Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas, etos kerja Pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong terjadinya

BAB V AGENDA REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 – 2019 Sesuai dengan kondisi umum reformasi birokrasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan difokuskan pada perubahan sebagai berikut :

A. Pelaksanaan Revolusi Mental Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Salah satu sumber permasalahan birokrasi adalah perilaku negatif yang ditunjukkan dan dipraktikkan oleh para birokrat. Perilaku ini mendorong terciptanya citra negatif birokrasi. Perilaku yang sudah menjadi mental model birokrasi yang dipandang lambat, berbelit-belit, tidak inovatif, tidak peka, inkonsisten, malas, feodal, dan lainnya. Karena itu, fokus perubahan reformasi birokrasi ditujukan pada perubahan mental aparatur. Perubahan mental modelperilaku aparatur diharapkan akan mendorong terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas. Beberapa hal yang akan dilaksanakan dalam mengikuti prioritas nasional area mental aparatur adalah:

1. Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas, etos kerja

dan gotong royong; a. Internalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai utama revolusi mental, yaitu : 1 Integritas : jujur, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggung jawab dan konsisten; 2 Etos kerja : etos kerja, daya saing, optimis dan produktif 3 Gotong royong : kerjasama, solidaritas, tolong menolong, peka, komunal, berorientasi pada kemaslahatan b. Menjadikan revolusi mental sebagai gerakan nasional di lingkungan Kementerian LHK dengan menerapkan 3 tiga strategi yaitu : 1 Penyelarasan nilai – sistem – leadership 2 Penyelarasan visi – misi – nilai - makna 3 Penyelarasan akal – rasa – hati c. Pelatihan revolusi mental bagi pejabat dan karyawan Kementerian LHK d. Pencanangan gerakan nasional revolusi mental e. Peningkatan budaya kerja f. Pemantauan dan evaluasi kinerja pegawai

2. Pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong terjadinya

perubahan pola pikir. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menunjuk agen perubahan di masing-masing satuan kerja yang diharapkan dapat menjadi pelopor perubahan ke arah yang lebih baik. Setiap agen perubahan akan mensosialisasikan 8 delapan langkah gerakan perubahan tersebut, yaitu : a. Bertindak dengan urgensi b. Membangun koalisi utama c. Kembangkan misi atas perubahan d. Komunikasikan tujuan dan sasaran e. Berdayakan aksi secara lebih luas f. Kebijakan adanya shorterm - wins g. Jangan biarkan proses mengendap h. Jadikan perubahan berkesinambungan Tiga 3 fase yang dilakukan untuk melakukan revolusi mental birokrasi secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan, yaitu : a. Fase Melihat, yaitu dengan mengidentifikasikan faktor yang menjadi penyebab mental aparatur yang masih belum baik b. Fase Bergerak, yaitu dengan melakukan perubahan perbaikan mental aparatur birokrasi yang kongkrit dan melaksanakannya secara konsisten c. Fase Menyelesaikan, yaitu memastikan bahwa program perubahan yang dilakukan telah dapat menjawab hasil yang diharapkan dengan melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan programperubahan untuk memberikan umpan balik perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program perubahan berikutnya. Langkah melakukan revolusi mental birokrasi harus dilakukan dengan strategi yang tepat, konsisten, bertahap dan komprehensif melalui instrumen yang saling berkaitan sebagai satu kesatuan, yaitu: a. penerapan sistem manajemen SDM Aparatur yang berbasis sistem merit, b. penguatan kepemimpinan pada masing-masing instansi, c. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, d. transparansi pengelolaan pelayanan publik, dan e. penguatan fungsi pengawasan.

B. Pelayanan Publik