Fungsi Keluarga Pendidikan Agama dalam Lingkungan Keluarga

4. Fungsi Pendidikan, yaitu keluarga sejak dulu merupakan institusi pendidikan dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di masyarakat. Sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak. 5. Fungsi Rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat atau medan rekreasi bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi ketenangan dan kebahagiaan. 6. Fungsi Keagamaan, yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan, upacara dan kaidah agama bagi para anggotannya, disamping peran yang dilakukan institusi agama. Faktor ini penting artinya bagi penanaman jiwa agama pada anak. 7. Fungsi Perlindungan, yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat, dan melindungi anak, baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini banyak dilakukan oleh badan-badan sosial, seperti anak yatim piatu, anak-anak nakal, perusahaan Asuransi, dan lain-lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, secara garis besar keluarga memiliki dua fungsi, yaitu fungsi umum dan fungsi khusus. Secara khusus keluarga mempunyai fungsi memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar agama dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial, dan pandangan hidup yang diperlukan anak untuk dapat berperan dan berguna baik dalam keluarga maupun di masyarakat. Sedangkan fungsi keluarga secara umum memberikan peran strategis pada individu untuk mengembangkan diri sesuai dengan kapasitas para anggota keluarga tersebut. Adapun peran orang tua sebagai individu sekaligus anggota keluarga sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak, karena orang tua adalah panutan dan cermin yang pertama kali yang mereka lihat dan mereka tiru sebelum mereka berpaling kepada lingkungan sekitarnya. Pendidikan yang menjadi tanggung jawab orang tua menurut Zakiyah Daradjat dan kawan kawan sekurang-kurangnya dalam bentuk sebagai berikut. 18 18 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta Bulan Bintang, 1996, Cet 2, h.38 a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggungjawab setiap orang tua dan meruakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia b. Melindungi dan menjamin keselamatan , baik jasmani maupun rohanidari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupandari tujuan hdupsesuai dengan falsafah hidup dan agama yang dianutnya. c. Memberi pengajaran dalam arti luas sehngga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungin yang dapat dicapainya. d. Membahagiaan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim. Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak hanya dalam bentuk pendidikan jasmani seperti ditekankan ‘Ulwan, tetapijuga dalam bentuk rohani yang dirinci oleh Zakiah Daradjat. Menurut ‘Ulwan meskipun dari segi hokum bagi orang tua menekankan pendidikan jasmani, tetapi dari segi kepentingan pendidikan bagi anak tidak mengutamakan satu bentuk pendidikan diatas pendidikan laiannya. Dalam bukunya Tarbiyah al-Aulad fi al-Islam Pendidikan Anak dalam Islam, ia merinci bidang-bidang pendidikan anak sebagai berikut: 19 a. Pendidikan keimanan antara lain: dengan menanamkan tauhid kepada Allah dan kecintaan kepada Rasulullah, mengajarai hokum-hukum halal dan haram, membiasakan beribadah sejak berusia tujuh tahun, dan menorong untuk suka membaca Alqur’an b. Pendidikan Akhlak, antara lain dengan menanamkan dan membiasakan kepada anak sifat-sifat terpuji, serta menghindarkan dari sifat-sifat tercela c. Pendidikan jasmani, antara lainmemperhatikan gizi anak, melatihnya berolahraga, serta mengajarkan cara-cara hidup sehat. d. Pendidikan intelektual, antara lain dengan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak dan memberinya kesempatan untuk menuntut ilmu seluas dan setinggi mugkin. e. Pendidikan Psikis, antara lain dengan menghilangkan geajala-gejala penakut, rendah diri, malu-malu, dengki, serta sikap adil kepada anak. f. Pendidikan seksual, anatara lain dengan membiasakan anak agar selalu meminta izin ketika memasuki kamar orang tua dan menghindarkan dari hal- hal yang pornografis. 19 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu,1999, Cet.1, h.88

