permohonan keluar sektor tertinggi, sekitar 5 dari jumlah murid di sektor sekolah mereka DE Vaulx-en-Velin, 2008. Sementara sekolah-sekolah di pusat
kota adalah tujuan utama para pemohon dérogation, lebih dari 4 dari total murid di sektor itu sendiri. Sebenarnya, quartier Vernay dan Ecoin sangat dekat dengan
pusat kota. Jika kita menganalisis arah dérogation, 35 dérogation keluar dari dua quartier tersebut menuju sekolah di pusat kota dan 35 lainnya
menginginkan sekolah di sektor berbeda namun tetap di quartier yang sama. Di sekolah-sekolah di pusat kota, sebagian besar permohonan dérogation masuk
42 berasal dari quartier Vernay dan Thibaude, diikuti oleh quartier-quartier di Zona pembangunan kota prioritas ZUP, yaitu Mas du Taureau dan Herpe,
yang berjumlah 21 dari total dérogation masuk ke sektor-sektor sekolah di pusat kota Vaulx-en-Velin.
Pada tahun 2008 ini, untuk pertama kalinya, Mairie Vaulx-en-Velin harus sangat berhati-hati dalam mengabulkan permohonan dérogation menuju sekolah-
sekolah di Village dan pusat kota karena di kedua quartier ini akan muncul kebutuhan jumlah kursi yang besar akibat pembangunan permukiman baru. Jadi
sekarang, Direktur Pendidikan commune ini menegaskan, ”Mairie harus membatasi atau menghentikan permohonan dérogation menuju sekolah-sekolah di
kedua quartier tersebut karena kami memberi prioritas bagi anak-anak yang tinggal di sektor sekolah itu”.
5.3. Pembauran Sosial: Sebuah Pilihan Otoritas commune
”Périmètres scolaires sektor sekolah, yang pada awalnya diciptakan sebagai alat mengelola dan membagi moyens sumber daya pendidikan serta
penawaran dan permintaan sekolah secara geografis, seiring perjalanan waktu, telah menjadi mesure tolak ukur utama yang seharusnya menjamin mixité
sociale pembauran sosial di sekolah” Oberti, 2007. Lalu, bagaimana sektorisasi sekolah ini memainkan perannya sebagai sarana pembauran sosial di
Lyon dan Vaulx-en-Velin? Secara
umum, commune mengukur kapasitas sekolah, jumlah kelas yang
bisa disediakan, dan total murid yang bisa diterima. Kemudian, commune menentukan luas dan batas wilayah yang masuk dalam sektor sekolah tersebut
berdasarkan jumlah penduduk usia sekolah di wilayah itu. Setelah itu, adalah sebuah pilihan bagi Mairie pemerintah commune untuk memasukkan atau tidak
aspek pembauran sosial ke dalam sektorisasi sekolah. Kota mengalami perubahan dari tahun ke tahun karena pembangunan sehingga commune juga perlu sedikit
memodifikasi sektor-sektor sekolahnya mengikuti perubahan demografis.
5.3.1. Lyon: Sektor Sekolah Tanpa Pembauran Sosial
Menurut Direktur Pendidikan Lyon, commune ini hanya sedikit memanfaatkan sektor sekolah untuk tujuan sosial. ”Hingga saat ini, Mairie tidak
menetapkan suatu sektor sekolah dengan mempertimbangkan pembauran sosial dan pembauran sosial belum menjadi tujuan dari sektorisasi sekolah”, tegasnya.
Sebagai contoh, commune tidak pernah menyekolahkan anak-anak yang tinggal di logements sociaux permukiman sosial ke quartier lain yang dianggap tidak
”sesulit” lingkungan tempat tinggal mereka. ”Hal ini lebih merupakan sebuah pilihan politik. Commune Lyon tidak mengembangkan debat politik dalam
sektorisasi sekolah. Saat ini, yang ada hanyalah debat teknik, misalnya
menyangkut jumlah murid serta jarak antara sekolah dan tempat tinggal, untuk memenuhi kebutuhan anak-anak”, Direktur Pendidikan Lyon memberi penjelasan
mengapa pembauran sosial tidak menjadi salah satu elemen dalam sektor sekolah di commune sentral ini.
Memang benar, untuk Commune Lyon, pembauran sosial di sekolah bukan hanya suatu masalah politik tapi juga merupakan masalah teknis. Kepala
Prasarana Pendidikan Lyon mengatakan, ”Kawasan permukiman sosial tidak tersebar rata di wilayah perkotaan di Perancis. Sebagai contoh, Vaulx-en-Velin
adalah sebuah ’kawasan’ permukiman sosial yang luas, namun di sisi lain, terdapat sejumlah kota di barat Lyon yang sama sekali tidak memiliki
permukiman sosial. Di Lyon sendiri, hanya ada empat permukiman sosial di seluruh commune” persentasi jumlah rumah susun sederhana sewa atau HLM
hanya sebesar 18 dari total jumlah hunian di commune ini, lihat tabel IV.4 dan gambar 4.4.
