dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan dan mempunyai bioktifitas sebagai obat. Manfaat flavonoids antara lain adalaha untuk melindungi stuktur sel,
meningkatkan efektifitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik Rathee, 2009.
Jaringan dan sel didalam tubuh akan mengalami kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dari aktifitas RSO reactive oxygen species yang
dihasilkan dari proses metabolisme oksigen sel radang. Meningkatnya produksi ROS dapat memicu kerusakan pada jaringan sehingga akan memperparah proses
inflamasi. Senyawa flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan dengan cara mengikat berbagai macam radikal bebas sehingga mencegah kerusakan jaringan
yang semakin parah Gomes, 2008. Mekanisme lain flavonoid dalam menghambat terjadinya radang yaitu
melalui dua cara, yang pertama menghambat pelepasan asam arakidonat dan sekresi enzim lisosom dari sel neutrofil dan sel endotelial, dan yang kedua
menghambat fase proliferasi dan fase eksudasi dari proses radang. Terhambatnya pelepasan asam arakidonat dari sel radang akan menyebabkan kurang tersedianya
substrat arakidonat bagi jalur siklooksigenase dan jalur lipooksigenase, yang pada akhirnya akan menekan jumlah prostaglandin, prostasiklin, endoperoksida,
tromboksan di satu sisi dan asam hidroperoksida, asam hidroksieikosatetraienoat, leukotrien di sisi lainnya Rahayu, 2009.
H. Hematoksilin dan Eosin
Pewarnaan hematoksilin dan eosin merupakan metode pewarnaan yang banyak digunakan dalam pewarnaan jaringan sehingga banyak digunakan dalam
diagnosa medis dan penelitian. Jaringan yang diwarnai dengan hematoksilin dan eosin akan menunjukkan sitoplasma berwarna merah jambu-jingga dan nukleus
berwarna gelap, biru atau ungu. Hematoksilin merupakan ekstrak dari pohon logwood
Haematoxylum campechianum yang digunakan sebagai bahan pewarna pada pewarnaan histoteknik Junquera, 2007.
Hematoksilin bekerja sebagai pewarna basa, artinya zat ini mewarnai unsur basofilik jaringan. Produk oksidasi hematoksilin berupa hematin bertindak
sebagai bahan aktif dalam larutan pewarnaan. Hematin akan membentuk kompleks berwarna sangat kuat dengan ion logam tertentu, yang paling menonjol
adalah garam Fe III dan Al III. Kompleks logam-haematein digunakan untuk mewarnai inti sel sebelum diperiksa di bawah mikroskop. Hematoksilin menandai
inti dan struktur asam lainnya dari sel seperti bagian sitoplasma yang kaya-RNA dan matriks tulang rawan menjadi biru. Eosin yang bersifat asam akan mewarnai
komponen asidofilik jaringan seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen. Tidak seperti hematoksilin, eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi
warna merah muda IHC World, 2015.
I. Imunohistokimia
Imunohistokimia merupakan metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya protein atau antigen tertentu dalam sel menggunakan antibodi spesifik
IHC, 2015. Imunohistokimia menggabungkan teknik anatomi, imunologi dan biokimia yang memungkinkan untuk memvisualisasikan distribusi dan lokalisasi
komponen seluler tertentu dalam sel dan dalam jaringan yang tepat sehingga dapat dilihat di bawah mikroskop Taylor, 2015.
Tahapan metode imunohistokimia terdiri atas empat tahap yaitu 1 penanaman sel, 2 fiksasi dan perwarnaan dengan antibodi, 3 visualisasi sel
dengan mikroskop, dan 4 analisis ekspresi protein yang telah divisualisasikan. Tahapan fiksasi menggunakan pelarut organik seperti alkohol dan aseton untuk
melepaskan lipid, mendehifrasi sel,dan mengendapkan protein The Human Protein Atlas,
2015. Sel yang mengekspresikan protein tertentu akan memberikan warna coklatgelap, sedangkan sel yang tidak mengekspreiskan
protein memberikan warna ungubiru. Sel yang mengekspresikan protein tertentu dari keseluruhan sel dinyatakan dalam satuan persen Ikawati, 2006.
J. Karagenin