B. Metode Eksperimen
Menurut Suparno 2007, 77-82, metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,
pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Jadi, metode ini lebih untuk mengecek siswa semakin yakin dan jelas akan teorinya. Dalam
praktiknya, guru juga dapat melakukan eksperimen untuk menemukan teorinya dan hukumnya. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen,
siswa diberikan kesempatan mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu obyek keadaan atau proses tertentu. Proses pembelajaran seperti ini menekankan siswa yang aktif dalam belajar, bukan
gurunya sendiri yang aktif. Jadi, guru lebih sebagai fasilitator. Guru lebih membantu siswa agar aktif belajar dan menemukan pengetahuan mereka. Dalam
hal ini, tugas guru lebih pada merangsang siswa belajar, memantau dan mengevaluasi apa yang diperoleh siswa. Dalam penerapannya, metode
eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas.
1. Eksperimen Terbimbing
Dalam metode eksperimen terbimbing, seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa.
Langkah-langkah yang harus dibuat siswa, peralatan yang harus digunakan, apa yang harus diamati dan diukur, semuanya sudah ditentukan sejak awal
oleh guru. Jadi, siswa tidak akan bingung tentang langkah-langkah yang akan
dibuat. Data yang harus dikumpulkan dan kesimpulan mana yang akan dituju cukup jelas. Hasil kesimpulan tergantung pada data yang mereka lakukan.
Biasanya ada petunjuk langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh siswa, ada lembar kegiatan siswa LKS.
a. Dalam eksperimen terbimbing tugas guru adalah sebagai berikut:
Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa, tentu sesuai dengan materi atau tujuan pembelajaran;
Merencanakan langkah-langkah percobaan: tujuan, peralatan yang digunakan, prosedur percobaan, analisis data dan kesimpulan;
Mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan dalam satu lembar kerja, sehingga memudahkan siswa bekerja;
Mempersiapkan semua peralatan; Memonitoring dan memberi masukan siswa dalam melakukan
percobaan; Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang
dilakukan. b.
Tugas Siswa Dalam eksperimen, siswa melakukan percobaan sesuai dengan
petunjuk yang diberikan guru. Sebaiknya kelompok dibuat kecil 2-3 orang, sehingga siswa dapat sungguh melakukan percobaan dan bukan
hanya melihat percobaan teman. Dalam percobaan, siswa antara lain akan melakukan tindakan berikut:
Membaca petunjuk percobaan dengan teliti; Mencari alat yang diperlukan;
Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan; Mulai mengamati jalannya percobaan;
Mencatat data yang diperlukan; Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan dari data
yang ada; Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan;
Mempresentasikan percobaannya di depan kelas.
2. Eksperimen Bebas
Dalam penerapan metode eksperimen bebas, guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Dengan kata lain, siswa harus
lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan merangkai, apa yang harus diamati, diukur, dan disimpulkan. Guru hanya memberikan tugas, misalnya
dengan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai. Keuntungan dengan penerapan metode ini adalah siswa ditantang untuk merencanakan percobaan
sendiri tanpa banyak dipengaruhi arahan guru. Dengan demikian, akan nampak kreativitas, kepandaian dan kemampuan siswa dalam memecahkan
tugas yang diberikan guru. Model ini jelas lebih konstruktivis daripada percobaan yang sudah dibuatkan langkah-langkahnya.
Menurut Djamarah 2010: 84-85, metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Jadi, eksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang
bersumber dari fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri mengenai suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu. Kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, bila diarahkan dan dihubungkan dengan pengujian hipotesis secara praktis akan menimbulkan
kegiatan eksperimen sederhana. Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1 Kelebihan metode eksperimen
1 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya; 2
Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia; 3
Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan; 4
Hasil- hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
2 Kekurangan metode eksperimen
1 Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah;
2Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan.
C. Keaktifan