Permasalahan Manajemen Perubahan Pola PikirMind Set dan Budaya Kerja Mental

4 internalisasi untuk Eselon I dan Eselon II. 5 TOF training of facilitator revolusi mental bekerja sama dengan LAN. 6 Pelatihan revolusi mental bagi eselon I dan eselon II. Dengan adanya gerakan revolusi mental diharapkan ada perubahan yang fundamental baik bagi pegawai, pimpinan unit dan atasan langsung dalam penegakan hukum disiplin dan upaya menciptakan budaya kerja yang bersih, akuntabel, efektif dan efesien. Dalam visi misi Presiden Jokowi termuat salah satu program Nawacita yaitu melakukan revolusi karakter bangsa atau yang dikenal dengan revolusi mental. Revolusi mental aparatur menjadi prioritas utama dalam pelaksaan RB selain penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK dan penguatan sistem manajemen SDM ASN. Untuk pelaksanaan tersebut, ditetapkan Quick Wins yang terdiri dari kampanye gerakan revolusi mental, penetapan organisasi kementerian kabinet kerja, pengehematan kegiatan operasional, penguatan manajemen ASN, penuntasan rekrutmen ASN, percepatan operasionalisasi KASN, evaluasi AKIP termasuk Zona Integritas, kompetisi inovasi pelayanan publik nasional, dan penilaian pengelolaan pengaduan pelayanan publik. Dengan adanya revolusi mental aparatur Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diharapkan memiliki nilai-nilai dasar jujur, tanggung jawab, ikhlas, disiplin, visioner, adil, peduli, kerja sama, profesional.

2. Permasalahan

a. Organisasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan dalam bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah menjalankan fungsi-fungsinya sesuai dengan peraturan yang telah disusun yaitu P.18MenLHK-II2015 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Namun demikian perlu dilakukan evaluasi terhadap tugas dan fungsi dalam Peraturan Menteri tersebut mengingat masih adanya beberapa tugas dan fungsi yang seharusnya menjadi wewenang unit di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum terwadahi dalam peraturan tersebut. b. Pelayanan Terkait dengan permasalahan pelayanan terhadap masyarakat untuk memperbaiki sistem ke arah yang lebih efektif dan efisien masih terus diupayakan, baik melalui revisi terhadap SOP yang ada hal ini dilakukan untuk mengatasi kendala yang ditemukan seperti keluhan pelanggan terhadap lambatnya pelayanan, tidak konsisten dan tidak samanya persepsi petugas pelayanan. Untuk itu perlu dilakukan upaya secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalitas pegawai pada pelayanan publik melalui pelatihan yang terstruktur dan merubah mindset pegawai dari budaya dilayani menjadi budaya melayani. Permasalahan reformasi birokrasi secara nasional yang juga dapat terjadi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait manajemen perubahan adalah: 1 Peran dan fungsi birokrasi masih belum optimal. 2 Masih adanya keluhan masyarakat terhadap rendahnya kualitas pelayanan publik di berbagai sektor kehidupan, maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN serta rendahnya akuntabilitas kinerja aparatur. 3 Rendahnya indikator tingkat kepercayaan masyarakat kepada birokrasi. 4 Rendahnya kualitas pelayanan publik, mengakibatkan masyarakat sebagai pengguna jasa harus membayar biaya yang mahal high cost economy untuk mendapatkan pelayanan publik. 5 Ketidakpastian uncertainty waktu dan biaya, menjadikan masyarakat enggan berhubungan dengan birokrasi. 6 Merupakan gambaran dari ciri sebuah birokrasi tradisional yang dicirikan antara lain sikap minta dilayani, mahal biaya, mempersulit dan kondisi ini tidak boleh dibiarkan berkepanjangan dan harus diubah agar menjadi lebih baik, yaitu birokrasi mau melayani dengan sepenuh hati willing to give good services, murah biayanya cheaper, serta mempercepat faster layanan dan bukan sebaliknya.

B. Penataan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Lingkungan Hidup