Tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib ( studi diskriptif pada siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon Progo tahun ajaran 20162017 dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi)

(1)

TINGKAT KEDISIPLINAN TERHADAP TATA TERTIB

( Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon Kulon

Progo Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya terhadap

Bimbingan Pribadi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan konseling

Oleh :

Aloisius Dwi Hatmoko NIM : 121114012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017


(2)

i

TINGKAT KEDISIPLINAN TERHADAP TATA TERTIB

( Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon

Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017

dan Implikasinya terhadap Bimbingan Pribadi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Aloisius Dwi Hatmoko Nim: 121114012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017


(3)

(4)

(5)

iv

Halaman Motto

JANGAN SEORANG PUN MENGGANGAP ENGKAU

RENDAH KARENA ENGKAU MUDA. JADILAH TELADAN

BAGI ORANG-ORANG PERCAYA, DALAM

PERKATAANMU, DALAM TINGKAH LAKUMU, DALAM

KASIHMU, DALAM KESETIAANMU DAN DALAM

KESUCIANMU.


(6)

v

Halaman Persembahan

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati dan selalu

mencurahkan berkat dan Anugerahnya dalam setiap proses saya

menyusun skripsi ini.

Untuk alm ayah Stefanus Wakijan dan ibu saya Ana Pudyastuti

tercinta, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam

perkuliahan dan penyelesaian skrispsi ini.

Untuk kakak saya Agustinus Hary Setyawan dan Lidia Kristiani

yang telah menjadi penyemangat dan memberikan dukungan

moral dan moril dalam menyelesaikan skripsi ini.

Untuk Dhamayunita Andhany Puspitaningrum yang tidak pernah

lelah menemani dan memberikan dukungan dalam proses saya

menyelesaikan skripsi ini.

Para Dosen Program studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(7)

(8)

(9)

viii ABSTRAK

TINGKAT KEDISIPLINAN TERHADAP TATA TERTIB

( Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya terhadap Bimbingan Pribadi)

Aloysius Dwi Hatmoko Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017 dengan latar belakang dari pengalaman penulis sebagai alumni, observasi serta wawancara dengan guru BK dan pihak kesiswaan, penulis menjumpai masalah kedisiplinan pada siswa di sekolah Berdasarkan pada pengalaman di atas penulis bermaksud melakukan penelitian pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulon progo tahun ajaran 2016/2017 dan berdasarkan pada capaian skor item yang tergolong cukup atau rendah nantinya akan menjadi dasar untuk penyusunan topik-topik bimbingan pribadi.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 160 orang siswa, dengan 96 orang siswa sebagai sampel dalam penelitian ini. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner Kedisiplinan terhadap Tata Tertib Sekolah yang terbagi dalam empat aspek, yaitu aspek keamanan, aspek kebersihan, aspek ketertiban dan aspek keteladanan. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian tingkat kedisiplinan siswa berdasarkan kriteria menurut Arikunto. Kategorisasi yang dikemukakan ada empat yaitu, sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 18 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan sangat tinggi. 73 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi. Berdasarkan analisis skor item ada 34 item kedisiplinan capaian skor tinggi, 4 item kedisiplinan yang capaian skor cukup dan tidak terdapat item kedisiplinan dengan capaian skor rendah. Berdasarkan hasil analisis skor item-item kuisioner, peneliti menyusun dan mengusulkan topik bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah.


(10)

ix

DISCIPLINE LEVEL OF STUDET AT SCHOOL RULES

(OF CLASS XI SMA N 1 TEMON KULON PROGO ACADEMIC YEAR 2016/2017 AND IMPLICATIONS AGAINST THE PROPOSED TOPIC OF PERSONAL

GUIDANCE)

Aloysius Dwi Hatmoko Sanata Dharma University

2017

This study aims to determinethe student discipline level of grade XI of SMA Negeri 1 Temon Kulon progo academic year 2016/2017. The researcher find out the students discipline problems by the researcher experience as an alumnus, the researcher observations, and the BK teacher and the academic vice principle interviews. Based on the previous problems, the researcher conducts a research among the students of grade XI of SMA Negeri 1 Temon Kulon progo academic year 2016/2017. The item score achievement which is categorized as sufficient or low is a basic for the guidance topics making.

The subjects of this study were the students of grade XI of SMA N 1 Temon Kulon progo of academic year 2016/2017 which amounts 160 students, with 96 students of them as sample subjetc for this research. The instrument of this study is a disciplinary questionnaire on School Order and Order which is divided into four aspects, namely security aspect, hygiene aspect, order aspect and exemplary aspect. Data analysis technique used is categorization of student discipline level based on the criteria of arikunto. The four categorisationsare very appropriate, appropriate, inappropriate and very inappropriate.

Based on the results of the study there are 56 students (60.2%), which has a very high level of discipline. 35 students (37.6%) who have a high level of discipline. Based on the score analysis of the items there are 28 (65%) items discipline high achievement score, 1 (2%) items discipline that achievement score enough and there is no item discipline with low score achievement. Based on the results of the score analysis of questionnaire items, the researchers compiled and proposed guidance topics to improve student discipline on school rules.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kuasa berkat dan rahmat-Nya

sehingga, penulisan tugas akhir dengan judul “ Tingkat Kedisiplinan pada Tata tertib (Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi)”, dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti menyadari bahwa banyak pihak yangikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang peneliti jalani. Oleh karenanya, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

4. Ibu Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu mendampingi dengan penuh kesabaran dan selalu memberikan saran, motivasi, petunjuk kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas pendampingan selama peneliti menempuh studi.

6. Orang tua Aloysius Dwi Hatmoko, yakni Alm Bapak Stefanus Wakijan dan ibu Ana Pudyastuti atas segala kasih sayang, doa, dukungan, pendampingan, serta penguatan yang diberikan kepada peneliti selama ini.

7. Kakak peneliti, Agustinus Hary Setyawan dan Lidia Kristiani atas semangat, doa, dukungan dan petunjuk yang diberikan selama menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk Dhamayunita Andhany Puspitaningrum untuk kesabaran, penyemangat, doa, dan dukungan yang diberikan selama ini.

9. Seluruh teman-teman BK angkatan 2012 yang telah mendukung dan membantu selama proses pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini.