5. Pentingnya Pendidikan Agama dalam Keluarga

Keluarga merupakan satuan hidup bersama yang pertama dikenal oleh anak. Oleh karena itu keluarga disebut sebagai “Primary Community”, yaitu sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga disebut sebagai lingkungan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dan keluarga disebut sebagai lingkungan pendidikan yang utama karena sebagian besar hidup anak berada dalam keluarga, maka pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah didalam keluarga. 20 Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang primer dan fundamental sifatnya. Disitulah anak dibesarkan, memperoleh penemuan-penemuan dan belajar yang memungkinkan dirinya untuk perkembangan lebih lanjut. Disitu pulalah anak pertama-tama akan mendapat kesempatan menghayati pertemuan-pertemuan dengan sesama manusia bahkan memperoleh perlindungan yang pertama. 21 Agama dan Pendidikan bisa mempengaruhi kelakuan seseorang yang pada hakikatnya ditimbulkan oleh norma dan nilai yang berlaku dalam keluarga, yang diturunkan melalui pendidikan orang tua terhadap anak mereka. Tidak mengherankan jika nilai-nilai yang dianut oleh orang tua akhirnya dianut juga oleh anaknya. Tidak mengherankan kalau ada pendapat segala sifat negatif yang ada pada anak sebenarnya ada pula pada orang tuanya, bukan semata-mata karena faktor bawaan atau keturunan, akan tetapi karena proses pendidikan. 22 Pendidikan agama merupakan bagian dari pendidikan yang memiliki peran penting dalam kehidupan, apalagi akhir-akhir ini banyak sekali terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh anak, khususnya remaja. Keadaan seperti ini bila berlangsung terus-menerus akan mempengaruhi perkembangan kepribadiannya, sehingga memungkinkan sikap dan cara berfikirnya lepas dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku, bahkan 20 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan… h.14-15 21 Ary-H. Gunawan, Kebijakan-kabijakan Pendidikan …..,h.101 22 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Cet.8 h.114 cenderung meremehkan agama. Untuk mengatasi hal tersebut maka dituntut adanya perhatian dan tanggung jawab dari tri pusat pendidikan, khususnya lingkungan keluarga. Banyak alasan pendidikan agama dalam lingkungan keluarga dipandang penting. Pendidikan ditempat-tempat pendidikan lainnya, seperti sekolah, rumah ibadah, ataupun masyarakat frekuensinnya rendah. Pendidikan agama di rumah ibadah hanya berlangsung sebentar, begitu pula di masyarakat dan sekolah yang hanya berlangsung beberapa jam saja dalam seminggu. 23 Seringkali orang menyangka bahwa pendidikan agama dalam keluarga, adalah pemberian pelajaran agama pada anak. Tapi anggapan seperti itu kurang tepat, karena yang dimaksud adalah pembinaan pribadi anak sedemikian rupa, sehingga segala tindak tanduknya didalam hidup, sesuai dengan ajaran islam. 24 Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan orang tua dalam pemberian pendidikan agama Islam dirumah, diantaranya: a. Pendekatan Pengalaman Penendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan pada anak dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dalam islam penyemaian rasa agama dimulai sejak pertemuan ibu dan bapak yang membuahkan janin dalam kandungan. Pada saat anak lahir terdapat kewajiban yang dibebankan orang tua, misalnya mulai dengan mengadzankannya, sesudah itu mendidik dam memperlakukannya sesuai dengan ajaran Islam. Semua itu merupakan pendidikan agama yang mendasar dalam jiwa anak. b. Pendekatan pembiasaan Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi. Dengan pembiasaan pendidikan memberikan kesempatan pada anak agar terbiasa mengamalkan ajaran agamanya. 23 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, Cet.6 h.134 24 Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, Cet.4 h.86

Dokumen yang terkait

ANALISIS TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN11 TANGERANG SELATAN

0 3 108

Pengaruh bimbingan konseling Agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di SMA negeri 3 Kota Tangerang selatan

6 51 146

Pengaruh pendidikan agama islam dalam keluarga terhadap perkembangan jiwa remaja" (kasus di majlis ta'lim baitul makmur rt 01 kelurahan ketapang tangerang)

0 6 106

Pengaruh Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan

0 5 91

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGELOLAAN KENAKALAN REMAJA Peran Guru Bimbingan Konseling Dan Guru Pendidikan Agama Dalam Pengelolaan Kenakalan Remaja Di SMA Negeri 1 Ngadirojo Pacitan.

0 1 11

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGELOLAAN KENAKALAN REMAJA Peran Guru Bimbingan Konseling Dan Guru Pendidikan Agama Dalam Pengelolaan Kenakalan Remaja Di SMA Negeri 1 Ngadirojo Pacitan.

0 2 22

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 1 15

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20072008

0 0 19

View of PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA

0 1 14