e Peningkatan pengawasan dan disiplin terhadap tata tertib sekolah. f Mengadakan identifikasi dan bimbingan mengenahi bakat, minat dan
penyalurannya. g Melatih dan membiasakan anak untuk dapat bekerja sama, berorganisasi
dengan bimbingan guru melalui organisasi sekolah, misalnya OSIS dan lainnya.
3. Pembinaan Pendidikan Non formal Pembinaan-pembinaan kemasyarakatan dimaksudkan untuk mengisi waktu
senggang dengan kegiatan yang bermanfaat. Hal itu dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan pendidikan kepramukaan, penyuluhan mental agama, pendidikan
ketrampilan, pembinaan olahraga, usaha-usaha perluasan perpustakaan, palang merah remaja, dan lain sebagainya.
b. Tindakan Represif
Yaitu tindakan untuk menahan kenakalan remaja seringan mungkin atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat. Ruang lingkup
tindakan reresif meliputi: 1 Razia terhadap tempat-tempat atau barang-barang yang dapat dijadikan tempat
atau alat berbuat nakal oleh para remaja. 2 Penyidikan atau pengusutan dan pemeriksaan terhadap remaja yang berbuat
nakal. 3 Penahanan sementara untuk kepentingan pemeriksaan dan perlindungan bagi
remaja.
4 Penuntutan peradilan terhadap perkara yang melanggar.
c. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini merupakan pembinaan khusus untuk memecahkan dan menanggulagi problema kenakalan remaja. Pembinaan khusus memberikan kesan
yang baik, bahwa seorang remaja itu di perbaiki dan diberikan dorongan, kesempatan dan fasilitas untuk menjadi baik kembali sesudah melakukan sesuatu
yang dianggap tidak wajar atau tercela. Pembinaan khusus diartikan sebagai kelanjutan usaha atau daya upaya untuk
memperbaiki kembali sikap dan tingkah laku remaja yang melakukan kenakalan
dengan tujuan agar remaja tersebut kembali memperoleh kedudukannya yang layak di tengah-tengah pergaulan sosial dan berfungsi secara wajar.
Prinsip-prinsip dan pembinaan khusus ini adalah: 1 Sedapat mungkin dilakukan di tempat orang tua walinya
2 Kalau dilakukan oleh orang lain hendaknya orang lain itu berfungsi sebagai orang tua atau walinya.
3 Kalau di sekolah atau asrama, hendaknya di usahakan agar tempat itu berfungsi sebagai rumahnya sendiri.
4 Dimanapun remaja itu di tempatkan, namun hubungan kasih sayang dengan orang tua atau familiynya tidak boleh diputuskan.
5 Remaja itu harus dipisahkan dari sumber pengaruh buruk. Adapun proses pembinaan khusus adalah:
1 Tahap pertama sebagai persiapan ialah dengan menanamkan pengertian
pemberian bimbingan dan nasehat psikologis pedagogis. 2 Tahap pengendalian kesadaran yaitu dengan menanamkan secara terus
menerus pendidikan agama atau pendidikan mental dan budi pekerti yang baik dan bermanfaat.
3 Tahap penambahan pengetahuan yaitu dengan pemberian kecakapan dan keterampilan serba guna.
4 Tahap penyaluran dan pengarahan yaitu dikembalikan kepada lingkungan semula dan kepada pergaulan sosial yang lebih baik.
5 Tahap pengawasan yaitu setelah remaja dikembalikan kedalam lingkungan pergaulan sosial yang lebih luas, perlu adanya pengawasan-pengawasan.
Dari uraian diatas dapatlah diketahui bahwa problema kenakalan remaja dapat ditanggulangi, baik secara preventif, represif, maupun kuratif dan rehabilitasi.
Pada setiap tindakan preventif, represif, maupun kuratif, pendidikan agama selalu dibutuhkan dan digunakan, karena pendidikan agama dan penciptaan suasana
yang sesuai dengan nilai-nilai agama adalah alat yang ampuh untuk membentengi para remaja yang jatuh ke jurang kenakalan yang membahayakan. Demikian juga
peran keluarga yang dalam hal ini adalah orang tua.
C. Kerangka Berfikir Ketika mendidik anak dalam lingkungan keluarga yang baik, ditambah
dengan pengetahuan dan penambahan agama pada diri anak tinggi, dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka secara bertahap
pendidikan agama dari orang tua akan membentuk pribadi yang mencegah anak untuk melakukan hal-hal yang menyimpang.