7. Melakukan berbagai perbaikan yang diperlukan terhadap seluruh pelaksanaan
kegiatan untuk
menjaga konsistensi
perbaikan berkelanjutan;
8. Keterlibatan Auditor dalam proses pengadaan sebagai early warning advisor.
E. Penguatan Sistem Manajemen SDM
Aparatur Sipil Negara ASN merupakan modal yang sangat penting dalam suatu organisasi, selain karena mempunyai rate of return tertinggi, juga
karena merupakan mesin penggerak organisasi. Kaitannya dengan peran ASN dalam suatu organisasi maka perlu dikembangkan manajemen ASN
untuk mewujudkan ASN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang berkualitas, memiliki kompetensi yang diharapkan, dan berperilaku
sesuai budaya kerja dalam mewujudkan sasaran strategis. Bersamaan dengan itu diciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan atraktif untuk
melakukan inovasi dalam tugas-tugas pengawasan, maupun tugas dalam layanan publik.
1. Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi; 2. Proses penerimaan pegawai transparan, objektif, akuntabel, dan bebas
KKN; 3. PengembanganPegawai Berbasis Kompetensi;
4. Pengembangan sistem Promosi secara terbuka, kompetitif dan berbasis kompetensi;
5. Pengembangan sistem penilaian kinerja pegawai berbasis teknologi informasi;
6. Pengembangan perilaku budaya kerja pegawai; 7. Penegakan aturan Disiplin Kode Etik Kode Perilaku Pegawai;
8. Pelaksanaan evaluasi jabatan.
Rencana tindak lanjut: 1. Dilakukan review secara terus menerus terkait Analisis Jabatan dan
Analisis Beban Kerja sebagai upaya perbaikan secara berkelanjutan. 2. Akan dilakukan pembuatan aplikasi Analisis Beban Kerja ABK agar
semakin memudahkan dalam penghitungan ABK. 3. Review penghitungan kebutuhan pegawai dilakukan secara terus
menerus sebagai upaya perbaikan secara berkelanjutan.
F. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
1. Meningkatkan intensitas-intensitas keterlibatan pimpinan dalam
penyelenggaraan system AKIP pada setiap entitas; 2.
Memperluas koordinasi konsultasi dengan pihak terkait; 3.
Meningkatkan kualitas dokumen kinerja rencana, monitoring pengukuran,
dan laporan
terkait dengan
kualitas dan
pemanfaatannya; 4.
Melaksanakan penyusunan
pedoman petunjukprosedur
penyelenggaraan perencanaan kinerja; 5.
Melaksanakan penyusunan
pedomanpetunjukprosedur penyelenggaraan pengukuran kinerja;
6. Melaksanakan
penyusunan pedomanpetunjukprosedur
penyelengaraan pelaporan kinerja; 7.
Penyempurnaan pedoman evaluasi penyelenggaraan SAKIP lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
8. Melaksanakan pelatihan untuk SDM perencanaan kinerja pada setiap
entitas penyelenggaraan SAKIP; 9.
Melakukan workshop hasil pengukuran kinerja; 10. Melaksanakan pelatihan untuk SDM pelaporan kinerja pada setiap
entitas penyelenggaraan SAKIP; 11. Melaksanakan bimbinganpembinaan teknis pelaksanaan system
AKIP oleh unsure Pembina kepada entitas penyelenggaraan SAKIP; 12. Menyelenggarakan workshop, Rapat koordinasi, rapat konsultasi, di
dalam rangka penyelenggaraan SAKIP; 13. Evaluasi implementasi SAKIP oleh entitas penyelenggara.
Target dari pelaksanaan program dan kegiatan di atas adalah capaian hasil akuntabilitas kinerja kementerian LHK dalam 5 lima tahun adalah:
Tahun 2015 : 70 point. Tahun 2016 : 72 point
Tahun 2017 : 74 point Tahun 2018 : 76 point
Tahun 2019 : 78 point
Nilai capaian akuntabilitas kinerja 70-80 adalah kategori sangat baik BB, dengan capaian penyelenggaraan SAKIP : akuntable, berkinerja baik,
memiliki system kinerja yang andal. Selain itu setiap Eselon I telah menetapkan target tahunan capaian
penyelenggaraan SAKIP entitas unit Eselon I, sapai dengan tahun 2019. Selanjutnya, setiap entitas satker akan didorong untuk menetapkan
target tahunan capaian penyelenggaraan SAKIP pada entitas unit kerja masing-masing.
G. Penguatan Pengawasan