tujuan penelitian. Validitas yang digunakan dalam penelititan ini adalah validitas isi. Validitas isi digunakan untuk mengukur apakah isi dari instrumen atau item
test yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur Suparno, 2010: 67-68.
Dalam penelitian ini, instrumen dibuat berdasarkan pada kisi-kisi yang mengacu pada kompetensi dasar. Validitas isi dalam instrumen penelitian ini
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan bimbingan dari dosen dan guru Fisika. Dosen maupun guru Fisika mengoreksi soal dan jawaban soal, serta memberikan
masukan kepada peneliti. Hasil bimbingan dijadikan pedoman untuk menyempurnakan isi atau materi item test yang akan digunakan. Hal ini bertujuan
agar validitas isi content validity instrumen dapat dipertanggungjawabkan. Lembar validitas ini dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12.
G. Metode Analisis yang digunakan
1. Analisis Prestasi Belajar Siswa
Pre-test diberikan sebelum siswa mempelajari subbab pembiasan cahaya pada lensa, sedangkan post-test dilakukan setelah siswa mempelajari mengenai
pembiasan cahaya pada lensa. Soal pre-test dan post-test berhubungan dengan materi yang dipelajari yaitu pembiasan cahaya pada lensa.
a. Analisis Penskoran
Soal pre-test dan post-test masing-masing terdiri dari 5 soal. Skor maksimal untuk masing-masing soal benar disesuaikan dengan bobot soal.
Kriteria pemberian skor dapat dilihat pada Lampiran 10. Jumlah skor maksimal adalah 40. Perhitungan nilai siswa dapat dihitung dengan cara
jumlah skor masing-masing siswa dibagi dengan skor maksimal dikali seratus.
b. Analisis Kuantitatif Pre-test dan Post-test.
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada materi pembiasan cahaya pada lensa, maka peneliti menggunakan pre-test dan
post-test pada kelas eksperimen I dan II. Adapun statistik yang digunakan untuk menganalisa pre-test dan post-test pada kelas eksperimen I dan II
adalah menggunakan uji t. 1
Untuk menguji apakah sampel kelompok eksperimen I dengan eksperimen II sama dalam hal prestasi awal tentang materi pembiasan
cahaya pada lensa, maka digunakan uji-t untuk dua grup independen. Dalam penelitian ini
, maka:
̅ ̅
√[ ]
1
Keterangan: ̅
= mean kelas eksperimen I ̅
= mean kelas eksperimen II = jumlah siswa kelas eksperimen I
= jumlah siswa kelas eksperimen II = standar deviasi kelas eksperimen I
= standar deviasi kelas eksperimen II df derajat kebebasan = N-1
diperoleh dari tabel dengan level signifikan α = 0.05; two tailed
Jika |t
observed
| |t
critcical
| maka signifikan, ada perbedaan hasil pre- test pada kelas eksperimen I dan II. Artinya, ada perbedaan
pengetahuan awal siswa pada kelas eksperimen bebas dan eksperimen terbimbing dalam materi pembiasan cahaya pada lensa. Jika |t
observed
| |t
critcical
| maka tidak signifikan, berarti tidak ada perbedaan hasil pre-test pada kelas eksperimen I dan II.
2 Untuk menguji apakah metode eksperimen pada materi pembiasan
cahaya pada lensa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, maka digunakan uji-t untuk kelompok yang dependen. Uji-t dependen ini
biasa yang digunakan untuk menguji satu kelompok yang diuji dua kali. Oleh karena itu, pre-test dan post-test pada kelas eksperimen I dengan
metode eksperimen bebas, maupun pre-test dan post-test pada kelas eksperimen II dengan metode eksperimen terbimbing dianalisis dengan
uji-t ini. Adapun rumus perhitungan untuk uji-t dependen adalah sebagai berikut:
̅ ̅
√
[∑ ∑ ]
2
Keterangan: ̅
= mean pre-test ̅
= mean post-test D= perbedaan antara skor tiap subyek
N= jumlah pasang skor jumlah pasangan df derajat kebebasan = N-1
diperoleh dari tabel dengan level signifikan α = 0.05
Jika |t
observed
| |t
critcical
| maka signifikan, berarti ada peningkatan prestasi belajar siswa pada materi pembiasan cahaya pada lensa. Jika
|t
observed
| |t
critcical
| maka tidak signifikan, berarti tidak ada peningkatan prestasi belajar siswa pada materi pembiasan cahaya pada lensa.
3 Untuk membandingkan apakah prestasi belajar tentang pembiasan
cahaya pada lensa pada kelas eksperimen I lebih baik dari kelas eksperimen II, maka digunakan uji-t untuk kelompok yang independen.
Adapun persamaan yang digunakan dapat dilihat pada persamaan 1. Jika |t
observed
| |t
critcical
| maka signifikan. Artinya, ada perbedaan hasil post-test pada kelas eksperimen I dan II. Jika |t
observed
| |t
critcical
| maka tidak signifikan. Berarti tidak ada perbedaan hasil post-test pada
kelas eksperimen I dan II. Agar hasil lebih teliti, maka untuk analisa uji-t digunakan program
SPSS 22. Dengan melakukan 4 kali uji-t seperti di atas, peneliti dapat mengetahui bagaimana efektivitas metode eksperimen bebas dan metode
eksperimen terbimbing terhadap prestasi belajar siswa.
2. Analisis Keaktifan Belajar Siswa