Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa sikap masyarakat etnis Tionghoa cenderung lebih mengutamakan faktor material makanan dari faktor kesehatan,
mengingat latar belakang kedatangan mereka ke Indonesia yang saat itu dilanda kelaparan di negerinya sendiri. Hal ini menciptakan sebuah nilai budaya yang unik
dalam bidang kesehatan. Setiap kali bertemu, masyarakat Tionghoa umumnya bertanya “sudah makan atau belum”. Berbeda dengan masyarakat etnis Jawa yang
lebih mengutamakan faktor kesehatan sehingga setiap bertemu, lebih cenderung mempertanyakan “sehat apa tidak” Wahid, 2006.
2.6.8 Persepsi
Ada banyak definisi tentang persepsi sebagaimana yang dikemukakan para ahli. Atkinson 1991, menyatakan bahwa persepsi timbul karena adanya respons
terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus masuk kedalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui
proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi. Definisi yang hampir sama dikemukakan oleh Gibson 1986. Menurut Gibson persepsi mencakup penerimaan
stimulus input, pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi prilaku dan
membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya Notoatmodjo, 2005.
Persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan sangat cepat dan terkadang tidak kita sadari, dimana kita mengenali stimulus yang kita terima. Persepsi
Universitas Sumatera Utara
yang kita miliki dapat mempengaruhi tindakan kita. Menurut Robbin 2003, yang dikutip Notoatmodjo 2005, mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana
seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk memberikan makna terhadap lingkungannya.
Menurut Anderson yang dikutip Notoatmodjo 2003, persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang dalam memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Persepsi termasuk dalam faktor predisposisi predisposing factors, karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap
individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang
berbeda-beda. 2.6.9
Solidaritas Komunal
Salah satu karakteristik masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah memiliki solidaritas komunal yang tinggi sehingga menyebabkan sulitnya proses pembauran
etnis. Hal ini terlihat dari sikap mereka yang menganggap dirinya sebagai pihak luar sehingga nasionalismenya sangat diragukan untuk mendorong proses pembauran.
Sehingga tidak ada pilihan lain mereka selain untuk bertahan dengan solidaritas komunal mereka sebagai kelompok minoritas yang tertindas Ihromi, 1999.
Demikian juga dalam penggunaan bahasa, walaupun mereka menjalankan integrasi lokal dalam beberapa kehidupan keseharian etnis Cina, terutama yang belum
atau tidak melakukan pernikahan asimilasi dengan pihak pribumi, tetapi mereka tetap mempertahankan kemampuan baca dan berbicara bahasa Mandarin dan atau Kanton.
Universitas Sumatera Utara
Etnis Cina yang tidak atau belum berasimilasi melalui perkawinan dengan kaum pribumi, biasanya hanya mengambil kebiasaan-kebiasaan budaya lokal terutama
dalam hal makanan Ihromi, 1999. 2.7
Landasan Teori
Menurut Anderson yang dikutip Notoatmodjo 2003, bahwa faktor-faktor yang menentukan pemanfaatan pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu: 1.
Karakteristik Predisposisi predisposing characteristics, karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai
kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam
ciri-ciri: a
Demografi umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah keluarga b
Struktur Sosial tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, kesukuan, agama, tempat tinggal
c Sikap, keyakinan, persepsi, pandangan individu terhadap pelayanan
kesehatan. 2.
Karakteristik pendukung enabling characteristics, karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk
menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak akan bertindak menggunakannya, kecuali jika ia mampu untuk menggunakan. Penggunaan
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kesehatan yang ada tergantung kemampuan konsumen untuk membayar. Termasuk dalam karakteristik ini adalah: sumber keluarga
pendapatan keluarga, cakupan asuransi kesehatan, dan pembiayaan pelayanan kesehatan, keterjangkauan, dan tarif.
3. Karakteristik kebutuhan need characteristics, faktor predisposisi dan faktor
yang memungkinkan untuk mencapai pengobatan dapat terwujud di dalam tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan.
2.8 Kerangka Konsep