Walaupun menghadapi kendala teknis, niat politik pemerintah commune lah yang merupakan alasan utama mengapa sektor sekolah tidak menjadi salah
satu sarana menciptakan pembauran sosial. Di Lyon, menurut Kepala Prasarana Pendidikan, “Sektor sekolah hadir semata-mata untuk menempatkan anak-anak di
lokasi sekolah yang tepat, itu saja. Ini sebuah masalah matematis”. Tanpa alat ini, commune akan menghadapi permasalahan: akan terdapat sekolah-sekolah yang
terlalu penuh sementara sekolah-sekolah lain tidak cukup terisi karena kebebasan memilih, gratis, dan sekularnya sekolah publik. Karena itulah sektor sekolah
dibuat untuk satu tujuan: membagi jumlah murid secara matematis…
Lalu, bagaimana, di Lyon, kita sampai pada kondisi terwujudnya pembauran sosial di sekolah? “Commune mewujudkan pembauran sosial dengan
menempatkan permukiman-permukiman sosial secara merata”, tegas Kepala Prasarana Pendidikan Lyon. Yang Mairie putuskan saat ini adalah merobohkan
beberapa bagian dari grands ensembles komplek rumah susun sederhana sewa dan menempatkan logements en copropriété hunian berstatus hak milik di
lingkungan tersebut. “Commune membangun permukiman sosial dengan jumlah unit sedikit, 20-50 unit hunian, dan menyebarnya di wilayah kota. Tidak akan ada
lagi megakompleks permukiman sosial yang memiliki 2.000-3.000 unit hunian seperti sedia kala. Pembauran sosial diwujudkan oleh permukiman, bukan
sekolah”, beliau menegaskan. Tampaknya otoritas pendidikan di Lyon lebih memilih untuk “menunggu” hingga pembauran sosial tercipta di sekolah publik
melalui perencanaan permukiman sosial ketimbang memasukkan isu ini dalam perekayasaan sektor sekolah.
5.3.2. Vaulx-En-Velin: Pembauran Sosial di Commune “Sulit”
Apabila pemerintah Lyon, sebuah commune yang hanya memiliki proporsi kecil permukiman sosial, tidak menyentuh pembauran sosial dalam sektorisasi
sekolah-sekolahnya, bagaimana hal ini berjalan di Vaulx-en-Velin yang 51 dari total jumlah hunian di wilayahnya merupakan Rusunawa HLM?
Direktur Pendidikan Vaulx-en-Velin menegaskan, “Setiap sekolah di Vaulx-en-Velin memiliki sektornya sendiri yang masing-masing telah
mempertimbangkan unsur pembauran sosial”. Sebagai gambaran, ketika pertama kali sebuah permukiman baru dibangun di pusat kota Vaulx-en-Velin, commune
dihadapkan kepada dua pilihan: menyekolahkan anak-anak yang akan tinggal di permukiman itu di Sekolah Makarenko di quartier Verchères, atau di Sekolah
Mistral di pusat kota. Setelah Mairie mempelajari populasi macam apa yang telah hadir di masing-masing sekolah, mereka memilih untuk menyekolahkan
anak-anak itu ke Makarenko untuk memperbaiki kondisi pembauran sosial di sekolah tersebut, walaupun jaraknya sedikit lebih jauh daripada Mistral. Beliau
mengatakan, “Keputusan itu diambil melihat fakta bahwa di pusat kota, terdapat banyak permukiman berstatus hak milik sedangkan di sektor sekolah Makarenko,
sebagian besar hunian berupa permukiman sosial”. Namun, pusat kota Vaulx-en- Velin kemudian kemudian berkembang. Kini commune tidak dapat lagi
menyekolahkan semua anak dari quartier ini di Sekolah Makarenko karena ketidaktersediaan tempat. Selain itu, “Kini sedang berjalan proyek pembangunan
permukiman yang akan ‘mengirim’ anak-anak ke Sekolah Mistral. Sementara sekolah di pusat kota ini tengah diperluas dan direhabilitasi besar-besaran”, jelas
beliau. Jadi, pertanyaannya kini berkembang menjadi pembagian jumlah murid antara Sekolah Makarenko, Mistral dan Lorca, tiga sekolah yang berdekatan.
Ada satu kasus lain di Vaulx-en-Velin yang bisa dijadikan gambaran. Beberapa tahun lalu, commune sempat mempertimbangkan kemungkinan
membangun sekolah baru di pusat kota karena banyaknya permukiman yang sedang didirikan di quartier tersebut. Keputusan politik yang akhirnya diambil
adalah tidak membangun sekolah di pusat kota. Langkah ini diambil semata-mata untuk menghindari hadirnya, apa yang Direktur Pendidikan commune ini sebut
”sekolah para elit” di antara sekolah-sekolah lain di pinggir kota Vaulx-en-Velin...
Pemerintah commune Vaulx-en-Velin wajib menjamin ketersediaan pendidikan dasar bagi semua anak yang tinggal atau akan tinggal di wilayahnya.
Di satu sisi, commune memiliki pekerjaan besar untuk memperkirakan bagaimana suatu lingkungan berevolusi dan untuk memperhatikan, sekolah demi sekolah,
jikalau ia perlu memperluas sekolah tertentu atau bahkan membangun sekolah baru. Namun di sisi lain, Mairie telah memutuskan bahwa ia tidak akan
membangun sekolah di pusat kota karena, menurut Direktur Pendidikan commune ini, ”Ada kekhawatiran bahwa nantinya sekolah ini dianggap seperti sejak sekian
lama kita menganggap sekolah di Village sebagai sekolah yang ’baik’ dan sekolah-seklah lainnya adalah sekolah yang ’buruk’”. Beliau menambahkan,
”Memang cukup kompleks permasalahan sektor sekolah ini, sebuah topik yang memerlukan diskusi teknik sekaligus politik”.
5.4. Pro dan Kontra Sektorisasi Sekolah