengenai alam sekitar dengan segala rahasianya yang belum terungkap. Setelah manusia mengungkap rahasia
alam tersebut serta mengalirnya informasi yang dihasilkan, jangkauan sains akan semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi. Dalam sains, manusia
mempelajari tentang fakta, konsep, prinsip, dan teori produk IPA yang ber- hubungan dengan alam sekitar. Hal ini diperlukan untuk mengembangkan
teknologi yang mampu mempermudah pekerjaan manusia. Begitu juga dengan teknologi yang berperan memacu penemuan produk IPA sains yang baru. Jadi
dapat disimpulkan bahwa sains dan teknologi telah bersatu menjadi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi komplementer. Ibarat sebuah
mata uang, satu sisinya mengandung hakikat sains the nature of science dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi the meaning of technology.
Sebagai contoh penerapan IPA sebagai teknologi adalah teknik pengolahan kepompong ulat menjadi bahan benang sutera, Pembuatan obat anti nyamuk oles,
pembuatan kapur ajaib untuk membasmi kecoa, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini IPA sebagai teknologi dari materi batuan adalah dapat memilih batuan mana yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan, sebagai
ujung tombak, penggosok dan sebagainya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa haikat IPA ada empat, yaitu
IPA sebagai proses, produk, sikap ilmiah, dan teknologi. Dalam melaksanakan pembelajaran IPA, hendaknya guru harus mencakup ke empat hakikat IPA
tersebut sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih berkualitas. Dalam penelitian ini Ilmu Pengetahuan Alam sebagai teknologi juga ditunjukan dengan
hasil dari pelapukan membentuk batuan sedimen.
2.1.3.3 Prinsip Pembelajaran IPA