ataukah belum. Dan dilain sisi pihak manajemen merasa diberikan kenyamanan dan keuntungan karena pihak komite audit dirasa mampu meredam sikap yang terlampau
optimis dari para pemegang saham. Demi untuk mewujudakan apa yang diharapkan oleh pihak pemegang saham
dan pihak manajemen yang sesuai dengan perwujudan dari teori keagenan, maka pertemuan rutin yang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan evaluasi dan
pengawan terhadap pihak manajemen yang mana hal ini akan membantu meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan. Dengan tingginya kualitas
laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan yang menggunakan metode konservatisme akuntansi, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa tingkat konservatisme
akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan juga tinggi. Berdasarkan penjelasan tentang frekuensi pertemuan komite audit pada
perusahaan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5 : Frekuensi pertemuan komite audit secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap konservatime akuntansi.
2.4.6 Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi
Selaras dengan frekuensi pertemuan komite audit, ukuran dari komite audit juga merupakan elemen yang penting dari karakteristik komite audit. Ukuran komite audit
yang memadai akan membantu kinerja dari komite audit itu sendiri menjadi lebih efektif dalam melakukan pengendalian dan pemantauan atas kegiatan pengelolaan
perusahaan. Ukuran komite yang lebih besar menyebabkan adanya pertukaran
pengetahuan dan informasi Tao dan Hutchinson, 2011. Jumlah anggota komite audit disesuaikan besar-kecilnya dengan perusahaan dan tanggung jawab. Menurut Wallace
dan Zinkin 2005 rentang yang efektif adalah sebesar tiga sampai enam orang. Teori keagenan yang menyatakan bahwa dalam sebuah entitas akan ada
benturan kepentingan yang terjadi antara principal dan management, dan untuk mengatasi masalah benturan kepentingan maka diperlukanlah kontrak yang biasanya
menggunakan angka – angka akuntansi yang dinyatakan dalam laporan keuangan. Dimana komite audit dirasa dapat mampu menjadi sebuah badan yang dapat
memberikan keuntungan kepada pihak pemegang saham dengan cara memastikan bahwa pihak manajemen telah menjalankan kontrak – kontrak yang dinyatakan dalam
laporan keuangan dengan baik dan pihak manajemen dengan cara mengurangi tekanan yang telah diberikan kepada pihak pemegang saham yang terlampau optimis bahwa
perusahaan akan terus – menerus mendapat keuntungan yang besar. Demi mewujudkan apa yang diingikan oleh pihak pemegang saham dan pihak
manajemen yang sesuai dengan perwujudan dari teori keagean, maka komite audit haruslah memiliki ukuran yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hubungan antara
ukuran komite audit dengan konservatisme akuntansi adalah semakin besar ukuran komite audit yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka akan menyebabkan
adanya pertukaran pengetahuan dan informasi yang lebih besar sehingga menyebabkan anggota komite audit memiliki banyak informasi dan pengetahuan yang berguna bagi
komite audit dalam melakukan pengendalian dan pemantauan atas kegiatan pengelolaan perusahaan, yang mana hal ini akan membantu meningkatkan kualitas
laporan keuangan perusahaan. Dan dengan tingginya kualitas laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan yang menggunakan metode konservatisme akuntansi, maka
bisa ditarik kesimpulan bahwa tingkat konservatisme akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan juga tinggi.
Berdasarkan penjelasan tentang ukuran komite audit yang dimiliki perusahaan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Ukuran komite audit secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
2.4.7 Pengaruh Kompetensi Komite Audit Terhadap Konservatisme Akuntansi