(12)

(13)

xii

DAFTAR ISI

COVER...i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...vii

ABSTRAK...viii

ABSTRACT...ix

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah...4

C. Pembatasan Masalah...4

D. Rumusan Masalah...5

E. Tujuan Penelitian...5

F. Manfaat Penelitian...6

G. Definisi Variabel Penelitian...7

BAB II KAJIAN TEORI...8

A. Hakekat Kedisiplinan ...8

B. Tata Tertib...16

C. Hakekat Remaja...21

D. Bimbingan Pribadi...23

BAB III METODE PENELITIAN...27

A. Jenis Penelitian...27

B. Tempat dan Waktu Penelitian...28

C. Subyek Penelitian...28


(14)

xiii

F. Teknik Analisis Data...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...41

A. Hasil Penelitian...41

B. Pembahasan Hasil Penelitian...45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...51

A. Kesimpulan...51

B. Keterbatasan Penelitian...52

C. Saran ...53


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Uji Coba Penelitian...29 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tingkat Kedisiplinan terhadap Tata Tertib

( Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Pribadi)...29 Tabel 3.3 Norma Skoring Inventori Tingkat Kedisiplinan Siswa kelas

XI SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017

Dan Implikasinya Terhadap Usulan topik-topik Bimbingan Pribadi...31 Tabel 3.4 Kriteria Guilford...35 Tabel 3.5 Norma Kategorisasi...38 Tabel 3.6 Norma Kategorisasi Tingkat Kedisiplinan Siswa kelas

XI SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017

Dan Implikasinya Terhadap Usulan topik –topik Bimbingan Pribadi...38 Tabel 3.7 Norma Kategorisasi...38 Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Tingkat Kedisiplinan Siswa kelas XI

SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017

Dan Implikasinya Terhadap Usulan topik-topik Bimbingan Pribadi...40 Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Kedisiplinan Siswa kelas XI SMA N 1

Temon Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya

Terhadap Usulan topik-topik Bimbingan Pribadi...42 Tabel 4.2 Hasil Analisis Skor Item Tingkat Kedisiplinan Siswa kelas XI

SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017 dan

Implikasinya Terhadap Usulan topik-topik Bimbingan Pribadi...43 Tabel 4.3 Item-item Kuisioner yang tergolong kategori cukup...44 Tabel 4.4 Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi...50


(16)

xv

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Kedisiplinan...55

Lampiran 2 Tabulasi Data Kategorisasi...58

Lampiran 3 Item Valid dan Tidak Valid...60

Lampiran 4 Tata Tertib SMA N 1 Temon...65


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian , tujuan penelitian, manfaat penelitian,dan definisi variabel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah kedisiplinan dan motivasi dalam belajar. Banyak siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang belum memiliki sikap disiplin dalam belajar. Oleh karena itu kedisiplinan harus diterapkan di setiap sekolah (Edupost International oecd, 6 juni 2017).

Disiplin di sekolah apabila diterapkan dengan baik akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong siswa belajar secara konkrit dalam praktik hidup disekolah. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan dengan baik sehingga proses belajar mengajar di lingkungan sekolah menjadi kondusif, kalau siswa disiplin maka proses belajar menjadi lancar.

Akan tetapi siswa yang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di indonesia seringkali melakukan pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku disekolah. Siswa melakukan tindakan yang mengganggu proses belajar mengajar di sekolah seperti, terlambat datang ke sekolah, membolos saat jam pelajaran dan pergi ke kantin, bermain handphone di kelas


(18)

dan membuat gaduh saat kegiatan belajar mengajar.(Hasanah,nidaul. 6 juni 2017).

Perilaku siswa ini menjadikan proses belajar mengajar di sekolah tidak berjalan dengan baik dan lingkungan sekolah menjadi tidak kondusif. Apabila di kelas ada seorang siswa yang membuat kegaduhan, hal ini akan di ikuti oleh teman-temannya yang lain. Hal ini mengakibatkan keadaan kelas menjadi tidak kondusif dan menyebabkan proses pemberian materi pelajaran oleh guru tidak maksimal. Oleh karena perilaku siswa tidak disiplin maka,siswa pun tertinggal materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, suasana kelas menjadi gaduh, lingkungan sekolah menjadi tidak kondusif untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, dan dapat berakibat pada prestasi belajar yang buruk.

Disiplin adalah sikap mengormati, patuh dan taat pada suatu peraturan-peraturan yang berlaku, baik itu tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan menerima sanksi apabila individu melanggar peraturan yang berlaku. Sikap dan perilaku disiplin tidak terbentuk dengan sendirinya dan dalam waktu yang singkat, namun melalui proses yang cukup panjang.Disiplin akan terwujud melalui pembinaan yang dilakukan sejak dini mulai dari lingkungan keluarga dan berlanjut dalam pendidikan disekolah keluarga dan sekolah menjadi tempat penting bagi perkembangan disiplin belajar siswa. Dapat dikatakan bahwa disiplin terbentuk bukan secara otomatis sejak manusia dilahirkan, melainkan terbentuk karena pengaruh dari lingkungan sekitarnya (Tuu, 2004).


(19)

Siswa sebagai manusia yang sedang tumbuh dan berkembang akan terus melakukan interaksi sosial, baik antara mereka sesama siswa maupun terhadap lingkungannya. Pada periode perkembangan siswa di kelas XI SMA mendapatkan pengakuan sebagai anggota kelompok baru di dalam lingkungan sekolah. Untuk mendapatkan pengakuan itu maka siswa melakukan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam kelompok di lingkungan sekolah tersebut. Siswa lebih memperhatikan apa yang dikatakan oleh orang lain tentang dirinya daripada apa yang siswa rasakan sendiri (Sarwono, 1989). Hal ini menyebabkan siswa ikut-ikutan melakukan apa saja yang umum dilakukan oleh teman-temannya di sekolah dengan harapan menjadi populer dan keberadaannya diterima di dalam kelompok teman sebaya (Sarwono, 1989).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK tentang kedisiplinan siswa mendapatkan hasil bahwa siswa membolos saat jam pelajaran dengan pergi ke kantin, tidak memakai seragam lengkap saat upacara bendera, dan membuat gaduh saat pelajaran. Selain wawancara peneliti melakukan observasi pada siswa terhadap tata tertib di SMA N 1 Temon Kulon Progo pada bulan Februari 2017, peneliti menjumpai fakta tentang berbagai pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan siswa, seperti membolos saat jam pelajaran dengan pergi kekantin, bermain handphone saat pelajaran, terlambat ke sekolah, membuang sampah sembarangan dan membuat gaduh kelas saat kegiatan belajar mengajar.

