26
penggunaan dari pola ABCD-ABCD adalah karena anak yang diteliti adalah anak TK kelompok B. Berikut pola ABCD-ABCD dalam kegiatan meniru pola.
Gambar 2. Meniru pola ABCD-ABCD b.
Memperkirakan urutan berikutnya Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 571 memperkirakan berarti
membuat perhitungan kira-kira atau menduga. Memperkirakan urutan berikutnya menurut Richardson dalam Tombokan J. Runtukahu Selpius Kandao, 2014:
88, merupakan keterampilan yang dibutuhkan anak untuk menyadari perbedaan- perbedaan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya dan mengatur objek-
objek sesuai dengan perbedaanya. Dalam memperkirakan urutan berikutnya, anak mencoba mengurutkan
sesuatu menurut rangkaian atau urutan tertentu sequence, misalnya anak mengurutkan segitiga, lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran,
persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran, persegi, persegi panjang, dan
27
seterusnya. Apabila kemampuan mengurutkan pola ini diasah dengan baik maka akan menghasilkan sistematika logika berpikir yang baik pada anak.
Memperkirakan urutan berikutnya dalam sebuah pola adalah anak mampu memperkirakan urutan yang tepat setelah melihat pola-pola yang berurutan.
Memperkirakan urutan berikutnya berarti mendorong anak untuk melanjutkan atau memperpanjang pola
.
Dalam pola ABCD-ABCD anak memperkirakan pola apa yang selanjutnya digunakan setelah melihat pola berulang. Memperkirakan
urutan berikutnya dapat dilihat pada gambar 3.
?
Gambar 3. Memperkirakan urutan berikutnya
Dari gambar tersebut terdapat pola berdasarkan atribut bentuk dan warna yaitu persegi warna merah, lingkaran warna kuning, segitiga warna hijau, dan
persegi panjang warna biru. Susunan dari pola tersebut adalah persegi warna merah-lingkaran warna kuning-segitiga warna hijau-persegi panjang warna
biru-persegi warna merah-lingkaran warna kuning-segitiga warna hijau- persegi panjang warna biru. Setelah melihat dari dua pola di atas, anak mengisi
atau menjawab tanda tanya tersebut dengan memperkirakan urutan selanjutnya yaitu persegi warna merah-lingkaran warna kuning-segitiga warna hijau-
persegi panjang warna biru dan seterusnya sampai lebih dari empat pola.
28
c. Menyusun pola
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 685, menyusun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 1112 berarti mengatur dengan secara
tindih-menindih atau menaruh berlapis-lapis. Anak-anak ditunjukkan suatu pola dan diminta untuk melanjutkannya dengan menyusun suatu pola. Menyusun pola
dapat dilakukan dengan membuat pola awal dengan balok atau catatan tempel sticky note, dan anak-anak dapat diminta untuk melanjutkan pola. Berikut adalah
contoh gambar menyusun pola:
1 2
3 4
5 Gambar 4. Menyusun pola
Guru menanyakan “Apa pola selanjutnya?”, anak menjawab pertanyaan tersebut pada nomor 5 dan anak dapat meneruskan membuat pola tersebut.
Menurut Reys, dkk 2012: 146, memperluas pola dengan menyusun pola dapat menjadi dasar untuk menjelajahi beberapa ide-ide matematika yang penting. Dari
gambar tesebut setiap gambar bertambah dua balok satu balok sebelah kiri, satu balok sebelah kanan. Selain itu menurut Reys, dkk 2012: 146, pengamatan
tersebut dapat merujuk pada generalisasi aljabar “2N+1” untuk mendeskripsikan balok tersebut. Dalam menyusun atau meluaskan pola di atas, pemikiran anak
terus digali sehingga pemahaman anak akan bertambah.
29
d. Menciptakan pola
Menciptakan berasal dari kata cipta yang artinya kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:
215. Menciptakan pola adalah membuat pola yang baru. Artinya anak tidak meniru pola dari orang lain. Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk
menciptakan pola yang dibuat oleh mereka sendiri. Pola yang dibuat anak tentu sangat kreatif dengan pemikirannya masing-masing.
Menurut Elizabeth Warren dan Tom Cooper 2006: 11 dengan menciptakan pola maka akan mendorong anak-anak untuk membuat pola yang
berulang sendiri. Guru dapat menanyakan bagaimana anak akan melanjutkan pola tersebut. Guru juga dapat meminta anak untuk menunjukkan bagian pola yang
berulang. Sementara itu, menurut Reys, dkk 2012: 146 menciptakan pola akan
membantu mengungkapkan wawasan berfikir matematika. Guru harus mendorong anak-anak untuk berpikir keras saat mereka mencari pola. Guru dapat meminta
anak untuk menjelaskan mengapa mereka memilih bagian tertentu dari pola atau alasan mengapa anak membuat pola tersebut. Guru perlu belajar dan memahami
pola anak-anak dan mendorong mereka untuk berbagi pemikiran mereka.
