Hubungan Frekuensi Menyuntil dengan Derajat abrasi Gigi Hubungan Komposisi Menyuntil dengan Derajat Abrasi Gigi

100 80 2,5 20 100 97,5 20 40 60 80 100 120 Sekalihari Dua kalihari Tiga kalihari Tiga kalihari Jum la h pe nde ri ta a br a si Frekuensi menyuntill Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Tabel 6. Distribusi frekuensi resiko abrasi gigi berdasarkan lama menyuntil Lama Menyuntil Derajat Abrasi Total Derajat 1 Derajat 2 2 - 15 6 16,7 30 83,3 36 100 16 - 36 1 1,9 53 98,1 54 100 Total 7 7,8 83 92,2 90 100 X 2 = 6,609 df = 1 C = 0,262 p = 0,01 OR = 10,6 Uji Chi-Square, signifikan dengan p 0,05 Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,01 artinya ada hubungan yang signifikan antara lama menyuntil dengan derajat abrasi gigi. Nilai kontigensia sebesar 26,2. Diperoleh nilai odd ratio sebesar 10,6 yang berarti penyuntil dengan lama menyuntil 16 – 36 tahun mempunyai resiko terhadap abrasi gigi sebesar 10,6 kali dibandingkan dengan penyuntil dengan lama menyuntil 2 – 15 tahun.

4.3.2 Hubungan Frekuensi Menyuntil dengan Derajat abrasi Gigi

Grafik 6. Distribusi frekuensi derajat abrasi gigi berdasarkan frekuensi menyuntil Grafik 6 menunjukkan bahwa abrasi gigi derajat 2 semakin meningkat persentasenya seiring dengan meningkatnya frekuensi menyuntil; abrasi gigi derajat 1 semakin menurun persentasenya seiring dengan meningkatnya frekuensi menyuntil. Hal ini terjadi karena semakin tinggi frekuensi menyuntil, permukaan labial gigi akan semakin terkikis, yang menyebabkan abrasi gigi derajat 1 meningkat menjadi abrasi gigi derajat 2. Tabel 7. Distribusi frekuensi resiko abrasi gigi berdasarkan frekuensi menyuntil. Frekuensi Menyuntil Derajat Abrasi Total Derajat 1 Derajat 2 Satu - tiga kali per hari 5 50 5 50 10 100 Tiga kali per hari 2 2,5 78 97,5 80 100 Total 7 7,8 83 92,2 90 100 X 2 = 27,960 df = 1 C = 0,487 p = 0,001 OR = 39 Uji Chi-Square, signifikan dengan p 0,05 Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara frekuensi menyuntil dengan derajat abrasi gigi. Nilai kontigensia sebesar 48,7. Diperoleh nilai odd ratio sebesar 39 yang berarti penyuntil dengan frekuensi menyuntil tiga kalihari mempunyai resiko terhadap abrasi gigi sebesar 39 kali dibandingkan dengan penyuntil dengan frekuensi menyuntil satu – tiga kalihari. 10 7,1 90 92,9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tembakau, daun sirih, kapur, dan gambir Tembakau, daun sirih, kapur, gambir, dan pinang Jum la h pe nde ri ta a br a si Komposisi menyuntil Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3

4.3.3 Hubungan Komposisi Menyuntil dengan Derajat Abrasi Gigi

Grafik 7. Distribusi frekuensi derajat abrasi gigi berdasarkan komposisi menyuntil Grafik 7 menunjukkan bahwa abrasi gigi derajat 3 mengalami peningkatan persentase yang tidak signifkan seiring dengan penambahan pinang ke dalam komposisi menyuntil; abrasi gigi derajat 1 menurun persentasenya seiring dengan penambahan pinang ke dalam komposisi menyuntil; abrasi gigi derajat 3 tidak dijumpai pada kedua kelompok komposisi menyuntil. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara komposisi menyuntil dengan derajat abrasi gigi. Tabel 8. Distribusi frekuensi resiko abrasi gigi berdasarkan komposisi menyuntil Komposisi Menyuntil Derajat Abrasi Total Derajat 1 Derajat 2 Tembakau, daun sirih, kapur, dan gambir 2 10 18 90 20 100 Tembakau, daun sirih, kapur, gambir, dan pinang 5 7,1 65 92,9 70 100 Total 7 7,8 83 92,2 90 100 X 2 = 0,177 df = 1 C = 0,044 p = 0,674 OR = 1,444 Uji Chi-Square, tidak signifikan dengan p 0,05 21,7 5,4 100 78,3 94,6 100 20 40 60 80 100 120 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 Jum la h pe nde ri ta a br a si Umur penyuntil Tahun Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,674 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara komposisi menyuntil dengan derajat abrasi gigi. Nilai kontigensia sebesar 4,4. Diperoleh nilai odd ratio sebesar 1,444 yang berarti penyuntil dengan komposisi menyuntil tembakau, daun sirih, kapur, gambir, dan pinang mempunyai resiko terhadap abrasi gigi sebesar 1,444 kali dibandingkan dengan penyuntil dengan komposisi menyuntil tembakau, daun sirih, kapur, dan gambir.

4.3.4 Hubungan Umur dengan Derajat Abrasi Gigi