Perilaku-perilaku siswa yang tidak sesuai dengan tata tertib inilah yang membuat peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai tingkat kedisiplinan


(20)

siswa terhadap tata tertib sekolah kelas XI di SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun ajaran 2016/2017.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas, terkait kedisiplinan siswa , terungkap bahwa ada permasalahan sebagai berikut :

1. Salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah kedisiplinan

2. Siswa SMA di Indonesia sering melakukan pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah

3. Perilaku tidak disiplin siswa terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah disebabkan oleh emosi siswa yang belum stabil

4. Adaya indikasi kurangnya kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah di SMA N 1 Temon

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi pengkajian pada poin ke 4. Fokus kajian penelitian diarahkan untuk mendapatkan gambaran tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI terhadap tata tertib di SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017, sehingga nantinya peneliti akan dapat menyusun program layanan bimbingan pribadi yang sesuai.


(21)

D. Rumusan masalah

Melihat dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah yaitu : 1. Seberapa tinggi tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI

SMA 1 Temon tahun ajaran 2016/2017?

2. Menentukan topik bimbingan pribadi yang tepat berdasarkan capaian skor item yang terindentifikasi rendah yang sesuai untuk siswa kelas XI SMA N 1 Temon Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

E. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI SMA N 1 Temon Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Menentukan topik bimbingan pribadi yang tepat berdasarkan capaian skor item yang terindentifikasi rendah yang sesuai untuk siswa kelas XI SMA N 1 Temon Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.


(22)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk menambah wawasan dan pengembangan penelitian dalam bidang Bimbingan dan Konseling, khususya mengenai tingkat kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Hasil penelitian ini guru BK dapat lebih memahami masalah dan kebutuhan siswa, sehingga dapat menyusun program yang berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ketidak disiplinan siswa SMA N 1 Temon Kulon progo.

b. Bagi Guru Mata Pelajaran

Diharapkan dari hasil penelitian guru mata pelajaran mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang kedisiplinan siswa di SMA N 1 Temon Kulon progo.

c. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman untuk mempelajari berbagai aspek kehidupan siswa, diantaranya adalah kedisiplinan, pengalaman ini sangat bermanfaat bagi peneliti sebagai calon guru Bimbingan dan Konseling.


(23)

d. Bagi Siswa

Siswa diharapkan lebih menyadari bahwa berperilaku disiplin disekolah sangat penting demi kelancaran proses pembelajaran disekolah.

G. Definisi variabel penelitian

1. Tingkat kedisiplinan adalah tinggi rendahnya ketaatan siswa dalam melaksanakan tata tertib di sekolah, baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menerima sangsi apabila melanggar peraturan yang berlaku.

2. Bimbingan pribadi adalah bimbingan untuk memahami diri sendiri, batin dan emosi dalam diri, untuk membentuk menjadi pribadi yang utuh dan baik.


(24)

8 BAB II KAJIAN TEORI

Pada bab ini dipaparkan hakekat kedisiplinan, faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, fungsi kedisiplinan, unsur-unsur disiplin, apek-aspek kedisiplinan,definisi tata tertib, perkembangan remaja dan bimbingan pribadi.

A. Hakekat Kedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah sikap yang sangat penting dimiliki oleh seorang siswa karena kedisiplinan akan menjadikan siswa memiliki kehidupan yang teratur. Disiplin juga mendorong siswa untuk belajar secara konkrit dalam mengikuti kegiatan belajar disekolah, sehingga perilaku siswa disekolah akan lebih teratur (Tuu, 2004).

Istilah disiplin berasal dari bahasa latin yaitu “Disciplina” yang

menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Istilah itu sangat dekat dengan istilah dalam bahasa inggris “Discipline””yang berarti mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri. Sedangkan dalam bahasa Indonesia disiplin kerap kali terkait dengan istilah peraturan dan tata tertib ( Tuu, 2004). Forester dalam (Koesoema, 2007) mengungkapkan disiplin disekolah adalah kondisi-kondisi moral yang diperlukan agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tidak terganggu.


(25)

Komensky berpendapat (Koesoema, 2007) kedisiplinan merupakan proses pengajaran, pelatihan, seni mendidik dan materi kedisiplinan di sekolah. Stevenson (Salahudin Anas, 2014) menyatakan disiplin adalah perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Soegeng (Tuu, 2004) menyatakan disiplin adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga.

Rachman mendefinisikan displin merupakan upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu dalam mengembangkan ketaatan terhadap tata tertib berdasarkan dorongan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya (Tuu, 2004). Kedisiplinan itu menyangkut berbagai aturan, norma, dan tata tertib yang ada dalam lingkungan sosial. Hal tersebut juga mengatakan bahwa seseorang mampu mengikuti norma dan peraturan atau tata tertib yang berlaku dalam lingkungannya. Dari hal-hal itulah kedisiplinan akan tercermin dalam diri seorang siswa ( Tuu, 2004).

Istilah disiplin sering terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena dorongan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu.


(26)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan adalah tinggi rendahnya perilaku siswa dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang dibentuk untuk mengatur perilaku siswa di lingkungan sekolah. Dikaitkan dengan kegiatan pendidikan di sekolah, disiplin merupakan salah satu faktor yang efektif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Fungsi Kedisiplinan bagi Siswa

Disiplin sangat dibutuhkan oleh setiap saat hal ini dikarenakan disiplin menjadi syarat bagi pembentukan sikap dan perilaku yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Adapun fungsi-fungsi kedisiplinan bagi siswa menurut Tuu (2004):

a. Menata kehidupan bersama

Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara mematuhi peraturan yang berlaku, agar hubungan antar sesama menjadi baik dan lancar. Jadi disiplin berfungsi mengatur kehidupan siswa di lingkungan sekolah agar siswa mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain.

b. Membangun kepribadian

Kedisiplinan yang diterapkan pada masing-masing lingkungan memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik bagi seseorang. Apalagi siswa yang sedang tumbuh


(27)

kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. Jadi disiplin sangat berperan dalam membangun kepribadian siswa.

c. Melatih kepribadian

Kedisiplinan terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang, salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan karena latihan merupakan proses belajar serta membiasakan diri melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Dengan cara itu orang menjadi terbiasa, terlatih, terampil dan mampu melakukan sesuatu dengan baik. Jadi disiplin berfungsi membuat siswa terbiasa hidup dalam keteraturan pada peraturan yang berlaku.

