3.6 Cara Kerja
1. Penyirihpenyuntil yang sesuai dengan kriteria inklusi diwawancarai dengan menggunakan kuesioner.
2. Penyirihpenyuntil diinstruksikan berkumur dengan air mineral aqua untuk membersihkan sisa-sisa kegiatan menyirihmenyuntil.
3. Permukaan oklusal gigi rahang atas dan rahang bawah dikeringkan dengan gulungan kapas dengan bantuan pinset.
4. Peneliti menilai besar derajat atrisi responden berdasarkan indeks keausan gigi Smith dan Knight
41
, pada permukaan oklusal gigi rahang atas dan rahang bawah dengan menggunakan kaca mulut dibantu dengan senter sebagai alat penerangan.
5. Data derajat atrisi gigi responden dimasukkan ke dalam tabel derajat atrisi. 6. Permukaan labial gigi dan bukal rahang atas dan rahang bawah dikeringkan
dengan gulungan kapas dengan bantuan pinset. 7. Peneliti menilai besar derajat abrasi responden berdasarkan indeks keausan
gigi Smith dan Knight
41
, pada permukaan labial gigi rahang atas dan rahang bawah dengan menggunakan kaca mulut dibantu dengan senter sebagai alat penerangan.
8. Data abrasi gigi dimasukan ke dalam tabel derajat abrasi gigi. 9. Data atrisi dan abrasi gigi diolah dan dianalisis.
3.7 Variabel Penelitian
Variabel Tergantung
- Atrisi gigi - Abrasi gigi
Variabel Bebas
- Lama menyirihmenyuntil - Frekuensi menyirihmenyuntil
- Komposisi menyirihmenyuntil - Umur penyirihpenyuntil
Variabel Terkendali
Perempuan penyirih suku Karo usia 30 – 60 tahun di Pasar Pancur Batu, Sumatera Utara
Variabel Tidak Terkendali
Berat bahan komposisi menyirihmenyuntil
3.8 Definisi Operasional
1. Menyirih adalah suatu proses mengunyah campuran bahan yang umumnya terdiri atas daun sirih, kapur, gambir, dan pinang.
2
2. Menyuntil adalah suatu proses menggosok-gosokkan gumpalan suntil dengan gerakan memutar pada permukaan gigi dan mukosa sebelah labial atau bukal.
3
3. Gumpalan suntil adalah komposisi menyirih ditambah dengan sejumlah tembakau, yang dikunyah kemudian digosok-gosokkan ke permukaan gigi dan mukosa
sebelah labial atau bukal.
9
Kegiatan menyuntil dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan menyirih.
4. Perempuan penyirihpenyuntil suku Karo adalah perempuan suku Karo yang masih melakukan kebiasaan menyirihmenyuntil sampai pada saat penelitian
dilaksanakan dengan lama menyirihmenyuntil minimal 2 tahun. 5. Atrisi gigi adalah hilangnya substansi gigi berupa keausan pada permukaan
oklusal gigi sebagai akibat proses pengunyahan dalam kegiatan menyirih.
31
Derajat atrisi dibagi atas derajat 0, 1, 2, 3, dan 4, berdasarkan indeks keausan gigi Smith dan Knight.
41
6. Abrasi gigi adalah hilangnya substansi gigi berupa keausan pada permukaan labial gigi sebagai akibat gesekan mekanis antara bahan menyuntil dengan permukaan
gigi.
43
Derajat abrasi dibagi atas derajat 0, 1, 2, 3 dan 4, berdasarkan indeks keausan gigi Smith dan Knight.
41
7. Lama menyirihmenyuntil adalah berapa lama responden telah melakukan kebiasaan menyirihmenyuntil sampai saat penelitian dilaksanakan.
8. Frekuensi menyirihmenyuntil adalah berapa kali responden mengganti campuran sirihsuntil dalam satu hari.
9. Komposisi menyirihmenyuntil adalah bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan menyirihmenyuntil.
10. Umur penyirihpenyuntil adalah umur responden saat penelitian dilakukan.
3.9 Alat