Pada usia awal remaja, remaja masih berada dalam tahap peralihan dimana remaja lebih menunjukkan ketidakstabilannya.
Namun, pada remaja usia tujuh belas tahun, ketidakstabilan tersebut mulai menurun, sehingga kemampuan berpikirnya sudah
lebih matang dibandingkan usia sebelumnya Sarwono, 1989. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan.
Ia senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri dengan
menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih
yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya.
Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus complex perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak dengan
mempererat hubungan dengan kawan-kawan Sarwono, 1989.
2. Tugas Perkembangan Remaja
Menurut santrock 2003 tugas perkembangan remaja ada 8 yaitu: a. Mampu menerima keadaan fisiknya
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia remaja c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok
d. Mencapai kemandirian secara emosional e. Mencapai kemandirian ekonomi
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota
kelompok g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa
dan orang tua h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial
Setiap tahap
perkembangan memiliki
tugas-tugas perkembangan. Tugas-tugas perkembangan memiliki peranan
penting untuk menentukan arah perkembangan yang normal. Remaja diharapkan untuk dapat mencapai kemandirian emosional
dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. Pada masa awal, remaja masih belum mampu untuk mengatasi masalahnya sendiri,
namun pada usia enam belasan remaja sudah mulai menunjukkan kemandirian, khususnya secara emosional Sarwono, 1989,
Remaja diharapkan dapat mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab sesuai dengan sistem nilai yang dianut oleh
masyarakat. Remaja harus mampu untuk mengendalikan perilakunya sendiri. Berdasarkan tugas-tugas perkembangan
remaja diatas, dapat disimpulkan pada masa remaja tengah orientasi
tugas perkembangan
lebih memfokuskan
pada kemampuan individu untuk mencapai kemandirian secara
emosional serta untuk lebih bertanggung jawab dengan perilakunya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungannya dengan lebih bertanggung jawab Sarwono, 1989.
3. Karakteristik Remaja yang Disiplin
Menurut Tuu 2004 kedisiplinan adalah suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan terhadap peraturan, tata
tertib, norma-norma yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Karena dalam pelaksanaannya kedisiplinan sangat
berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seorang siswa dalam menaati tata tertib sangat penting bagi stabilitas kegiatan
siswa disekolah. Dengan demikian siswa yang disiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Adapun
siswa yang disiplin yaitu : a. Mengikuti pelajaran dengan tertib.
b. Memakai seragam sekolah lengkap dan rapi. c. Mematuhi tata tertib yang berlaku disekolah.
d. Berperilaku sopan dan baik. e. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan sekolah
D. Bimbingan Pribadi
1. Pengertian Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing individu agar dapat mencapai
tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara baik. Menurut Winkel Sri Hastuti, 2013 bimbingan pribadi berarti bimbingan dalam memahami keadaan
batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri dibidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya. Pendapat lain yang dikemukakan Najib
Aminnudin, 1997 bahwa layanan bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk
menemukan dan mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa layanan bimbingan pribadi adalah salah satu kegiatan layanan bimbingan untuk siswa agar dapat mengembangkan
dirinya sehingga
mantap dan
mandiri serta
mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk membantu konseling
atau siswa dalam memahami keadaan dirinya baik fisik maupun psikis, memahami akan makna diri sebagai makhluk Tuhan serta
pemahaman akan segala kelebihan dan potensi diri yang dimiliki demi tercapainya kualitas hidup yang lebih baik.
2. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi
Pengembangan pribadi siswa melalui pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bisa diwujudkan melalui layanan
bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam mengahadapi dan memecahkan
masalah-masalah pribadi. Diatas telah disebutkan bahwa masalah individu ada yang berkenaan dengan Tuhannya dan ada yang
berkenaan dengan dirinya sendiri. Bidang pengembangan pribadi siswa mencakup keduanya, yakni mengembangkan aspek-aspek
kepribadian siswa yang menyangkut dengan Tuhan dan dirinya sendiri.
Dalam situasi tertentu, kadang-kadang individu dihadapkan pada suatu kesulitan yang bersumber dari dalam dirinya sendiri.
Masalah ini timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dalam dirinya.
Konflik yang berlarut-larut, dan frustasi merupakan sumber timbulnya masalah pribadi. Masalah pribadi juga timbul akibat
individu gagal dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak lain.
3. Tujuan Bimbingan Pribadi
Layanan bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap, tangguh, mandiri, serta sehat jasmani NajibAminuddin, 1997.
Menurut Winkel 2013, bimbingan ini bertujuan agar siswa mampu menyelesaikan pergumulan dalam batin yang dihadapinya,