Teori Belajar Vygotsky Teori Belajar

Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring diharapkan mampu membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII.

2.1.1.2 Teori Belajar Vygotsky

Slavin dalam Cahyo 2013: 43 mengemukakan bahwa karya Vygotsky didasarkan pada dua ide utama. Pertama, perkembangan intelektual dapat dipahami hanya bila ditinjau dari konteks historis dan budaya pengalaman anak. Kedua, perkembangan bergantung pada sistem-sistem isyarat mengacu pada simbol-simbol yang diciptakan oleh budaya untuk membantu orang berpikir, berkomunikasi, dan memecahkan masalah. Dengan demikian, perkembangan kognitif anak mensyaratkan sistem komunikasi budaya dan belajar menggunakan sistem-sistem ini untuk menyesuaikan proses-proses berpikir diri sendiri. Vygotsky dalam Cahyo 2013: 44 menjelaskan bahwa siswa akan dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam ZPD Zone of Proximal Development. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat bantuan orang dewasa atau temannya peer. Vygotsky berpendapat bahwa bantuan atau support dimaksudkan agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif si anak. Prinsip lain yang dikemukakan oleh Vygotsky dalam Cahyo 2013: 44 adalah pembelajaran termediasi mediated learning. Vygotsky menekankan pada scaffolding. Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistis, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah siswa. Menurut Vygotsky dalam Cahyo 2013: 45, fungsi kognitif manusia berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks budaya. Pengetahuan dan pengertian dikonstruksi bila seorang terlibat secara sosial dalam dialog. Pembentukan makna adalah dialog antar pribadi. Dalam hal ini, pembelajar tidak hanya memerlukan akses pengalaman fisik, tetapi juga interaksi dengan pengalaman yang dimiliki oleh individu lain. Teori belajar Vygotsky sangat mendukung dalam penelitian melalui pembelajaran SAVI Somatic, Auditory, Visual, Intellectual dan REACT Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring karena model pembelajaran SAVI dan REACT menekankan siswa untuk belajar dalam kelompok. Melalui kelompokini siswa dapat berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dengan saling bertukar ide. Dengan demikian siswa yang lebih pandai dapat memberikan masukan bagi teman satu kelompoknya yang belum paham sehingga termotivasi untuk belajar.

2.1.1.3 Teori Belajar Bruner