d. Pemaksaan

Kedisiplinan berfungsi sebagai pemaksa kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dilingkungan. Memang disiplin seperti ini masih bersifat dangkal, akan tetapi dengan pendampingan guru-guru, pemaksaan, pembiasaan, dan latihan disiplin seperti itu dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin itu penting baginya. Jadi disiplin berfungsi untuk menyadarkan siswa betapa pentingnya


(28)

disiplin itu baginya itu bagi dirinya demi kebaikan dirinya sendiri.

e. Hukuman

Ancaman hukuman penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi seseorang untuk mentaati dan mematuhi peraturan yang ada. Tanpa ancaman hukuman, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi lemah. Tidak hanya itu, hukuman diharapkan mempunyai nilai pendidikan, artinya siswa menyadari bahwa perbuatannya yang salah akan membawa akibat buruk dan harus ditanggung oleh diriya sendiri. Jadi hukuman berfungsi untuk menyadarkan siswa akan pentingnya mematuhi aturan yang berlaku di sekolah.

f. Menciptakan lingkungan kondusif

Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan dengan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, merancang peraturan akan menjadikan lingkungan kondusif bagi kegiatan proses pembelajaran sehingga lingkungan sekolah akan menjadi aman, tertib, dan teratur, potensi serta prestasi siswa akan mencapai hasil yang maksimal. Jadi dengan disiplin siswa akan mampu mengikuti proses belajar


(29)

dengan maksimal dan akan tercipta lingkungan belajar yang kondusif.

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Menurut Tuu (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan individu yaitu :

a. Kesadaran diri

Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya, selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat kuat terwujudnya disiplin.

b. Ketaatan

Ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku. Hal ini harus diikuti oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat sebagai langkah penerapan peraturan-peraturan yang mengatur.

c. Hukuman

Hukuman sebagai upaya penyadaran, mengoreksi dan meluruskan tindakan yang salah sehingga seseorang kembali pada perilaku yang sesuai harapan. Jadi dengan hukuman kepada siswa maka siswa akan menjadi lebih disiplin terhadap tata tertib yang berlaku disekolah.


(30)

d. Teladan

Keteladanan sangat penting bagi terbentuknya perilaku disiplin seseorang, karena seseorang sangat dengan mudah menirukan apa yang dilihatnya, sehingga setiap perilaku yang baik akan menjadi teladan yang baik bagi seseorang. e. Lingkungan

Seseorang akan terbentuk berdasarkan lingkungannya, apabila ia berada pada ligkungan yang disiplin maka ia juga akan menjadi disiplin. Jadi jikalau siswa berada pada lingkungan sekolah yang disiplin maka siswa akan terbiasa berperilaku disiplin.

f. Latihan disiplin

Perilaku disiplin dalam diri dapat dicapai dan dibentuk melalui proses latihan dan kebiasaan, artinya disiplin akan terbentuk melalui kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan yang diungkapkan oleh Tulus Tuu diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin siswa disekolah dapat terbentuk karena kesadaraan dari dalam diri siswa untuk mematuhi atau menaati peraturan yang berlaku disekolah, tetapi kesadaran itu terbentuk melalui proses yang berkelanjutan baik dalam proses keteladanan dari pendidik maupun lingkungannya.


(31)

Hukuman yang berlaku juga menjadi alat untuk menyadarkan siswa, apabila siswa melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sehingga dapat memberikan dampak yang positif yaitu siswa dapat berperilaku disiplin terhadap tata tertib disekolah dan membuat suasana sekolah yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Unsur-unsur Disiplin

Menurut Hurlock (1999) ada 3 unsur disiplin yaitu :

a. Peraturan dan hukum yang berfungsi sebagai pedoman bagi penilaian yangbaik.

b. Hukuman bagi pelanggaran peraturan dan hukum. Hukuman yang diberikan berupa sanksi yang mempunyai nilai pendidikan dan tidak hanya bersifatmenakut-nakuti saja, akan tetapi bersifat menyadarkan anak agar tidakmengulangi perbuatannya lagi.

c. Hadiah untuk perilaku yang baik atau usaha untuk berperilaku sosial yang baik. Hadiah dapat diberikan dalam bentuk verbal dan non verbal agar anak lebih termotivasi untuk berbuat baik lagi.

B. Tata Tertib Sekolah

1. Pengertian tata tertib sekolah

Menurut Depdikbud (1989) pengertian Tata Tertib Sekolah adalah aturan aturan yang baik dan merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten dari peraturan yang ada. Pelaksanaan tata tertib ini


(32)

akan berjalan dengan baik apabila guru, siswa, dan semua warga sekolah saling mendukung satu sama lain untuk melaksanakan tata tertib yang berlaku.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di lingkungan sekolah, dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan yang lain sebagai aturan yang berlaku.

2. Fungsi Tata Tertib Sekolah

Menurut Hurlock (1999) fungsi tata tertib sekolah sebagai pedoman bagi siswa dalam berperilaku, pedoman ini mengharapkan siswa dapat berperilaku sesuai tata tertib yang berlaku di lingkungan sekolah supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan prestasi siswa mejadi maksimal.

3. Aspek – aspek Kedisiplinan terhadap Tata Tertib Sekolah

Dalam penelitian ini tingkat kedisiplinan didasarkan pada ketaatan siswa terhadap tata tertib yang berlaku disekolah, sehingga aspek-aspek kedisiplinan diambil berdasarkan tata tertib yang berlaku di sekolah SMA N 1 Temon Kulon Progo (Tata Tertib SMA1 Temon, 2002).

Adapun beberapa kedisiplinan yang berkaitan dengan tata tertib sekolah di SMA N 1 Temon adalah sebagai berikut:


(33)

a. Aspek keamanan

Aspek keamanan yaitu siswa berperilaku baik di sekolah dengan menjaga fasilitas dari sekolah dan menjaga barang milik pribadi maupun barang teman dari tindakan pencurian dan siswa tidak diperbolehkan membawa kendaraan apabila belum mempunyai SIM serta siswa tidak diperbolehkan membawa senjata tajam dan mengaktifkan HP ketika pelajaran berlangsung dan siswa juga tidak diperbolehkan merokok dan mengkonsumsi miras dilingkungan sekolah.

1) Siswa berperilaku baik dimanapun berada agar sekolah tidak mengalami ancaman, dan gangguan dari dalam maupun dari luar.

2) Siswa wajib menjaga berharga milik sendiri dari tindakan pencurian ataupun pengrusakan.

