Berdasarkan hasil uji statistik tabel 5.10 diperoleh p value 0,116 0,05 hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia pekerja
dengan keluhan MSDs. Tidak adanya hubungan dimungkinkan karena pekerja yang memiliki usia dibawah umur rata-rata untuk terkena keluhan
MSDs 31 tahun, lebih banyak yang bekerja dengan risiko pekerjaan ringan daripada risiko pekerjaan sedang dan juga lebih banyak yang memiliki masa
kerja dibawah rata-rata 7 tahun untuk mengalamai keluhan MSDs. Selain itu, banyak terdapat pekerja yang berumur dibawah usia rata-rata terjadinya
keluhan MSDs 31 tahun dan mengalami keluhan MSDs. Sebaliknya, terdapat pekerja yang berumur diatas usia rata-rata terjadinya keluhan MSDs
31 tahun akan tetapi tidak mengalami keluhan MSDs berat.
6.3.3. Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan MSDs
Masa kerja merupakan faktor risiko dari suatu pekerja yang terkait dengan lama bekerja. Dapat berupa masa kerja dalam suatu perusahaan dan
masa kerja dalam suatu profesi tertentu. Masa kerja merupakan faktor risiko yang sangat mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan risiko terjadinya
MSDs, terutama untuk jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan kerja yang tinggi.
Berdasarkan hasil analisis antara faktor masa kerja dengan keluhan MSDs di bagian Fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia menunjukkan bahwa
kelompok pekerja yang memiliki keluhan MSDs berat sebanyak 9,4 memiliki masa kerja rata-rata 170,3 bulan 14 tahun, sedangkan kelompok
dengan keluhan MSDs ringan sebanyak 77,3 memiliki masa kerja rata-rata
82 bulan 7 tahun. Lain halnya dengan kelompok pekerja dengan kategori tidak ada keluhan MSDs 13,3 memilki rata-rata masa kerja 36 bulan 3
tahun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan keluhan MSDs berbanding lurus dengan bertambahnya masa kerja. Hasil di atas sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Ohlssson et al 1989 bahwa keluhan MSDs akan semakin bertambah ketika masa kerja seseorang bertambah juga kejenuhan
baik secara fisik maupun secara psikis. Berdasarkan hasil uji statistik tabel 5.11 diperoleh p value 0,002
0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja pekerja dengan keluhan MSDs yang dialami mereka. Hasil yang sama didapatkan
dari penelitian yang dilakukan oleh Octarisya 2009 bahwa 66,7 pekerja yang memiliki masa kerja 15 tahun telah mengalami MSDs lebih berat
dibandingkan dengan mereka dengan masa kerja 15 tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat peningkatan keluhan MSDs semakin meningkat
ketika masa kerja seseorang semakin lama, karena semakin lama seseorang bekerja tentunya akan menerima risiko yang lebih besar jika dibandingkan
dengan pekerja yang baru. Hal ini dapat dimungkinkan perusahaan menerapkan program K3
terkait ergonomi baru pada pertengahan tahun 2008 safety ergonomic, sehingga pekerja itu cukup lama tidak mendapatkan program ergonomi dari
awal bekerja. Untuk memperkecil risiko keluhan MSDs pada pekerja, perusahaan dapat melakukan job rotation guna menghindari stress pada otot
tubuh akibat pekerjaan yang monoton.
6.3.4. Hubungan antara Indeks Masa Tubuh dengan Keluhan MSDs