bekerja secara maksimal dikarenakan kurangnya sumber informasi yang dimiliki oleh perusahaan.
4.2.4. Pengaruh Kompetensi Dewan Komisaris Terhadap Konservatisme Akuntansi
Kompetensi dewan komisaris dari hasil penelitian memiliki t hitung sebesar 2.669 dan nilai signifikansi sebesar 0.009. Nilai signifikansi yang dimiliki oleh
kompetensi dewan komisaris sebesar 0.009
α
0.05. Hal ini menunjukan bahwa variabel kompetensi dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini didukung oleh teori shareholder yang menjelaskan bahwa
tanggung jawab yang paling mendasar dari para manajemen adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai value dari pemegang saham shareholder.
Pemegang saham dalam mengawasi kinerja perusahaan membentuk sekelompok orang yang dipilih atau ditunjuk untuk mengawasi kegiatan yang terjadi pada suatu
perusahaan, dimana sekelompok orang yang dipilih tersebut bertugas untuk mengawasi kinerja dari pihak manajemen apakah pihak manajemen telah melaksanakan
tanggungjawab utamanya kepada pemagang saham dalam meningkatkan value pemegang saham ataukah pihak manajemen belum melaksanakan tanggungjawab yang
telah diberikan kepada pihak manajemen tersebut. Sekelompok orang yang dipilih oleh pihak pemegang saham untuk mengawasi kegiatan dari suatu perusahaan tersebut
adalah dewan komisaris.
Dewan komisaris adalah sekelompok orang yang dibentuk oleh pemegang saham yang juga merupakan seorang pegawai, petugas, pemegang saham utama, atau
seseorang yang berhubungan dengan organisasi perusahaan tersebut. Dewan komisaris adalah sekelompok orang yang mewakili kepentingan dari para pemegang
saham, dan terkadang memiliki pengetahuan yang dalam atas kinerja, keuangan, penguasaan pangsa pasar dari organisasi tersebut.
Dewan komisaris merupakan suatu badan atau dewan yang sebagian besar merupakan anggota dari pemegang saham utama yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasehat kepada direksi, dewan komisaris yang efektif dalam melakukan
tugasnya akan mengurangi kesalahan atau kelalaian, sehingga efektifitas dari dewan komisaris sebagai suatu mekanisme pengawasan, akan menentukan efektifitas dari
penerapan corporate governance. Dewan komisaris sebagai organ corporate governance perusahaan yang memiliki fungsi pengawasan dan memberikan nasihat
yang mencakup tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara harusalah memiliki kompetensi dibidang akuntansi dan keuangan yang baik
untuk memastikan tugas yang diemban berjalan dengan baik. Oleh karena itu kompetensi dewan komisaris akan mempunyai pengaruh yang signifikan dalam
penerapannya konsep konservatisme yang digunakan oleh perusahaan. Penelitian ini menggambarkan bahwa hasil statistik deskriptif menunjukan
bahwa variabel kompetensi dewan komisaris tergolong rendah. Walaupun tergolong rendah kompetensi dewan komisaris dianggap sangat berpengaruh karena kompetensi
merupakan elemen yang sangat penting dalam dewan komisaris. Pengaruh kompetensi dewan komisaris menunjukan bahwa kompetensi dewan komisaris berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi, yang mana semakin banyak atau semakin besar para anggota dari dewan komisaris yang memiliki keahlian dan pengalaman dibidang
akuntansi dan keuangan, maka semakin tinggi pula tingkat konservatisme akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Kompetensi yang dimiliki oleh dewan komisaris
sangat penting untuk perusahaan dalam mewujudkan good corporate governance yang baik. Dengan adanya good corporate governance yang baik maka prinsip
konservatisme akuntansi yang diterpakan oleh perusahaan akan berjalan baik pula. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kompetensi yang dimiliki dewan komisaris
merupakan sebuah elemen yang harus ada dalam memenuhi prinsip – prinsip dasar dewan komisaris dimana anggota dari dewan komisaris haruslah profesional dan
anggota dewan komisaris harus melakukan fungsi pengawasan serta dewan komisaris harus memberikan nasihat yang mencakup tindakan pencegahan, perbaikan, sampai
kepada pemberhentian sementara. Dengan adanya prinsip – prinsip tersebut maka anggota dari dewan komisaris haruslah memiliki kompetensi dan pengalam yang baik
dalam bidang akuntansi dan keuangan.
4.2.5. Pengaruh Frekuensi Pertemuan Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi