Struktur Pesan sabar.

A. Struktur Pesan sabar.

Teman Afika : “Tapi dingin looh,” semakin membuat penasaran Afika.

Teman Afika : “Ini dia oreo es krim rasa orange...”

STRUKTUR pesan merupakan kumpulan ide dan gagasan yang tersusun

Afika

: “Haaah jaruuk?” dengan nada lucu.

menjadi satu kesatuan pesan yang utuh (Bajari, 2007). Di mana setiap gagasan

Teman Afika

yang dibuat dirinci satu per satu ke dalam bentuk kalimat yang saling berkaitan

dan Afika

: “Dijilaat, diputeer, dicelupiin deh...

dan mendukung. Dan diharapkan setiap tahapan pesan tersebut mempunyai

Brrrrrrrbbbrrr ddingiiin.”

sistematika urutan yang tidak tumpang tindih.

Afika : “Hanya Oreooo.”

Seorang perencana komunikasi harus melakukan riset terhadap sikap

khalayak sebelum menentukan struktur pesan yang akan digunakan. Karena Sumber: Iklan Oreo Rasa Jeruk dari Televisi Swasta Indonesia struktur pesan dipengaruhi kuat oleh sikap khalayak sasaran terhadap pesan yang akan disampaikan dan tujuan komunikator. Dari dua keadaan tersebut, tujuan komunikator dan sikap khalayak dapat diketahui apakah tujuan

Produk Oreo Rasa Orange/Jeruk mempunyai pangsa pasar anak‐anak penyampaian pesan tersebut berlawanan dengan sikap khalayak atau seiring

sehingga menggunakan Afika sebagai tokoh dalam iklan tersebut. Iklan tersebut sejalan dengan sikap khalayak. Apabila perencana telah mengetahui keadaan

cukup berhasil karena menjadi iklan yang ditunggu oleh kalangan anak‐anak yang dihadapi, maka perencana dapat memilih struktur pesan yang akan

maupun orang dewasa. Tapi sayang kepopuleran iklan Oreo ini bukan karena digunakan. produk atau pun pesan yang disampaikan. Melainkan pada sosok Afika yang

Marilah kita analisis bersama‐sama contoh penyajian pesan pada sebuah

menggemaskan semua kalangan.

iklan biskuit Oreo dalam tayangan televisi berikut ini: Struktur pesan dalam iklan ini sepertinya perencanaan dialog kurang mengena, di mana fokus utama iklan Oreo yang sebelumnya lebih pada pesan iklan biskuit Oreo dalam tayangan televisi berikut ini: Struktur pesan dalam iklan ini sepertinya perencanaan dialog kurang mengena, di mana fokus utama iklan Oreo yang sebelumnya lebih pada pesan

menyampaikan pesan yang tidak menyenangkan khalayak. sosok Afika sehingga taglinenya menjadi terabaikan. Pesan yang disampaikan

4. Jika komunikator menyajikan dua sisi persoalan, biasanya khalayak mengenai produk menjadi tertutupi oleh ketenaran sang bintang iklan. lebih mudak mengingat pada hal yang disajikan pertama kali. Jika Struktur pesan merupakan cara menampilkan pesan dalam bentuk suatu

khalayak tertarik maka mereka akan selalu mengingatnya dan kesimpulan yang tersirat dalam kandungan isinya. Terbagi menjadi 3 unsur, yaitu

menerapkannya.

judul yang merupakan bagian terpenting dari satu iklan dan merupakan gagasan

utama. Kedua, yaitu teks isi merupakan kalimat yang mengikuti judul dan

5. Urutan pro-kontra lebih efektif daripada kontra-pro apabila digunakan menyampaikan oleh komunikator yang memiliki otoritas dan dihormati khalayak. sesuatu yang penting pada khalayak. Serangkaian argumen yang

mendukung gagasan yang telah dirumuskan pada judul. Yang ketiga adalah Harus diperhatikan untuk menggunakan struktur pesan pada saat yang penutup yang merupakan perluasan naskah atau teks iklan. tepat. Perhatikan bagaimana khalayak memiliki informasi mengenai hal yang Ketika komunikator harus menyampaikan pesan atau informasi di akan dikemukakan. Apabila khalayak memiliki informasi sedikit, maka lebih baik hadapan khalayak, dia harus mengetahui terlebih dahulu apakah khalayak itu untuk menyampaikan pesan dari satu sisi saja apakah itu kebaikan atau selaras dengan kita atau bahkan bertentangan. Apabila khalayak yang dihadapi keuntungannya saja tanpa memperhatikan kerugian yang diterima. Sedangkan tidak sepaham dan selaras pemikirannya dengan komunikator, maka perencana apabila khalayak memiliki informasi yang memadai maka penyajian informasi komunikasi harus menentukan bagian terpenting apa yang harus didahulukan dari dua sisi sekaligus apakah keuntungan maupuan kerugian tidak akan dalam penyampaian pesan. Apakah pesan yang disampaikan hanya yang mendapatkan masalah bahkan cenderung memperoleh dukungan. mendukung argumen kita saja atau juga sekaligus menyampaikan hal‐hal yang Memahami sebuah pesan adalah memahami makna dan kita tidak dapat bersifat pro dan kontra. memisahkan pesan dari pelaku komunikasi yang mengirim dan menerimanya Dalam struktur pesan terdapat beberapa penelitian seputar konsep primacy‐

(Litllejohn: 2001).

recency seperti yang dikatakan oleh Cohen dalam Rakhmat (1986: 297): Penelitian Hovland, Janis, dan Kelley yang dilakukan pada beberapa kali

1. Bila komunikator menyampaikan pesan dari dua sisi pro dan kontra, kesempatan dengan waktu yang berbeda memberikan hasil yang beragam

maka tidaklah menguntungkan untuk berbicara yang pertama karena mengenai kemampuan struktur pesan satu sisi dan dua sisi dalam mempengaruhi

berbagai kondisi (waktu, khalayak, tempat, dan sebagainya) akan pembaca (Severin dan Tankard, 1992). Hasil eksperimen mereka menunjukkan menentukan komunikator yang paling berpengaruh.

bahwa kedua jenis struktur penyajian pesan memiliki efektivitas yang berbeda pada setiap kelompok responden yang berbeda. Pesan satu sisi lebih efektif bagi

2. Bila khalayak sudah jelas menentukan sikap dan pilihannya dengan orang ‐orang yang secara jelas sebelumnya telah setuju dengan sisi pesan yang memihak kepada satu sisi argumen, maka sisi yang lain tidak mungkin

bisa untuk mempengaruhi mereka. Dengan maksud mempertahankan disampaikan. Dalam hal ini pesan yang disampaikan dominan berperan sebagai

ego dan harga diri, maka khalayak mengambil sikap tidak berkompromi penguat sikap yang sebelumnya telah ada pada diri khalayak. Selanjutnya pesan

dengan hal yang kontra. Mengubah pendirian akan memperlihatkan dua sisi lebih efektif pengaruhnya terhadap orang‐orang yang menentang isi ketidakkonsistenan.

pesan tersebut. Proses perubahan sikap khalayak yang netral atau bahkan menentang sekalipun, lebih mudah terjadi dengan menggunakan strategi pesan

3. Perubahan sikap dari khalayak ini akan terjadi bila komunikator

dua sisi.

menyajikan pesan yang menyenangkan mereka dan sesuai dengan yang dikehendaki (pro) pada awal penyajian. Khalayak akan cenderung lebih

Hovland dalam eksperimennya melanjutkan analisis kekuatan jenis memperhatikan dan menerima pesan selanjutnya meski pesan tersebut

struktur pesan tersebut dengan menyertakan variabel tingkat pendidikan sebagai pada akhirnya pesan yang berlawanan. Sebaliknya, khalayak akan

variabel intern dalam diri khalayak. Kesimpulannya bagi khalayak yang berpendidikan tinggi pesan dua sisi lebih efektif, sedangkan bagi khalayak yang variabel intern dalam diri khalayak. Kesimpulannya bagi khalayak yang berpendidikan tinggi pesan dua sisi lebih efektif, sedangkan bagi khalayak yang

komunikasi. Menggayakan pesan artinya mengolah bahasa demi terciptanya gaya tergantung pada karakteristik di dalam pesan, karakteristik khalayak (misalnya

dalam upaya menjelaskan isi pesan demi tercapainya efektivitas komunikasi. usia, pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat ekonomi) serta keterkaitan antara

Menurut Pratikno yang dikutip oleh Bajari (2007) dalam Strategi Pesan dalam karakteristik pesan dan karakteristik khalayak tersebut.

Perencanaan Komunikasi, pada suatu penulisan atau karangan, gaya merupakan suatu cara suatu jalan bagi seorang penulis/pengarang untuk menulis atau mengarang.

Gaya itu adalah keindahan bahasa yang dipakai seorang

B. Gaya Pesan

penulis/pengarang. Seorang penulis akan membuat judul tulisan dengan berbagai bentuk gaya walaupun maksudnya sama.

Manfaat menggayakan pesan dalam kegiatan komunikasi seperti yang KOMUNIKASI adalah produksi dan pertukaran informasi dan makna (meaning)

dikutip oleh Curtis, dkk. (1996) dari beberapa sumber adalah: tertentu dengan menggunakan tanda atau simbol (Liliweri, 2011). Komunikasi juga sebagai penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

1. Suatu pesan yang digayakan akan memperoleh perhatian yang lebih besar dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.

2. Pesan yang digayakan dapat mempertinggi pengertian atau pemahaman, Media gagasan yang rumit sekalipun dapat dijelaskan melalui kiasan primer yang paling banyak digunakan dalam proses komunikasi

adalah bahasa yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau

3. Pesan yang digayakan membantu pengingatan

4. Pesan yang digayakan meningkatkan daya tarik persuasif perasaan komunikator kepada komunikan. Hal ini jelas karena hanya bahasalah

yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu Terdapat perbedaan yang cukup mendasar dalam masalah gaya antara berbentuk ide, informasi, atau opini, baik mengenai hal yang konkret maupun

komunikasi lisan dan tulisan, yakni:

yang abstrak dan bukan hanya tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat

sekarang melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang).

1. Gaya tulisan lebih formal dalam struktur dan isi daripada gaya lisan. Manusia tidak dapat berbuat sesuatu dan berkomunikasi dengan orang lain

Pada gaya tulisan, kalimat biasanya lebih panjang dan lebih rumit. Kata- tanpa bahasa. Bahasa meliputi aspek seluruh kehidupan manusia,

kata pun mungkin terdiri atas beberapa suku kata. Sebaliknya komunikasi menghubungkan semua manusia dalam hubungan sosial, kultural, ekonomi,

lisan ditandai dengan kalimat-kalimat yang lebih pendek, lebih sedikit psikologi kalimat kompleks, dan kata-kata yang lebih sederhana serta sering seperti persepsi, perubahan sikap, stimulus, dan respons. (Liliweri, digunakan kata-kata singkatan atau frase dari bahasa daerah.

Mengolah kata‐kata dalam arti memilih dan menggunakan kata‐kata secara

2. Gaya lisan lebih berulang-ulang.

tepat adalah masalah pokok dalam merancang pesan komunikasi karena pada Ketika berkomunikasi, gaya lisan lebih pleonatis dan tepat, selanjutnya hakikatnya porsi terbesar kita dalam berkomunikasi adalah melalui bahasa

para pembicara membuat pengulangan untuk meyakinkan bahwa para (verbal). Sehingga menurut Smeltzer, dkk. yang dikutip oleh Bajari (2007) dalam

penyimak atau pendengar mengikuti dan memahami pesan. Sebaliknya dalam membaca teks, pembaca dapat memeriksa kembali bagian kalimat,

Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi mengatakan bahwa setiap kata kata-kata, dan mencari keterangan mengenai definsi kata asing, apabila memiliki potensi untuk menyumbang keefektifan pesan, sekaligus juga

mereka belum memahami apa yang disampaikan oleh penulis. menimbulkan kesalahpahaman.

