interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks budaya. Pengetahuan dan pengertian dikonstruksi bila seorang terlibat secara sosial dalam dialog.
Pembentukan makna adalah dialog antar pribadi. Dalam hal ini, pembelajar tidak hanya memerlukan akses pengalaman fisik, tetapi juga interaksi dengan
pengalaman yang dimiliki oleh individu lain. Teori belajar Vygotsky sangat mendukung dalam penelitian melalui
pembelajaran SAVI Somatic, Auditory, Visual, Intellectual dan REACT Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring karena model
pembelajaran SAVI dan REACT menekankan siswa untuk belajar dalam kelompok. Melalui kelompokini siswa dapat berdiskusi memecahkan masalah
yang diberikan dengan saling bertukar ide. Dengan demikian siswa yang lebih pandai dapat memberikan masukan bagi teman satu kelompoknya yang belum
paham sehingga termotivasi untuk belajar.
2.1.1.3 Teori Belajar Bruner
Bruner dalam Rifa’i dan Anni 2009: 208 menyatakan bahwa dalam belajar ada empat hal pokok penting yang perlu diperhatikan yaitu peranan
pengalaman struktur pengetahuan, kesiapan mempelajari sesuatu, intuisi dan cara membangkitkan motivasi belajar. Daryanto 2010: 10 mengemukakan bahwa
dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan
proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discover learning environment, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan
baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui,
hubungan-hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula.
Saad dan Gani 2008: 30 menjelaskan bahwa “Bruner suggest that the sequence of actions in an instruction should be arranged in accordance with the
three modes of representation enactive, iconic, and symbolic”. Suherman dkk 2003: 43 menyebutkan bahwa melalui teori tersebut, Bruner mengungkapkan
bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda alat peraga. Melalui alat peraga yang ditelitinya itu,
anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya itu.
Bruner mengemukakan bahwa dalam proses belajarnya anak melalui 3 tahap sebagai berikut.
1. Tahap enaktif
Dalam tahap ini anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi mengotak-atik objek.
2. Tahap ikonik
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan anak berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Anak
tidak langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan siswa dalam enaktif.
3. Tahap simbolik
Dalam tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terkait dengan objek-objek pada tahap
sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantugan terhadap objek riil Suherman dkk, 2003: 44.
Teori Bruner sangat mendukung dalam penelitian penggunaan model pembelajaran SAVI Somatic, Auditory, Visual, Intellectual dan REACT
Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring karena dalam model pembelajaran SAVI dan REACT memberikan kesempatan siswa untuk
menemukan sendiri konsep matematika dengan bantuan alat peraga. Selain itu siswa dalam menemukan konsep-konsep baru tersebut dapat mengaitkannya
dengan pengetahuan-pengetahuan yang sudah dipelajari sebelumnya.
2.1.1.4 Teori Belajar Thorndike