Pengertian Pola ABCD-ABCD Tinjauan tentang Pola ABCD-ABCD

22 2012: 125 warna pada prinsipnya hanya terdiri dari tiga warna yaitu merah, kuning, dan biru, sementara warna di luar ketiga tersebut merupakan gabungan dari ketiga warna itu. Warna terdiri dari warna primer, sekunder, dan tersier. Warna primer merupakan warna asli atau warna utama yang terdiri dari merah, kuning, dan biru, sedangkan warna sekunder dan tersier merupakan hasil campuran dari warna yang akan menghasilkan warna lain atau di luar warna merah, kuning dan biru. Selain warna, bentuk-bentuk yang dapat dikenalkan pada anak salah satunya adalah bentuk geometri. Menurut Slamet Suyanto 2005: 79 anak perlu mengenal dasar benda atau bentuk dasar, misalnya bangun datar yang terdiri atas segi empat, segi tiga, segi lima, segi enam, dan lingkaran. Selain bangun datar adapula bangun ruang yang terdiri dari balok, kubus, prisma, limas, dan piramid. Sementara itu pola bentuk geometri menurut Mulyana Az 2007: 88-96 yaitu: a. Persegi panjang adalah bangun geometri yang disusun dari empat titik yang tidak segaris dan dihubungkan antara yang satu dengan yang lain serta sisi yang berhadapan sama panjang. b. Bujur sangkar atau persegi adalah suatu segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan besar sudutnya sama yaitu 90 . c. Segitiga adalah suatu bangun yang dibentuk oleh tiga titik yang tidak segaris dan dihubungkan dengan tiga ruas garis. Sedangkan jumlah sudutnya 180 . d. Jajaran genjang adalah bangun segi empat yang sisi-sisinya berhadapan sejajar sama panjang, serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar. e. Belah ketupat adalah jajaran genjang yang keempat sisinya sama panjang f. Layang-layang adalah suatu segiempat dimana sisi yang berdekatan sepasang-sepasang dan diagonalnya saling berpotongan serta tegak lurus. g. Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang mempunyai jarak tertentu terhadap suatu titik tertentu. Titik tersebut sebagai titik pusat. 23 Selain berdasarkan warna dan bentuk masih ada bermacam-macam bahan yang dapat digunakan untuk mengenalkan pola, seperti tepuk yang berulang, suara atau nada yang berulang, angka, ukuran dan masih banyak lagi. Shaw Jean M. 2005 menyatakan bahwa: “ Anak TK belajar untuk menggunakan pola yang sama menggunakan berbagai bahan atau simbol. Bergantian bertepuk tangan dengan menjentikkan jari mereka, misalnya A, B, A, B. Ini adalah pola yang sama seperti hari, malam, siang, malam; lampu merah, lampu hijau, dan sebagainya. Anak TK juga dapat bekerja dengan pola gambar dan nomor urutan, seperti 2, 4, 6, 8. Dengan membandingkan objek satu sama lain dan memahami hubungan antara pasangan benda maka anak-anak menunjukkan kemampuan untuk transitif berpikir. Pemahaman anak terhadap hubungan matematika berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu, anak belajar dengan pola di dunia di sekitar mereka, anak-anak mulai menggunakan ide-ide yang merupakan dasar berpikir aljabar.” Kegiatan mengenal pola dapat dilakukan dengan bahan-bahan yang sering dijumpai seperti manik-manik, kancing, daun, kulit, kubus, atau balok. Pada kelas awal, pola membantu anak-anak mengembangkan kemampuan menyusun, menghitung dan mengurutkan. Dari pemaparan di atas, pola dapat dikenalkan dengan bermacam-macam variasi seperti bentuk-bentuk geometri bentuk atau sifat, hubungan antara berbagai atribut obyek-obyek urutan atau fungsi, atribut fisik warna, ukuran, tektur, jumlah, beberapa atribut afektif atau kombinasi atribut. Pola dapat dikenalkan pada anak dengan berbagai bahan yang sering dijumpai.

4. Pengenalan Pola pada Anak TK

Pengenalan pola pada anak TK dapat dilakukan dengan banyak cara dan berbagai variasi media. Dalam kurikulum 2013 yang mengacu pada Peraturan