2.4.5 Pengaruh Frekuensi Pertemuan Komite Audit terhadap Konservatisme
Akuntansi
Frekuensi pertemuan komite audit yang rutin diperlukan guna meningkatkan efektifitas dari komite audit dalam melaksanakan peran pengawasan atas proses
pelaporan keuangan dan pengendalian internal. Pertemuan yang teratur dan terkendali dengan baik akan membantu komite audit dalam memeriksa akuntansi berkaitan
dengan sistem pengendalian internal, lebih objektif, dan lebih mampu menawarkan kritik dalam hubungannya dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh
manajemen Porter dan Gendall, 1993 dalam Rahmat et al., 2008. Dengan dilakukannya pertemuan secara rutin, komite audit dapat mencegah dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan oleh manajemen yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan serta pertemuan rutin ini dilakukan agar
komite audit mampu dengan cepat menentukan langkah apa yang harus diambil ketika dalam melakukan tugasnya menemui masalah.
Menurut teori keagenan yang menyatakan bahwa dalam sebuah entitas akan ada benturan kepentingan yang terjadi antara principal dan management, dan untuk
mengatasi masalah benturan kepentingan maka diperlukanlah kontrak yang biasanya menggunakan angka – angka akuntansi yang dinyatakan dalam laporan keuangan. Oleh
karena itu komite audit yang merupakan organ dari corporate governance dirasa bisa memberikan angin segar bagi para pihak principal dan management dimana komite
audit sebagai komite yang dapat memastikan bahwa pihak manajemen perusahaan akan
menjalankan tugas yang diberikan dengan baik dan benar sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
Komite audit merupakan badan yang bertugas untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum akan membuat para principal lebih tenang karena para principal telah mendelegasikan kontrak yang berupa angka – angka dan laporan keuangan sebagai
dasarnya dan pihak komite audit yang menjamin bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan sumber
daya yang ada pada perusahaan akan digunakan sebaik mungkin. Pihak management dirasa juga akan merasa lebih tenang karena pihak komite audit sebagian besar bukan
merupakan para pemegang saham yang dapat diartikan bahwa komite audit dapat meredam sikap terlampau optimis para pemegang saham sehingga tekanan yang
diberikan oleh para pemegang saham akan berkurang. Untuk memastikan tugas yang diemban oleh komite audit berjalan dengan baik,
maka komite audit haruslah mengadakan pertemuan sebagai sarana evaluasi kinerja. Oleh karena itu frekuensi pertemuan komite audit akan mempunyai pengaruh yang
signifikan dalam penerapannya konsep konservatisme yang digunakan oleh perusahaan. Sikap komite audit yang bisa dirasa mampu membuat pihak pemegang
saham dan manajemen merasa nyaman dan diuntungkan inilah yang merupakan cerminan dari teori keagenan dimana komite audit menguntungkan para pihak
pemegang saham dengan cara melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen apakah telah sesuai dengan peraturan yang berlaku
ataukah belum. Dan dilain sisi pihak manajemen merasa diberikan kenyamanan dan keuntungan karena pihak komite audit dirasa mampu meredam sikap yang terlampau
optimis dari para pemegang saham. Demi untuk mewujudakan apa yang diharapkan oleh pihak pemegang saham
dan pihak manajemen yang sesuai dengan perwujudan dari teori keagenan, maka pertemuan rutin yang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan evaluasi dan
pengawan terhadap pihak manajemen yang mana hal ini akan membantu meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan. Dengan tingginya kualitas
laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan yang menggunakan metode konservatisme akuntansi, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa tingkat konservatisme
akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan juga tinggi. Berdasarkan penjelasan tentang frekuensi pertemuan komite audit pada
perusahaan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5 : Frekuensi pertemuan komite audit secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap konservatime akuntansi.
2.4.6 Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi