Menurut Kotler dalam Tjiptono,1996:6, Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan ditawarkan oleh satu pihak kepihak lain yang secara prinsip tidak
berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Menurut Zithaml dan Bitner dalam Tjiptono,1996:5, Jasa itu mencakup
semua aktivitas ekonomi yang keluarannya bukanlah produk kontruksi fisik, yang umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama, dan nilai
tambah yang diberikannya dalam bentuk kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan kesehatan yang secara prinsip intangible bagi pembeli.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jasa memiliki perbedaan dengan barang bila dilihat dari aspek fisik dan proses
pemakaian. Di dalam penggunaan jasa dapat pula dilihat bahwa diperlukannya interaksi yang cukup intens antara produsen dan konsumen. Kualitas pelayanan
pada jasa juga sulit diukur dikarenakan jasa yang bersifat abstrak dan kompleks dengan banyaknya indikator kepuasan pelanggan yang bersifat subyektif dan
dinamis.
2.3.2 Karakteristik Jasa
Jasa memiliki empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran Tjiptono,1996:15 yaitu sebagai berikut :
a. Tidak Berwujud intangible Bersifat intangibel berarti jasa tersebut tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,
dicium atau didengar sebelum dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai yang diberikan kepada konsumen adalah dalam bentuk kenikmatan,
kepuasan atau rasa aman. b. Tidak Terpisahkan inseparability
Universitas Sumatera Utara
Jasa itu dijual lalu diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Yang menjadi ciri khusus dari jasa ini adalah interaksi antara penyedia jasa dan
pelanggan. c. Bervariasi variability
Jasa yang diberikan sering kali berubah- ubah tergantung dari siapa menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Jasa
seringkali diesain khusus untuk kebutuhan pelanggan sebagaimana pada jasa asuransi dan kesehatan. Keluaran jasa yang bervariasi menyebabkan
jasa sulit untuk distandarisasikan. d. Mudah Musnah perishability
Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga dapat dijual pada masa yang akan datang.
2.3.3 Pengertian Asuransi
Dalam rancangan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : PMK.0102012 Tentang produk asuransi dan pemasaran Produk Asurasi,
asuransi adalah program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 satu jenis atau lebih risiko yang dapat diasuransikan dengan memberikan penggantian
kepada perseorangan atau badan hukum karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau akibat tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Menurut Ali 1995:170, Asuransi adalah suatu
alat sosial yang menggabungkan resiko-resiko individu ke dalam suatu kelompok, dan menggunakan dana yang disumbangkan oleh anggota-anggota kelompok itu
untuk membayar kerugian-kerugian.
Universitas Sumatera Utara
Asuransi sebagai pertanggungan berfungsi untuk memberikan rasa aman dan mengurangi kekhawatiran apabila terjadi resiko yang tidak diinginkan. Hal ini
dapat dilihat dengan adanya perpindahan penanggungan resiko dalam bentuk materil maupun finansial dari penanggung resiko kepada perusahaan jasa asuransi
sesuai kontrak yang telah disepakati sebelumnya. Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung
menyediakan pengamanan finansial financial security serta ketenangan peace of mind bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi
dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya
Secara lebih jelas dijabarkan pula pada Undang-Undang No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian dalam Darmawi, 2000:4 menyatakan asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggungnya mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi untuk memberikan pertanggungan kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita si tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Dan yang dimaksud dengan penanggung dalam defenisi diatas
adalah suatu badan usaha asuransi yang memenuhi ketentuan UU No.21992 Tentang Usaha Perasuransian.
Dalam usaha asuransi terdapat pula asuransi jiwa, kebutuhan jaminan yang dapat dipenuhi oleh asuransi jiwa diantaranya adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Kebutuhan Pribadi Kebutuhan pribadi meliputi penyediaan biaya-biaya hidup seperti
biaya pendidikan, tunjangan keluarga, biaya yang berkaitan dengan kecelakaan, kematian dan kerugian, biaya pembayaran tagihan berupa
hutang atau pinjaman yang harus dilunasi dan uang pensiunan. Selain itu, polis asuransi jiwa yang memiliki nilai tunai dapat digunakan
sebagai tabungan maupun investasi. 2. Kebutuhan Bisnis
Kebutuhan bisnis seperti insurance on key persons asuransi untuk orang-orang penting dalam perusahaan, insurance on business owners
asuransi untuk pemilik bisnis, employee benefit kesejahteraan karyawan contohnya asuransi jiwa dan kesehatan kumpulan.
2.3.4 Manfaat Asuransi