Efek Menyuntil Terhadap Abrasi Gigi

gigi yang tidak tepat, menggigit benda keras seperti pena, pensil atau gagang pipa, membuka pin rambut dengan gigi, dan menggigit kuku. Abrasi juga dapat disebabkan jepitan dari cangkolan gigi tiruan sebagian lepasan. Abrasi dapat terjadi pada penjahit yang memutuskan benang dengan gigi dan musisi yang memainkan alat musik tiup. 44

2.5.2 Efek Menyuntil Terhadap Abrasi Gigi

Menyuntil adalah suatu proses menggosok-gosokkan gumpalan suntil dengan gerakan memutar pada permukaan gigi dan mukosa sebelah labial atau bukal. 3 Gumpalan suntil adalah komposisi menyirih ditambah dengan sejumlah tembakau, yang dikunyah kemudian digosok-gosokkan ke permukaan gigi dan mukosa sebelah labial atau bukal. 9 Menyuntil telah dikaitkan dengan berbagai lesi rongga mulut. Lesi pada gigi dapat berupa abrasi gigi dan kehilangan tulang pada rahang. 18 Lesi pada mukosa dapat berupa melanosis, gingivitis ulseratif nekrosis akut, luka bakar dan keratotik, black hairy tongue, stomatitis nikotinik, erosi palatal, leukoplakia, displasia epitel, dan karsinoma sel skuamosa. 45 Menyuntil juga dapat menyebabkan resesi gingiva, penguningan gigi, stain, dan bau mulut kronis. 18 Abrasi dari kegiatan menyuntil biasanya terjadi pada permukaan vestibular, namun dapat juga pada permukaan oklusal jika tembakau dikunyah. Para penyuntil biasanya menempatkan tembakau antara gusi dan pipi atau di dalam pipi dan kemudian mengisapnya serta membuang jusnya. 46 Abrasi gigi sebagai akibat kebiasaan menyuntil dapat dipengaruhi oleh lamanya kebiasaan menyuntil, frekuensi menyuntil, dan konsistensi bahan menyuntil. Dalam penelitian ini, abrasi gigi yang diteliti adalah abrasi gigi yang terjadi pada permukaan labial, dimana dalam menentukan besar derajat abrasi gigi responden, peneliti menggunakan indeks keausan gigi Smith dan Knight, yang membagi derajat abrasi gigi ke dalam 5 derajat, yaitu: 41 - Derajat 0 = Tidak ada terjadi abrasi. - Derajat 1 = Terjadi abrasi sebatas enamel saja. - Derajat 2 = Terjadi abrasi sampai ke permukaan lapisan dentin. - Derajat 3 = Terjadi abrasi sampai ke lapisan dentin yang lebih dalam tanpa mengenai pulpa. - Derajat 4 = Enamel abrasi pada daerah labial sampai ke lapisan pulpa. Untuk memperjelas indeks abrasi gigi, peneliti telah membuat ilustrasi gambar indeks abrasi gigi pada gambar 8 berikut ini. Gambar 8. Indeks abrasi gigi. Keausan gigi merupakan hasil interaksi dari atrisi gigi, erosi gigi, abrasi gigi, dan abfraksi gigi, yang dapat terjadi dalam isolasi atau kombinasi. 41 Pemakaian jaringan keras yang berlebihan adalah masalah permanen yang terjadi pada semua kelompok umur yang dianggap sebagai bagian dari proses penuaan dan merupakan masalah bagi kedokteran gigi saat ini. 47 Atrisi dan abrasi gigi dapat bertindak secara independen maupun terkombinasi, yang sering terjadi selama dinamika aktivitas interoklusal. Dari perspektif bioteknologi, banyak mekanisme kombinasi aditif atau sinergis terjadi secara simultan, berurutan, atau bergantian, yang menjelaskan hilangnya jaringan keras gigi. 44 Secara klinis derajat abrasi gigi dapat dilihat pada gambar 9 berikut ini. Gambar 9. A. Abrasi gigi derajat 1; B. Abrasi gigi derajat 2; C. Abrasi gigi derajat 3; D. Abrasi gigi derajat 4. 48

2.6 Kombinasi Atrisi dan Abrasi Gigi Dalam Terjadinya Keausan Gigi