Gaya Bahasa Unsur-unsur Intrinsik Novel
hubungan pengarang dengan suatu masyarakat dan kaitannya dengan pembaca. Kedua, sastra sebagai cermin masyarakat. Hal ini berkaitan sedekat
apa hubungan sastra dalam mencerminkan keadaan masyarakat. Konsep cerminan ini tentu saja berbeda karena keadaan masyarakat sebenarnya tidak
akan sama dengan penggambaran dalam karya sastra karena pandangan dunia pengarang. Cerminan di sini hanya sebatas keadaan masyarakat yang
digambarkan pengarang atau mempresentasikan semangat zamannya. Ketiga adalah fungsi sosial sastra. Hal ini berkaitan dengan sejauh mana nilai sastra
berkaitan dengan nilai sosial dan sejauh mana sastra dipengaruhi oleh nilai sosial. Sastra berfungsi sebagai perombak dan mengajarkan nilai dengan cara
menghibur. Akhirnya, sastra memiliki nilai sosial, yaitu berperan dalam terjadinya proses perubahan sosial.
44
Hal senada diungkapkan Sapardi Djoko Damono dalam Heru Kurniawan mengenai relasi sosiologi dan sastra. Relasi pertama dimediasi oleh
pengarang. Pikiran dan perasaan pengarang selalu merepresentasikan pandangannya terhadap kondisi sosial masyarakat di tempat pengarang
tinggal. Pandangan dunia dalam karya sastra muncul sebagai nilai-nilai yang terbentuk dalam diri pengarang sebagai konsekuensi di kehidupan
bermasyarakat. Pengarang memotret anggota dan kehidupan masyarakat sesuai dengan pandangan dan ideologinya. Hal ini yang menegaskan bahwa
pengarang merupakan faktor utama dalam dunia yang digambarkan dalam sastra karena pengarang merupakan bagian dari anggota masyarakat.
45
Relasi kedua dimediasi oleh fakta sastra. Sastra merepresentasikan kehidupan yang dibangun lewat kata-kata. Kehidupan yang berupa
peristiwa-peristiwa terbentuk dengan bantuan aspek tokoh, tempat, dan latar yang menjadi padu. Meskipun sastra merupakan hasil rekaan, peristiwa yang
ada dalam karya sastra merupakan relasi dengan kondisi sosial masyarakatnya.
Dunia rekaan
hanyalah desain
pengarang untuk
44
Heru Kurniawan, op. cit., h. 11.
45
Ibid., h. 6