5. Pentingnya Pengenalan Pola pada Anak TK
Pola lebih luas dari seriasi, bahkan gerakan atau suara yang berulang dapat disebut pola. Pola sangat penting karena tidak hanya berkaitan dengan
matematika, namun pola juga dapat dikaitkan dengan musik dan seni, seperti tepuk yang berulang. Menurut Reys, dkk 2012: 145 pola membantu anak dalam
30
mengembangkan strategi berfikir untuk mengetahui fakta-fakta dasar dan dalam mengembangkan berfikir aljabar. Selain itu, ketika anak tumbuh dewasa, dengan
pola pengalaman mereka dipercepat karena mereka menjelajahi grafik dan geometri.
Lebih lanjut Gordon Biddle Kimberly A., dkk 2014: 348 mengungkapkan bahwa:
“Pattern are ever present in the lives of young children. Although this skill is important for mathematical and science
understanding, it is also integrated into other domains and area of a child’s life, such as physical motor development with dancing
and other movement. Patterns and mathematics and art are related. The same basic pattern that underlie mathematics also
underlie visual and performing arts. Early childhood teacher can foster patterning skill skills with music. For instance, they can clap
a rhytmic pattern and have the young student repeat the same pattern”.
Berdasarkan pemaparan tersebut disebutkan bahwa keterampilan dalam membuat pola sangat penting untuk matematika dan pemahaman pengetahuan,
bahkan terintegrasi ke domain lain dan bidang kehidupan anak, seperti perkembangan fisik motorik. Selain itu, dijelaskan bahwa Guru PAUD dapat
memupuk keterampilan keterampilan pola dengan musik, misalnya, bertepuk tangan dengan ritme tertentu yang berulang.
Belajar pola mengajarkan anak untuk dapat memprediksi masa depan, menemukan hal-hal yang baru dan lebih mengerti dunia disekitar anak. Menurut
Smith, Susan Sperry 2009: 141, pola adalah salah satu bentuk cara untuk mengurutkan benda-benda berikutnya sesuai dengan urutannya. Salah satu cara
untuk mengenalkan pola pada anak usia dini dengan bahan pola yang konkret atau
31
nyata, misalnya dengan kancing baju, buah, sayur, dan lain sebagainya. Pola sangat penting untuk anak karena pola merupakan cara bagi anak usia dini untuk
mengenali ketertiban dan untuk mengatur dunia mereka dalam sehari-hari, misalnya saya bangun tidur mandi, pakai baju, sarapan pagi dan begitu seterusnya.
Senada dengan Smith, Elvina Lim Kusumo 2016, juga menyatakan bahwa mengenalkan pola sangat penting untuk anak prasekolah, hal ini
dikarenakan pola atau patterning merupakan dasar yang digunakan dalam mengenal konsep matematika lainnya. Pola dapat dengan mudah dikenalkan pada
anak karena dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya menurut Maman 2015, mengenalkan pola pada anak akan
tidak hanya akan mengembangkan kosakata matematika, namun juga membantu anak memahami banyak konsep matematika seperti simetri, urutan, menghitung,
operasi jumlah, pengumpulan data, dan perkiraan. Anak akan mendapat keuntungan tersendiri bila memiliki banyak pengalaman dalam hal penyortiran
dan pengelompokkan objekbenda dengan mengenal pola. Setelah anak mengenl dan membuat suatu pola, anak mulai melihat dan memahami bagaimana sesuatu
bekerja bersama-sama memiliki suatu hubungan. Dari pemamaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pola sangat penting
untuk dikenalkan pada anak dikarenakan dengan mengenal pola mengajarkan kita untuk dapat memprediksi masa depan, menemukan hal-hal yang baru dan lebih
mengerti dunia disekitar kita. Selain itu pola merupakan cara bagi anak usia dini untuk mengenali ketertiban dan untuk mengatur dunia mereka dalam sehari-hari.
Dengan mengenal pola anak akan memahami banyak konsep matematika, namun
32
pola tidak hanya berkaitan dengan matematika saja, ada juga bidang ilmu lainnya. Pola dapat dengan mudah dikenalkan pada anak karena dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
D. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian Skripsi Endah Retno Susanti Tahun 2014 Penelitian ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Mengenal Pola Melalui
Bermain Konstruktif Kelompok B2 TK ABA Playen I Gunung Kidul”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan mengenal pola anak. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal pola melalui bermain konstruktif kelompok B2 TK ABA Playen I Gunung Kidul.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Sementara metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan
metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B2 TK ABA Playen I Gunung Kidul yang
berjumlah 10 anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan 2 siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan mengenal pola anak kelompok B2 TK ABA Playen I dari pratindakan, siklus I dan
siklus II. Pada siklus I kemampuan mengenal pola anak yang berkriteria berkembang sangat baik meningkat sebesar 29,41. Pada Siklus II kemampuan
mengenal pola anak yang berkriteria berkembang sangat baik meningkat sebesar