20 rasa nyeri otot menetap. Berdasarkan hasil studi Susan et al.
2004, permasalahan ergonomi pada operator mesin dan assembler
adalah ketika tangan digunakan untuk menghidupkan mesin seperti mendorong tombol dan menekan panel,
menggenggam besi untuk membuka kotak, memegang benda atau pun alat kerja dengan ujung jari Susan, 2005.
2. Faktor Lingkungan
a. Getaran
Getaran dengan frekuensi yang tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini akan menyebabkan
peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akibatnya menimbulkan rasa nyeri otot NIOSH, 1997. Hal
yang sama ditemukan oleh John 2007 bahwa getaran yang berlebihan menyebabkan rasa sakit pada otot, sendi dan organ-
organ internal; menyebabkan mual dan trauma ke tangan, lengan, kaki dan kaki. Getaran diukur dengan arah, kecepatan dan
frekuensi pada tubuh.
b. Mikroklimat
Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja, sehingga gerakannya
menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot NIOSH, 1997.
Berdasarkan hasil penelitian John 2007, sebuah rentang suhu nyaman pada umumnya adalah 68-74 derajat Fahrenheit dan
21 dipengaruhi juga oleh beban kerja fisik dengan kelembaban antara
20 sampai 60 persen.
c. Pencahayaan
Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyek secara jelas dan tepat tanpa menimbulkan kesalahan.
Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan berusaha melihat dengan cara
membuka mata lebar-lebar. Intensitas cahaya untuk membaca sekitar 300-700 lux, pekerjaan di kantor 400-600 lux, pekerjaan
yang memerlukan ketelitian 800-1200 lux dan pekerjaan di gudang 80-170 lux NIOSH, 1997.
Berdasarkan hasil penelitian Spinger 2007, diperoleh bahwa mengurangi cahaya silau di tempat kerja dapat
meningkatkan produktifitas sebanyak 7, sehingga ketika seseorang bekerja di depan komputer dapat bertahan hingga 8
– 12 jam.
3. Faktor Pekerja
a. Usia
Menurut Oborne [1995] keluhan otot skeletal biasanya dialami seseorang pada usia kerja yaitu 24-65 tahun. Keluhan
pertama biasa dialami pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Sedangkan
menurut Bridger [2003], sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi di
22 saat seseorang berusai 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi
degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan cairan sehingga hal tersebut
menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang. Berdasarkan hasil penelitian Collins dan OSullivan 2009
yang dilakukan pada 200 perempuan dan 132 laki-laki dengan jenis pekerjaan yang berbeda di Irlandia dan rentang umur antara
18-66 tahun, diperoleh keluhan pada tulang belakang, bahu dan bagian leher lebih banyak dialami pada pekerja yang muda
daripada pekerja yang tua. Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian Mathiowetz et al.
1985 dalam NIOSH 1997, diperoleh tidak ada hubungan antara munculnya keluhan MSDs dengan usia pekerja, hal tersebut
dibuktikan bahwa pada tangan pekerja yang sudah tua tidak mengalami penurunan kekuatan ototnya. Torell er al. [1988]
menemukan bahwa tidak ada hubungan antara keluhan MSDs dengan usia, akan tetapi mereka hubungan yang sangat kuat
antara beban kerja dengan kategori rendah, sedang, berat dengan gejala atau diagnosis MSDs.
b. Jenis Kelamin