Memperhatikan pemilihan kata‐kata menjamin efektivitas dan

3. Gaya lisan lebih personal

menghindari kesalahpahaman tersebut. Pada komunikasi lisan kita mempertahankan kontak mata atau menjaga bahasa tubuh (non verbal) dengan khalayak dan menggunakan banyak referensi personal (saya, kepunyaan saya, dan anda)

Pada komunikasi tulisan, kita cenderung menggunakan lebih banyak kata Baru Parahyangan ditemukan taman rekreasi zona dan sentra komunitas ganti yang tidak mengarah kepada orang tertentu (seseorang atau ia).

untuk kebutuhan sehari-hari. Di Kota Baru, melancong dari satu wisata (Curtis, dkk., 1996).

dunia menuju wisata dunia lainnya yang membentang sepanjang kota menjadi mudah. Datang... lihat... dan tinggallah di Kota Baru

Untuk menimbulkan pemahaman yang tepat kita harus memperhatikan

Parahyangan.

gaya pesan. Gaya pesan merupakan keterampilan komunikator dalam proses

7) Repetisi. Pengulangan kalimat atau frase kunci yang diulang. komunikasi yang efektif. Upaya untuk menggayakan pesan (bahasa) adalah

memaksimalkan penggunaan bahasa yang tepat dalam menyusun pesan Smeltzer, Waltman dan Leonard seperti yang dikutip oleh Bajari (2007) komunikasi yakni menguasai pemilihan dan penggunaan kata‐kata perangkai

memberikan sejumlah prinsip dalam memilih kata‐kata dan mengorganisasikan bahasa lisan dan tulisan.

kata ‐kata demi efektivitas komunikasi:

Berbagai gaya bahasa dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan

komunikasi efektif antara lain:

a. Prinsip dalam memilih kata

1) Aliterasi adalah pengulangan bunyi-bunyi yang sama untuk menimbulkan

1. Pilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu

efek yang menarik. Misalnya pada kalimat, “ Batuk, ya di-Komix aja!” Berusaha menyesuaikan kata-kata yang digunakan dengan khalayak yang menjadi sasaran komunikasi. Untuk menciptakan makna yang

2) Omisi adalah penghilangan beberapa kata untuk mempersingkat penulisan tepat, komunikator harus menghindari penggunaan kata-kata yang atau pengucapan. Kalimat yang singkat, padat, tapi maknanya mampu

menimbulkan perngertian berlawanan antara komunikator dan dipahami meskipun tidak lengkap bila dilihat dari struktur kalimat.

khalayak.

Contohnya, “Dua anak cukup, laki-laki perempuan sama saja.”

2. Gunakan kata-kata pendek dan hindari kata-kata panjang

3) Inversi adalah memutarbalikkan susunan kalimat dari suatu kalimat atau Kata-kata panjang cenderung menjadi penghambat komunikasi karena frase yang normal. Misalnya bentuk kalimat normal berbunyi, “ Jangan

bisa menimbulkan kesalahpahaman karena multitafsir. Sedangkan dipikirkan bila tidak penting”, dengan inversi menjadi, “Bila tidak penting

kata-kata sederhana lebih mudah disimak dan dimengerti. jangan dipikirkan.” Gunanya kalimat dengan menggunakan pola inversi adalah memancing perhatian pembaca atau pendengar untuk memikirkan

3. Gunakan kata-kata yang konkret dan hindari kata-kata abstrak. suatu hal.

Prinsip yang harus dipegang oleh seorang komunikator adalah memilih kata-kata yang jelas, konkret, spesifik, memberikan

4) Suspensi yaitu menyimpan kata kunci pada bagian akhir akan merangsang gambaran yang jelas dalam pikiran lawan bicara baik itu pendengar keingintahuan atau perhatian pendengar/pembaca. Dan akan membentuk

maupun pembicara. Kata-kata abstrak sebaiknya dihindari karena citra bahwa jargon yang disimpan di akhir kalimat bisa menyelesaikan

kurang spesifik, memberikan makna luas dan interpretasi yang umum. masalah. Misalnya, “Back to school, back to ... Bata.”