3) Siswa wajib menjaga sarana dan pra sarana disekolah sehingga tidak ada pengrusakandan vandalisme.

4) Siswa tidak diperbolehkan membawa kendaraan jika belum mempunyai surat ijin mengemudi.

5) Siswa tidak diperbolehkan membawa senjata tajam ataupun barang yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.


(34)

6) Siswa tidak diperbolehkan mengaktifkan handphone saat jam pelajaran sedang berlangsung.

7) Siswa tidak diperbolehkan merokok, mengonsumsi minuman kerasa dan obat-obatan terlarang atau tindakan lainnya.

b. Aspek kebersihan

Aspek kebersihan yaitu siswa wajib memelihara kebersihan lingkungan sekolah dengan menjalankan tugas piket dan tidak merusak fasilitas sekolah.

1) Siswa wajib menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan sekolah.

2) Siswa wajib menjalankan tugas piket sesuai jadwal. 3) Siswa dilarang mencoret-coret dan merusak fasilitas

sekolah. c. Aspek ketertiban

Aspek ketertiban yaitu siswa wajib menaati tata tertib yang berlaku disekolah dengan datang tepat waktu, mengikuti upacara bendera, menggunakan seragam sekolah sesuai jadwal, membayar SPP dan iuran sekolah dan siswa wajib menata rambut dengan rapi dan sopan.

1) Siswa wajib mengikuti upacara bendera setiap hari senin.


(35)

3) Siswa wajib mengikuti proses belajar dan mengajar sengan tertib.

4) Siswa wajib membayar SPP dan iuran sekolah yang berlaku sesuai peraturan yang berlaku.

5) Siswa wajib menggunakan pakaian seragam sekolah sesuai jadwal, sebagai berikut :

a) Senin : Seragam putih-putih

b) Selasa- kamis : Seragam osis

c) Jumat-Sabtu : Seragam identitas (batik) ( pramuka hari jumat untuk kelas X) 6) Siswa wajib menaati tata tertib yang berlaku

diperpustakan dan ruang laboratorium.

7) Siswa wajib menata rambut dengan rapi dan sopan, tidak menutupi mata, telinga, serta tidak boleh dicat. d. Aspek keteladanan

Aspek keteladanan yaitu siswa berperilaku baik dengan menghormati bapak ibu guru dan teman, serta membuat suasana nyaman disekolah.

1) Bersikap dan berperilaku yang baik serta menghomati bapak dan ibu guru.

2) Mengupayakan suasana kegiatan belajar yang nyaman. Dari aspek-aspek kedisiplinan diatas bahwa siswa yang disiplin adalah siswa yang mampu menaati tata


(36)

tertib yang telah tertulis dan berlaku disekolah. Berdasarkan tata tertib diatas dan dengan melihat aspek – aspek yang ada pada tata tertib sekolah kemudian dijadikan peneliti untuk dasar penyusunan instrumen kedisiplinan.

C. Hakekat Remaja 1. Masa remaja

Masa remaja merupakan masa yang tumpang tindih dengan masa pubertas, dimana remaja mengalami ketidakstabilan sebagai dampak dari perubahan-perubahan biologis yang dialaminya (Hurlock, 1999). Periode masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Santrock (2003), menyatakan masa remaja merupakan periode peralihan, peralihan ini lebih dirasakan pada masa awal remaja Masa awal remaja juga dirasakan sebagai masa perubahan, Hurlock (1999), mengemukakan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa ini antara lain perubahan emosi yang pada masa awal remaja biasanya terjadi lebih cepat. Pada usia tujuh belas tahun, remaja sudah memasuki tahap berpikir operasional formal, dimana remaja sudah mampu berpikir secara sistematis mengenai hal-hal yang abstrak serta sudah mampu menganalisis secara lebih mendalam mengenai sesuatu hal (Hurlock, 1999).


(37)

Pada usia awal remaja, remaja masih berada dalam tahap peralihan dimana remaja lebih menunjukkan ketidakstabilannya. Namun, pada remaja usia tujuh belas tahun, ketidakstabilan tersebut mulai menurun, sehingga kemampuan berpikirnya sudah lebih matang dibandingkan usia sebelumnya (Sarwono, 1989).

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus complex

(perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan (Sarwono, 1989).

2. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut santrock (2003) tugas perkembangan remaja ada 8 yaitu: a. Mampu menerima keadaan fisiknya

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia remaja c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok d. Mencapai kemandirian secara emosional


(38)

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota kelompok

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial

Setiap tahap perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangan. Tugas-tugas perkembangan memiliki peranan penting untuk menentukan arah perkembangan yang normal. Remaja diharapkan untuk dapat mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. Pada masa awal, remaja masih belum mampu untuk mengatasi masalahnya sendiri, namun pada usia enam belasan remaja sudah mulai menunjukkan kemandirian, khususnya secara emosional (Sarwono, 1989),

Remaja diharapkan dapat mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab sesuai dengan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat. Remaja harus mampu untuk mengendalikan perilakunya sendiri. Berdasarkan tugas-tugas perkembangan remaja diatas, dapat disimpulkan pada masa remaja tengah orientasi tugas perkembangan lebih memfokuskan pada kemampuan individu untuk mencapai kemandirian secara emosional serta untuk lebih bertanggung jawab dengan perilakunya


(39)

dalam bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungannya dengan lebih bertanggung jawab (Sarwono, 1989).

3. Karakteristik Remaja yang Disiplin

Menurut Tuu (2004) kedisiplinan adalah suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Karena dalam pelaksanaannya kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seorang siswa dalam menaati tata tertib sangat penting bagi stabilitas kegiatan siswa disekolah. Dengan demikian siswa yang disiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Adapun siswa yang disiplin yaitu :

a. Mengikuti pelajaran dengan tertib.

b. Memakai seragam sekolah lengkap dan rapi. c. Mematuhi tata tertib yang berlaku disekolah. d. Berperilaku sopan dan baik.

e. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan sekolah

D. Bimbingan Pribadi

1. Pengertian Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan


(40)

lingkungannya secara baik. Menurut (Winkel & Sri Hastuti, 2013) bimbingan pribadi berarti bimbingan dalam memahami keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya. Pendapat lain yang dikemukakan (Najib Aminnudin, 1997) bahwa layanan bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan pribadi adalah salah satu kegiatan layanan bimbingan untuk siswa agar dapat mengembangkan dirinya sehingga mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk membantu konseling atau siswa dalam memahami keadaan dirinya baik fisik maupun psikis, memahami akan makna diri sebagai makhluk Tuhan serta pemahaman akan segala kelebihan dan potensi diri yang dimiliki demi tercapainya kualitas hidup yang lebih baik.

2. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi

Pengembangan pribadi siswa melalui pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bisa diwujudkan melalui layanan


(41)

bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam mengahadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi. Diatas telah disebutkan bahwa masalah individu ada yang berkenaan dengan Tuhannya dan ada yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Bidang pengembangan pribadi siswa mencakup keduanya, yakni mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa yang menyangkut dengan Tuhan dan dirinya sendiri.

Dalam situasi tertentu, kadang-kadang individu dihadapkan pada suatu kesulitan yang bersumber dari dalam dirinya sendiri. Masalah ini timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dalam dirinya. Konflik yang berlarut-larut, dan frustasi merupakan sumber timbulnya masalah pribadi. Masalah pribadi juga timbul akibat individu gagal dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak lain.

3. Tujuan Bimbingan Pribadi

Layanan bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap, tangguh, mandiri, serta sehat jasmani (NajibAminuddin, 1997). Menurut Winkel (2013), bimbingan ini bertujuan agar siswa mampu menyelesaikan pergumulan dalam batin yang dihadapinya,


(42)

sehingga diharapkan dengan pemberian bimbingan ini siswa menjadi pribadi yang lebih tenang dan prestasinya akan menjadi maksimal.

Dari pendapat tersebut bimbingan pribadi bisa diarahkan juga untuk membantu seseorang dalam memahami keadaan dirinya, baik kekurangan maupun kelebihan atau potensi-potensi yang bisa dikembangkan untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan membantu anak didik agar dapat menguasai tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya secara optimal.

4. Bimbingan Pribadi untuk Membangun Kedisiplinan Siswa

Layanan bimbingan pribadi berperan dalam membantu siswa untuk membentuk perilaku disiplin dalam tata tertibdisekolah sekarang dan yang akan datang, sehingga dengan pemahaman yang diperoleh siswa dari layanan bimbingan pribadi yang diberikan oleh guru BK siswa akan mengenal dirinya dalam berperilaku disiplin untuk menaati tata tertib di sekolah. Hal tersebut akan menyadarkan siswa akan pentingnya menaati tata tertib di sekolah dan siswa akan tahu bagaimana dia harus bertindak dan berperilaku. Dengan demikian siswa akan mengarahkan dan menetapkan satu pilihan dalam berperilaku yang nantinya akan berpengaruh dalam kegiatan siswa di sekolah (Najib Aminnudin, 1997).


(43)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metodelogi penelitian, antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, tehnik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan rehabilitas, dan tehnik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuisiner kedisiplinan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi.

Tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan pengumpulan data, misalnya dengan menyebarkan angket (Sugiyono,2013).


(44)

B. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian adalah di SMA N 1 Temon, penelitian ini di lakukan dari bulan Januari sampai Maret 2017.

C. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini termasuk populasi karena semua anggota populasi menjadi subyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Temon Yogyakarta tahun ajaran 2016 / 2017 berikut ini adalah rincian populasi subyek penelitian yang disajikan pada Tabel :

Tabel 3.1 Rincian Penelitian

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode angket (kuesioner). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013).

NO KELAS JUMLAH SISWA

1. XI IPS 1 32

2. XI IPS 2 32

3. XI IPA 1 32


(45)

Dalam hal ini peneliti membuat pernyataan-peryataan tertulis dan bentuknya angket untuk dijawab oleh responden. Bentuk angket adalah angket tertutup, yaitu angket yang pernyataan-pernyataannya menggunakan teknik pilihan yang sudah ada pilihan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dikehendaki. Teknik angket digunakan untuk

Pada penyusunan angket, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat dilihat pada lampiran 1, dan item dari kisi-kisi instrumen pada tabel 3.2. Pembuatan kuesioner penelitian ini tidak mencakup semua indikator pada aspek tata tertib di SMA N 1 Temon karena kuisioner ini dibuat berdasarkan kebutuhan siswa di sekolah.

Tabel 3.2

Tabel Kisi-kisi Instrumen Tingkat Kedisiplinan terhadap Tata Tertib

( Studi

Deskriptif Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun Ajaran

2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Pribadi)

Va

ria

be

l

Aspek Indikator

Nomor Item

Jumlah Favourable Unfourable

Ke disi pli na n S iswa 1. Keamanan

1.1 Siswa berperilaku baik disekolah

5,7, 9 36

4 1.2 Siswa menjaga

barang milik pribadi dan teman

12,13

14,16 4

1.3 Siswa tidak

diperolehkan membawa senjata tajam

10,22,23,

3 1.4 Siswa tidak

diperbolehkan

mengaktifkan hp saat pelajaran

11.,32, 40,38


(46)

1.5 Siswa tidak diperbolehkan merokok dan mengkonsumsi miras 18,33,34,35 4

1.6 siwa tidak diperbolehkan membawa kendaraan apabila belum mempunyai SIM 21,37,39 3 2. Kebersihan

2.1 Siswa wajib

memelihara kebersihan lingkungan sekolah

29,30

2 2.2 Siswa menjalankan

piket sesuai jadwal dan tidak merusak fasilitas

24,27

2

3. Ketertiban

3.1. Siswa wajib menaati tata tertib yang berlaku disekolah dengan datang tepat waktu, mengikuti upacara bendera. 1,19,25 , 31, 44 45 6

3.2. Siswa

menggunakan seragam sekolah sesuai jadwal.

20, 26

2 3.3. Siswa wajib

membayar SPP dan iuran sekolah.

28

1 3.4. Siswa wajib menata

rambut dengan rapi dan sopan.

41,42,43 46

4

4. Ketladanan

4.1. Siswa berperilaku baik

2,3, 8,

3 4.2. dengan

menghormati bapak ibu guru.

4,6,

2 4.3. Siswa membuat

suasana nyaman disekolah

15,17 2


(47)

Kuisioner ini bersifat tertutup, alternatif jawaban yang disediakan mengacu pada prinsip-prinsip skala Likert yang kemudian dimodifikasi, yang terdiri dari empat jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai ( TS). Subyek diminta memilih satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataaan, dengan memberikan

tanda ceklist (√) pada kolom alternatif jawaban. Norma skoring

inventori kedisiplinan diri siswa terdapat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Norma Skoring Inventori Tingkat Kedisiplinan terhadap Tata Tertib ( Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun

Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Pribadi)

Alternatif Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Kurang Sesuai 2 3

Tidak Sesuai 1 4

E. Uji Coba Alat 1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila


(48)

alat yang berangkutan menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.

Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan

menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik

pengembangan instrumen. Pada kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.

Berpedoman pada kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas rasional by expert judment dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini instrumen penelitian dionstruksi berdasarkan aspek-aspek yang diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada dosen pembimbing Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd.


(49)

Rxy=√

Keterangan :

Rxy = koefisian korelasi antara X dan Y

N = jumlah subyek

X = skor item tertentu yang akan diuji validitasnya

Y = skor total sup aspek yang memuat item yang diuji validitasnya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3 (Sugiyono, 2013). Bila nilai korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2013).

Berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan oleh peneliti berdasarkan uji coba yang dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 (32 Siswa) SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017 pada tanggal 13 Maret 2017, diperoleh hasil 3 item yang dinyatakan tidak valid dan 43 item yang dinyatakan valid. Adapun hasil item-item yang valid dan tidak valid terdapat pada


(50)

2. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013). Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (α). Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan dengan menggunkan program SPSS for windows versi 16.0. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut :

α = 2 [1

-

]

Keterangan rumus :

S1² dan S2² : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sײ : varians skor skala

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dan dihitung menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows, diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus koefisien alpha (α)

Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995) disajikan pada tabel 3.4.


(51)

Tabel 3.4 Kriteria Guilford

Dari hasil pengumpulan data peserta didik kelas XI SMA 1 Temon Kulon progo pada tanggal 14 maret 2017 dengan jumlah subjek (N) 32 Siswa, diperoleh perhitungan koefisien realibilitas Alpha Cronbach

sebesar 0,960. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil perhitungan koefisien realibilitas pada kriteria Guilford.

F. Tehnik Analisis data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam anilisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Azwar, 2009). Kegiatan dalam analisis data adalah: Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah


(52)

variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah (Sugiyono, 2013).

Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:

1. Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang sudah diberikan oleh responden dan membuat tabulasi skor masing-masing butir skala item. Langkah selanjutnya menghitung total skor masing-masing subjek penelitian dan total skor tiap item pernyataan. Melakukan skoring dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS 16.0. Adapun tabulasi data ditampilkan pada lampiran

2. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis statistik yang meliputi penyajian data melalui tabel perhitungan mean, standar deviasi, serta penentuan kategori menurut norma yang telah ditentukan peneliti. Norma pemberian atau penentu kategori berpedoman. Arikunto (2009) berpendapat subjek penelitian dan item penelitian dikelompokkan dalam 4 kategori.

Kategori subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.5 Norma Kategorisasi

M + 1,5 (SD) Ke atas Sangat tinggi

M s/d M 1,5 (SD) Tinggi

M – 1,5 (SD) s/d M Cukup


(53)

Keterangan:

M ( Mean) = 1/2 (Maksimum ideal + Minimum ideal)

SD (Standar Deviasi) = 1/6 (Maksimum ideal – Minimum ideal)

Mencari norma atau patokan yang digunakan dengan mencari maksimum ideal, minimum ideal, standar deviasi dan mean. Kategorisasi tingkat kedisplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulon progo (dengan total subjek 96 siswa) diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Skor Maksimal ideal : 4 x 43 = 172

Skor Minimum ideal : 1 x 43 = 43

M = 1/2 (Maksimum ideal + Minimum ideal)

M = 1/2 (160 + 43)

M = 1/2 (215)

M = 107,50

SD = 1/6 (Maksimum ideal – Minimum ideal)

SD = 1/6 ( 172 – 43)

SD = 1/6 ( 129)


(54)

Tabel 3.6

Norma Kategorisasi Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata tertib ( Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun

Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Pribadi) Kriteria Skor Kriteria Penilaian Kategori

M+ 1,5 (SD) Ke atas 139 – 172 Sangat tinggi

M s/d M 1,5 (SD) 107–138 Tinggi

M - 1,5 (SD) s/d M 75 – 106 Cukup

M – 1,5 (SD) Ke bawah 43- 74 Rendah

Kategori item penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.7 Norma Kategorisasi

M + 1,5 (SD) Ke atas Sangat tinggi

M s/d M 1,5 (SD) Tinggi

M – 1,5 (SD) s/d M Cukup M – 1,5 (SD) Ke bawah Rendah

Keterangan:

M = 1/2 (Maksimum ideal + Minimum ideal)

SD = 1/6 (Maksimum ideal – Minimum ideal)

Mencari norma atau patokan yang akan digunakan dengan mencari maksimum ideal, minimum ideal, standar deviasi dan mean. Kategorisasi item tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo secara keseluruhan (dengan total subyek 96 siswa) diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:


(55)

Skor Maksimal ideal : 4 x 96 = 384

Skor Minimum ideal : 1 x 96 = 96

M = 1/2 (Maksimum + Minimum ideal )

M = 1/2 (384 + 96)

M = 1/2 (480)

M = 240

SD = 1/6 (Maksimum ideal – Minimum ideal)

SD = 1/6 (384-96)

SD = 1/6 ( 288)


(56)

Tabel 3.8

Norma Kategorisasi Item Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata tertib ( Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon Kulon Progo Tahun

Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Pribadi) Kriteria Skor Kriteria Penilaian Kategori

M + 1,5 (SD) Ke atas 312-384 Sangat tinggi

M s/d M 1,5 (SD) 240– 311 Tinggi

M – 1,5 (SD) s/d M 168–239 Cukup

M – 1,5 (SD) Ke bawah 96 - 167 Rendah

Selanjutnya data setiap subjek penelitian dikelompokan berdasarkan skor total yang telah diperoleh ke dalam norma kategorisasi diatas. Demikian, dapat diketahui jumlah dan persentase tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017. Skor item yang termasuk cukup dan rendah akan dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan usulan topik- topik bimbingan.


(57)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian hasil penelitian mengenai deskripsi tingkat kedisiplinan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulon progo Tahun ajaran 2016/2017 dan implikasi terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi.

