Pinang Komposisi Menyirih dan Menyuntil .1 Daun Sirih

2.2.3 Pinang

Pinang Areca catechu adalah pohon palem berbatang tunggal dan ramping yang dapat tumbuh sampai 30 m. Pinang dibudidayakan dari Afrika Timur dan Semenanjung Arab sampai ke Asia tropis dan dari Indonesia sampai ke Pasifik tengah dan New Guinea. Bijinya dikunyah sebagai stimulan pengunyahan sebesar 5 dari populasi dunia, membuatnya lebih populer daripada permen karet tapi tidak sepopuler tembakau. Pinang sering digunakan dalam ritual budaya atau sosial, dan dijumpai dalam upacara-upacara kebudayaan Asia dan Pasifik. 27 Pinang dapat digunakan secara sendiri maupun bersama dengan bahan lain seperti tembakau, kapur, gambir, dan bahan rempah-rempah lainnya, yang dibungkus dalam daun sirih dan disebut sebagai campuran sirih. Di India tengah popular produk olahan campuran sirih yang dikenal sebagai pan masala. Produk ini terdiri atas pinang, gambir, kapur, dan mungkin juga tembakau. 17 Kebiasaan mengunyah pinang telah diketahui berpotensi merusak kesehatan. Bukti-bukti selama 40 tahun terakhir, terutama dalam bentuk studi epidemiologi dan eksperimental skala besar menunjukkan bahwa bahkan ketika dikonsumsi tanpa menggunakan tembakau atau kapur, memiliki efek yang berpotensi berbahaya pada rongga mulut. Efek ini dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu efek yang mempengaruhi jaringan keras gigi, yang meliputi gigi, jaringan periodonsium, Gambar 3. A. Pohon pinang; B. Biji pinang. 28 dan sendi temporomandibular, dan efek yang mempengaruhi jaringan lunak, yaitu mukosa yang melapisi rongga mulut. 17 Ekstrak pinang diketahui bersifat sitotoksik dan genotoksik dan secara luas terlibat dalam perkembangan kanker mulut. 23 Air liur penyirih dilaporkan mengandung nitrosamin yang berasal dari alkaloid pinang. Kanker sel skuamosa oral adalah tumor ganas yang paling umum terjadi di Papua Guinea, tempat dimana praktek menyirih sangat luas. Hal serupa juga terjadi di bagian Asia Selatan dan Tenggara. 23 Arecoline, yang merupakan alkaloid cholinomimetic, adalah unsur utama dari pinang. Zat Ini memiliki efek diaphoretik yang kuat; merangsang kelenjar ludah, lakrimal, lambung, pankreas, usus, dan sel-sel mukosa saluran pernapasan; meningkatkan tonus otot dan pergerakan otot polos di seluruh tubuh; memperlambat denyut jantung; mengkonstriksi pupil mata, dan meniru aksi asetilkolin dalam tubuh. Penggunaan buah pinang dalam bentuk apapun tidak aman untuk kesehatan mulut. 23

2.2.4 Gambir