Tetapi, konkret dan abstraknya suatu kata tergantung pada latar belakang komunikan. Oleh karena itu sebuah kata memiliki arti yang

5) Anthesis adalah merupakan pola kebalikan untuk membuat seimbang abstrak bagi kelompok tertentu, tetapi tidak bagi yang lain. frase yang berlawanan dalam rangka memperkuat perbedaan di antara kalimat yang disusun. Contohnya, “Memang baik jadi orang penting,

4. Gunakan kata-kata secara ekonomis

tetapi lebih penting jadi orang baik.” Diperlukan pemikiran yang mendalam untuk menuangkan gagasan yang panjang ke dalam kata-kata yang singkat sederhana tapi dapat

6) Paralelisme adalah mengulang beberapa kata kunci untuk memberikan

dimengerti.

penekanan. Contoh: Di Kota Baru Parahyangan saatnya Anda tinggal. Di

Kota Baru Parahyangan rancangan hunian dengan mengadaptasi nuansa kota dunia dari lima benua dalam setiap zona hunian mandiri. Di Kota

5. Gunakan kata-kata positif

C. Imbauan Pesan

Penggunaan kata-kata positif artinya mengungkapkan gagasan dengan menggunakan ungkapan yang baik dan penuh toleransi pada khalayak. Dengan menggunakan kata positif meski isi informasinya negatif akan diterima dengan baik oleh khalayak.

IMBAUAN pesan adalah aspek yang digunakan untuk menyentuh (stimulasi) khalayak oleh komunikator dalam menyampaikan pesan, agar khalayak berubah.

6. Hindari jargon yang usang Apabila kita menyampaikan pesan untuk mempengaruhi orang lain maka kita Jargon adalah istilah-istilah teknis yang digunakan dalam cara-cara

harus menggunakan pendekatan psikologis dalam mengimbau khalayak untuk tertentu. Dan mungkin hanya diketahui oleh orang tertentu atau

menerima ide kita.

organisasi tertentu. Ada beberapa jenis imbauan yang digunakan dalam Psikologi Komunikasi

b. Mengorganisasikan kata-kata untuk mencapai tujuan seperti yang dikutip oleh Rakhmat (1986), yakni imbauan rasional dan emosional,

imbauan takut dan ganjaran, dan imbauan motivasional.

Perencana komunikasi perlu menganalisa kombinasi dan organisasi kata-

kata untuk mengefektifkan komunikasi. Setiap kata yang dipilih dan digunakan akan terangkai dalam kalimat.

Berdasarkan prinsip yang dapat digunakan untuk mengorganisasikan

1. Imbauan Rasional dan Imbauan Emosional

kata-kata yang dipilih yaitu:

1. Menyusun kalimat ringkas Imbauan rasional adalah imbauan didasarkan pada asumsi pokok tentang

Kalimat yang ringkas lebih menarik untuk disimak dan diperhatikan. manusia berpikir. Manusia sebagai pribadi rasional, selalu mendasarkan setiap Bagilah ide dan gagasan utama ke dalam kalimat yang singkat. Agar

tindakannya pada pertimbangan logika. Manusia baru bereaksi pada imbauan penyampaian ide yang kompleks dapat dilakukan dengan

emosional bila imbauan rasional tidak ada. Menggunakan imbauan rasional menggunakan paragraph yang ringkas.

artinya myakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau penyajian bukti‐

2. Mengutamakan kalimat aktif daripada pasif bukti. Burgoon dan Betinghaus seperti yang dikutip oleh Rakhmat (1986)

mengungkapkan bahwa penggunaan pembuktian sangat bergantung pada topik

3. Mengembangkan paragraph efektif pesan. Khalayak mungkin berbeda‐beda dalam banyak faktor misalnya usia, Dengan cara menampilkan satu ide utama dalam satu paragraf,

pendidikan, seks dan lain‐lain. Secara keseluruhan imbauan rasional belum dapat menentukan pola paragraf dedukatif atau indukatif, menggunakan

ditentukan efektivitasnya.

variasi kalimat dalam struktur paragraf, struktur paragraf menekankan Imbauan rasional biasa juga disebut argumentasi. Argumentasi menuntut poin-poin penting.

orang ‐orang yang bertanggungjawab untuk menerima apa yang alayak dan yang

4. Mengembangkan koherensi

didasarkan pada fakta yang masuk akal.

