22 saat seseorang berusai 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi
degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan cairan sehingga hal tersebut
menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang. Berdasarkan hasil penelitian Collins dan OSullivan 2009
yang dilakukan pada 200 perempuan dan 132 laki-laki dengan jenis pekerjaan yang berbeda di Irlandia dan rentang umur antara
18-66 tahun, diperoleh keluhan pada tulang belakang, bahu dan bagian leher lebih banyak dialami pada pekerja yang muda
daripada pekerja yang tua. Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian Mathiowetz et al.
1985 dalam NIOSH 1997, diperoleh tidak ada hubungan antara munculnya keluhan MSDs dengan usia pekerja, hal tersebut
dibuktikan bahwa pada tangan pekerja yang sudah tua tidak mengalami penurunan kekuatan ototnya. Torell er al. [1988]
menemukan bahwa tidak ada hubungan antara keluhan MSDs dengan usia, akan tetapi mereka hubungan yang sangat kuat
antara beban kerja dengan kategori rendah, sedang, berat dengan gejala atau diagnosis MSDs.
b. Jenis Kelamin
Dalam pendesainan suatu beban tugas harus diperhatikan jenis kelamin pemakainya bahwa kekuatan otot wanita hanya 60
dari kekuatan otot pria, keluhan otot juga lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria Oborne, 1995.
23 Menurut Michael 2001 dalam hasil studinya menemukan
bahwa pekerja wanita memiliki asosiasi kuat dalam munculnya keluhan MSDs. Berdasarkan laporan yang diterimanya, pekerja
wanita mempunyai risiko lebih dari dua kali lipat.
c. Waktu Kerja
Penentuan waktu dapat diartikan sebagai teknik pengukuran kerja untuk mencatat jangka waktu dan perbandingan
kerja mengenai suatu unsur pekerjaan tertentu yang dilaksanakan dalam keadaan tertentu pula serta untuk menganalisa keterangan
itu hingga ditemukan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan itu pada tingkat prestasi tertentu.
Berdasarkan hasil studi mengenai keluhan MSDs pada supir bis yang dilakukan oleh Karuniasih [2009], diketahui bahwa
supir yang telah bekerjamengendarai lebih dari 2 jam merasakan pegal-pegal pada punggung dan leher.
d. Kebiasaan Merokok
Sama halnya dengan jenis kelamin, kebiasaan merokok pun masih dalam taraf perdebatan para ahli. Namun dari
penelitian oleh para ahli diperoleh bahwa meningkatnya frekuensi merokok akan meningkatkan keluhan otot yang dirasakan.
Meningkatnya keluhan otot sangat erat hubungannya dengan lama dan tingkat kebiasaan merokok. Risiko meningkat 20 untuk tiap
10 batang rokok per hari. Mereka yang telah berhenti merokok selama setahun memiliki risiko LBP sama dengan mereka yang
24 tidak merokok. Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas
paru-paru, sehingga kemampuannya untuk mengkonsumsi oksigen akan menurun. Bila orang tersebut dituntut untuk
melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah
Jeanie Croasmun. 2003. Sedangkan menurut Bustan 2000, kebiasaan merokok dibagi menjadi 4 kategori yaitu, kebiasaan
merokok berat 20 batanghari, sedang 10-20 batanghari, ringan 10 batanghari dan tidak merokok.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Annuals of Rheumatic Diseases
Croasmun, 2003 terhadap 13.000 perokok dan non perokok dengan rentang umur antara 16 s.d 64 tahun,
dilaporkan bahwa perokok memiliki risiko 50 lebih besar untuk merasakan MSDs. Hal ini dikarenakan efek rokok akan
menciptakan respon rasa sakit atau sebagai permulaan rasa sakit, mengganggu
penyerapan kalsium
pada tubuh
sehingga meningkatkan
risiko terkena
osteoporosis, menghambat
penyembuhan luka patah tulang serta menghambat degenerasi tulang.
e. Kesegaran Jasmani