Hasil Determinasi Tanaman Ekstrak Etanol Daun Crescentia cujete

41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Tanaman

Tanaman majapait yang digunakan pada penelitian efek antiinflamasi topikal diperoleh dari tanaman milik warga di Jl. Garuda, No. 168, Pringwulung, Yogyakarta. Tanaman majapait selanjutnya dideterminasi di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan tujuan untuk memastikan kebenaran tanaman yang digunakan peneliti. Bagian tanaman majapait yang digunakan peneliti untuk determinasi yaitu batang, daun, bunga dan buah. Hasil determinasi berdasarkan buku acuan menurut Steenis 1992 menunjukan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar tanaman Crescentia cujete L. yang dikenal dengan nama tanaman majapait atau berenuk Lampiran 1.

B. Ekstrak Etanol Daun Crescentia cujete

Ekstrak etanol daun Crescentia cujete diperoleh dari penyarian serbuk simplisia daun Crescentia cujete secara maserasi. Daun majapait yang telah kering sempurna diserbuk mengunakan mesin penyerbuk. Penyerbukan bertujuan untuk memperluas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut sehingga mempermudah penyarian kandungan fitokimia dari daun majapait. Serbuk daun majapait ditimbang seberat 15 gram dan ditambahkan 100 mL etanol 70 pada Erlenmeyer bersumbat selama dua hari di atas shaker mekanik. Perendaman dilakukan bertujuan untuk menarik senyawa kimia yang terkandung dalam serbuk agar larut dalam cairan penyarinya. Prinsipnya, cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel maka larutan terdekat didesak keluar DitJen POM, 2000. Untuk mempercepat kesetimbangan larutan di dalam dan di luar sel, dilakukan pengadukan yang kostan dengan bantuan mechanical shaker sehingga proses ekstraksi hanya memakan waktu dua hari kerja. Selanjutnya dilakukan proses remaserasi untuk mengoptimalkan penarikan senyawa kimia yang terkandung dalam serbuk daun majapait dengan menggunakan pelarut baru karena pelarut pertama sudah jenuh sehingga tidak dapat melarutkan semua senyawa kimia tersebut. Hasil filtrat maserasi dan remaserasi disatukan dan selanjutnya diuapkan di atas waterbath menggunakan cawan porselin pada suhu 50-60 C hingga bobotnya tetap sehingga didapatkan ekstrak kental. Hasil ekstrak kental yang didapatkan yaitu seberat 2,2 gram ekstrak kental, sudah tidak dapat dituang lagi, dan tidak berbau etanol. Ekstrak kental yang diperoleh dengan rendemen sebesar 14,67 digunakan untuk pengujian antiinflamasi dalam penelitian ini. Pemilihan metode penyarian secara maserasi karena mempunyai keuntungan dari metode penyarian lainnya. Prosedur dan peralatan yang digunakan pada metode penyarian ini sederhana dan murah, pelarut yang digunakan juga terbatas Walton, 1999. Metode maserasi juga dapat menurunkan resiko terurainya bahan alam karena pemanasan, mengingat kandungan bahan alam dari daun majapait tidak diketahui secara pasti tahan panas atau tidak. Metode ini dirasa cukup aman untuk dilakukan tanpa harus khawatir rusaknya bahan alam, khususnya yang mempunyai aktivitas antiinflamasi.

C. Uji Pendahuluan