Koherensi artinya kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf Imbauan rasional berdasar pada penalaran logis. Penalaran logis mencakup menunjukkan keterkaitan yang jelas satu sama lainnya. Setiap kalimat

dua proses dasar berpikir dan organisasi yaitu:

mengalir secara mudah dan halus.

1. Induksi (proses pencapaian kesimpulanm yang didasarkan pada fakta, pengalaman, observasi dan kesaksian, beranjak dari sejumlah kasus khusus menuju ke kesimpulan umum)

2. Deduksi (didasarkan pada asumsi; tiada fakta yang dapat dilihat yang mendasari asumsi; justru merupakan suatu pernyataan yang diterima

sebagai kebenaran. Penalaran deduksi beranjak dari penerapan suatu prinsip umum menuju suatu kasus khusus dan kemudian kepada suatu

kesimpulan khusus)

Imbauan emosional artinya pendekatan komunikasi lebih diarahkan pada sentuhan ‐sentuhan afeksi, seperti marah, suka, benci dan lain‐lain. Imbauan

emosional menggunakan pernnyataan‐pernyataan atau bahasa yang menyentuh

Gambar 10.2. Piramida Kebutuhan Maslow

emosi komunikate. Imbauan emosional menuntut pendekatan komunikasi yang lebih diarahkan pada sentuhan‐sentuhan emosi. Komunikator bertindak sebagai

stimulator emosi khalayak dalam mempengaruhi sikap dan perilaku mereka.

Sesuai dengan praduga bahwa kebanyakan tindakan manusia lebih didasarkan

kepada emosi daripada sebagai hasil pemikiran. Pesan yang menggunakan

imbauan emosional biasanya lebih berhasil darpada pesan‐pesan rasional.

2. Imbauan Takut dan Ganjaran

Imbauan takut digunakan bila komunikator menghendaki timbulnya kecemasan khalayak dalam menyampaikan pesan. Imbauan ini efektif dalam

kadar moderat, sedangkan kadar takut yang rendah dan tinggi cenderung tidak

berhasil. Efektivitas imbauan takut bergantung pada jenis pesan, kredibilitas

komunikator dan jenis kepribadian penerima. Bila komunikator memiliki

kredibilitas yang tinggi, imbauan takut yang rendah lebih berhasil (Hegwill dan

Miller, 1965)

(Sumber: Syam, dkk., 2004)

Imbauan ganjaran diberikan dengan pendekatan keuntunagn yang

diperoleh bila khalayak mengikuti perilaku tertentu. Jenis imbauan ini

menggunakan asumsi bahwa makhluk hidup akan mempertahankan perilaku Menurut Maslow, dimensi kebutuhan manusia dapat disusun menurut tertentu bila perilaku itu memberikan keuntungan. Menjanjikan komunikan

urutan prioritas yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Maslow melukiskan sesuatu yang mereka perlukan atau yang mereka inginkan. Contoh dilakukannya

dimensi kebutuhan tersebut dalam bentuk piramid, oleh karena itu disebut imbauan ganjaran ini ketika adanya kampanye partai pada pemilihan umum.

piramida kebutuhan dari Maslow.

Bagaimana pesan disampaikan dengan iming‐iming imbalan uang atau fasilitas Menurut Maslow kebutuhan manusia dapat dikelompokkan menjadi lima bila pesan tersebut diterina bahkan dilakukan.

jenis, yakni:

1. Kebutuhan Dasar, seperti kebutuhan makan, minum, dan udara.

3. Imbauan Motivasional

2. Kebutuhan keamanan.

3. Kebutuhan untuk berorganisasi/berkelompok.

Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan

4. Kebutuhan akan cinta dan penghargaan.

tersebut menjadi prapotensi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan

5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri.

efektivitas persuasif. Setiap dimensi kebutuhan dapat dijadikan untuk

pendekatan stimulasi yang persuasif.

Dengan memanfaatkan urutan kebutuhan tersebut, imbauan pesan dapat dirancang sesuai dengan yang diinginkan dan harus dipenuhi oleh khalayak. Sehingga, analisis khalayak menjadi faktor penting dalam menentukan imbauan yang akan dipilih.