meningkatkan kemampuan sumber daya alam untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional.
Sasaran Strategis: 1. Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung
lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada
kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun dari besaran indeks ini yang akan ditangani, yaitu
air, udara dan tutupan hutan;
2. Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP;
3. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini
merupakan agregasi berbagai penanda penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam
punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, penurunan konsumsi bahan perusak ozon, dan lain-lain.
C. Tujuan Reformasi Birokrasi Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Tujuan Reformasi Birokrasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
adalah untuk
meningkatkan kinerja
organisasi dan
peningkatan kapasitas birokrat menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga tujuan pembangunan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan dapat
tercapai dan dirasakan secara cepat dan langsung oleh masyarakat.
D. Dasar Hukum Reformasi Birokrasi Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Berbagai peraturan pemerintah sebagai landasan legal dan operasional untuk mempercepat pelaksanaan Reformasi Birokrasi periode 2015 -2019,
antara lain sebagai berikut:
1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi;
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER15M.PAN72008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
2015 – 2019;
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.39Menlhk-Setjen2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019; dan
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.481Menlhk-Setjen2015
tentang Tim
Reformasi Birokrasi
Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
E. Perubahan Secara Terencana
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2015 –
2019 telah disusun strategi pembangunan melalui tiga dimensi pembangunan
yaitu dimensi
pembangunan manusia,
dimensi pembangunan
sektor unggulan,
serta dimensi
pemerataan dan
kewilayahan. Ketiga dimensi tersebut tentunya juga dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penguatan dilakukan melalui langkah – langkah umum sebagai berikut:
1. Memelihara meningkatkan memperkuat; 2. Melanjutkan upaya perubahan;
3. Mengidentifikasi masalah dan mencari solusi pemecahannya; 4. Memastikan
internalisasi pelaksanaan
reformasi birokrasi
di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Tujuan akhir 5 lima tahun ke depan diharapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah beranjak pada tahapan selanjutnya dengan
berbasis kinerja yang akan mencapai visi Reformasi Birokrasi secara nasional pada tahun 2025 “Terwujudnya Pemerintahan Kelas Dunia”, yaitu
pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi yang mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan manajemen
pemerintahan yang demokratis.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berbasis kinerja ditandai dengan beberapa hal, antara lain:
1. Penyusunan organisasi disesuaikan dengan visi, misi serta tuntutan global yang telah digariskan oleh Presiden melalui Nawacita;
2. Kinerja difokuskan pada upaya untuk mewujudkan outcome hasil; 3. Seluruh unit kerja menerapkan manajemen kinerja yang didukung
dengan penerapan sistem berbasis elektronik untuk memudahkan pengelolaan data kinerja;
4. Setiap individu pegawai memiliki kontribusi yang jelas terhadap kinerja unit kerja terkecil, satuan unit kerja di atasnya, hingga pada organisasi
secara keseluruhan. Setiap unit kerja, sesuai dengan tugas dan fungsinya, secara terukur juga memiliki kontribusi terhadap kinerja
Kementerian secara keseluruhan.
F. Faktor Kunci Keberhasilan Reformasi Birokrasi di Kementerian