21
menguraikan pola-pola. Selanjutnya menurut Slamet Suyanto 2005: 67 mengenal pola adalah kemampuan anak mengenal dan mengikuti pola-pola yang
ada didekatnya secara berurutan. Pola-pola tersebut misalnya seperti pensil, bolpoin, crayon, spidol, maka setelah spidol anak akan mengurutkan kembali
dengan meletakkan pensil, bolpoin, crayon dan spidol setelahnya. Sesuai contoh tersebut yang dimaksud dengan pola ABCD-ABCD tersebut yakni pensil dapat
dikodekan dengan huruf A, bolpoin dapat dikodekan dengan huruf B, crayon dapat dikodekan dengan huruf C, dan spidol dapat dikodekan dengan huruf D.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal pola ABCD-ABCD adalah kemampuan dasar dari bagian matematika dimana
anak mampu untuk mengenal dan mengikuti pola-pola yang ada didekatnya, mislanya pensil A-bolpoin B-crayon C-spidol D, pensil A-bolpoin B-
crayon C-spidol D, dan seterusnya.
3. Macam-macam Pola ABCD-ABCD
Menurut Reys, dkk 2012: 145 pola-pola dapat didasarkan pada bentuk- bentuk geometri bentuk atau sifat, hubungan antara berbagai atribut obyek-
obyek urutan atau fungsi, atribut fisik warna, ukuran, tektur, jumlah, atau beberapa atribut afektif. Beberapa pola didasarkan pada kombinasi atribut,
misalnya kombinasi warna dan bentuk. Warna adalah unsur pertama yang terlihat oleh mata dari suatu benda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 113 warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya.
Senada dengan pendapat tersebut, menurut Garret dalam Harun Rasyid, dkk,
22
2012: 125 warna pada prinsipnya hanya terdiri dari tiga warna yaitu merah, kuning, dan biru, sementara warna di luar ketiga tersebut merupakan gabungan
dari ketiga warna itu. Warna terdiri dari warna primer, sekunder, dan tersier. Warna primer merupakan warna asli atau warna utama yang terdiri dari merah,
kuning, dan biru, sedangkan warna sekunder dan tersier merupakan hasil campuran dari warna yang akan menghasilkan warna lain atau di luar warna
merah, kuning dan biru. Selain warna, bentuk-bentuk yang dapat dikenalkan pada anak salah
satunya adalah bentuk geometri. Menurut Slamet Suyanto 2005: 79 anak perlu mengenal dasar benda atau bentuk dasar, misalnya bangun datar yang terdiri atas
segi empat, segi tiga, segi lima, segi enam, dan lingkaran. Selain bangun datar adapula bangun ruang yang terdiri dari balok, kubus, prisma, limas, dan piramid.
Sementara itu pola bentuk geometri menurut Mulyana Az 2007: 88-96 yaitu: a.
Persegi panjang adalah bangun geometri yang disusun dari empat titik yang tidak segaris dan dihubungkan antara yang satu dengan
yang lain serta sisi yang berhadapan sama panjang. b.
Bujur sangkar atau persegi adalah suatu segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan besar sudutnya sama yaitu 90 .
c. Segitiga adalah suatu bangun yang dibentuk oleh tiga titik yang
tidak segaris dan dihubungkan dengan tiga ruas garis. Sedangkan jumlah sudutnya 180 .
d. Jajaran genjang adalah bangun segi empat yang sisi-sisinya
berhadapan sejajar sama panjang, serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
e. Belah ketupat adalah jajaran genjang yang keempat sisinya sama
panjang f.
Layang-layang adalah suatu segiempat dimana sisi yang berdekatan sepasang-sepasang dan diagonalnya saling
berpotongan serta tegak lurus. g.
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang mempunyai jarak tertentu terhadap suatu titik tertentu. Titik tersebut sebagai titik
pusat.