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh 96 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulon progo tahun ajaran 2016/2017. Berikut ini akan dipaparkan deskripsi hasil kuisioner tingkat kedisiplinan siswa:

1. Tingkat kedisiplinan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulon progo tahun ajaran 2016/2017

Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan melalui kuisioner tingkat kedisiplinan, dilakukan analisis data dengan teknik deskriptif kategori dan presentase (Arikunto, 2009) yang dipaparkan pada tabel 4.1


(58)

Tabel 4.1

Kategorisasi Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata tertib Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran

2016/2017

Pengamatan pada tabel menunjukan:

a. Terdapat 18 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan sangat tinggi artinya siswa sangat disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah. b. Terdapat 73 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi

artinya siswa disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah.

c. Terdapat 2 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan yang cukup artinya siswa kurang disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah. d. Terdapat 0 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah

artinya siswa tidak disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah.

Jadi, siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo memiliki kedisiplinan dalam kategori sangat tinggi 18 siswa, kategori tinggi 73 siswa, kategori cukup 2 siswa dan kategori rendah 0 siswa.

Kriteria Skor KriteriaPenilaian Kategori F

M + 1,5 (SD) Ke

atas 139-172 Sangat tinggi 18

M s/d M 1,5 (SD) 107-138 Tinggi 73

M – 1,5 (SD) s/d M 75-106 Cukup 2

M – 1,5 (SD) Ke


(59)

2. Hasil Analisis Capaian Skor Item Kedisiplinan

Berdasarkan hasil perhitugan dengan penghapusan item yang gugur atau tidak valid maka, analisis skor item kedisiplinan diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 4.2

Tabel 4.2

Hasil Analisis Skor Item Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata tertib Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017 Dan ImplikasinyaTerhadap Usulan Topik-

topik Bimbingan Pribadi Kriteria Skor Kriteria

Penilaian Kategori F

M+1,5(SD) Ke atas 312-384 Sangat tinggi 5

M s/d M 1,5 (SD) 240-311 Tinggi 34

M- 1,5 (SD) s/d M 168-239 Cukup 4

M – 1,5 (SD) Ke atas 96-167 Rendah 0

Hasil pengamatan pada tabel menunjukan:

a. Terdapat 5 item yang memiliki skor yang sangat tinggi artinya 5 butir tata tertib yang sangat dipatuhi oleh siswa.

b. Terdapat 34 item yang memiliki skor yang tinggi artinya 34 butir tata tertib yang dipatuhi oleh siswa.

c. Terdapat 4item yang memiliki skor yang cukup artinya 4 butir tata tertib yang cukup dipatuhi oleh siswa.

d. Terdapat 0 item yang memiliki skor yang rendah artinya tidak ada tata tertib yang tidak dipatuhi oleh siswa.


(60)

Berdasarkan penghitungan skor item tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI SMAN 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017 ditemukan skor item dalam kategori sangat tinggi 5 item, kategori tinggi 34 item, kategori cukup 4 item dan kategori rendah 0 item.

Oleh karena itu, item yang terindentifikasi dalam rendah dan cukup digunakan menjadi dasar untuk merumuskan topik-topik bimbingan sebagai upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Item – item yang dikategorikan rendah dan cukup dipaparkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Item – item Kuesioner Kedisiplinan terhadap Tata Tertib yang tergolong dalam capaian skor cukup

Aspek Indikator Pernyataan

1. Keteladanan

Siswa membuat suasana nyaman di sekolah

Saya berbicara sopan dengan teman

Saya

memperhatikan guru saat beliau menjelaskan materi pelajaran

2. Kebersihan Siswa wajib memelihara kebersihan lingkungan sekolah

Saya menjaga kebersihan meja dan kursi dari tulisan-tulisan jorok

Saya

melaksanakan piket sesuai jadwal


(61)

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata tertib Siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru BK, sebagian besar siswa kelas XI SMA N 1 Temon belum memiliki tingkat kedisiplinan yang baik. Masih banyaknya siswa yang melanggar tata tertib sekolah seperti terlambat datang ke sekolah, membolos saat jam pelajaran lalu pergi ke kantin, membuat gaduh saat guru sedang menjelaskan materi, membuang sampah sembarangan danbermain handphone saat pelajaran sedang berlangsung.

Namun setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas XI SMA N 1 menunjukan bahwa sebagian besar siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo tahun ajaran 2016/2017 disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh hasil 18 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan sangat tinggi, 73 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi, 2 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan yang cukup dan tidak ada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah.

Hal ini menunjukan bahwa siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017 sudah memiliki kedisiplinan namun belum berkembang secara optimal, hal itu bisa di pengaruhi oleh sekolah yang belum tegas dalam memberi sanksi pada siswa yang


(62)

melanggar tata tertib di SMA N 1 Temon Kulon progo dan belum adanya kesadaran dalam diri siswa akan pentingnya kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah. Tingkat kedisiplinan yang tergolong tinggi ini memberi manfaat serta membentuk kemampuan dalam diri siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017.

Siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017 memiliki tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi, hal ini sangat bermanfaat bagi diri siswa maupun bagi lingkungan sekolah, karena dengan kedisiplinan yang tertanam dalam diri siswa maka setiap perilaku siswa akan mendukung lingkungan belajar yang kondusif disekolah (Tuu,2004).

Akan tetapi kedisiplinan para siswa ini pun tidak dapat dipisahkan dari latar belakang siswa itu sendiri, karena disiplin muncul terutama karena adanya kesadaran batin dan iman kepercayaan bahwa yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya. Perilaku ini sebenarnya melekat dalam diri siswa sejak siswa berada dilingkungan keluarga dan berlanjut dalam lingkungan pendidikan sekolah, sekolah dan keluarga adalah tempat yang penting bagi perkembangan kedisiplinan siswa (Tuu,2004).

Instrumen penelitian kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon Progo berdasarkan dengan tata tertib SMA 1 Temon yang di bagi dalam 4 aspek yaitu Keamanan,


(63)

Kebersihan, Ketertiban dan Keteladanan. Namun tidak semua indikator pada aspek penelitian dijadikan item kuesioner oleh peneliti, dikarenakan indikator yang tidak dimasukan adalah indikator yang tidak umum dilakukan oleh siswa.

Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017, ada dua yaitu : pengaruh dalam diri siswa itu sendiri dan pengaruh dari luar diri siswa, pengaruh dalam diri siswa diantaranya pengalaman hidup. Kedisiplinan siswa akan sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup dimasa lalu, misalnya siswa dari keluarga yang telah memiliki kebiasaan melakukan berbagai kegiatan dengan tepat waktu, maka perilaku yang akan muncul pada siswa adalah melakukan kegiatan dengan tepat waktu. Hal ini akan tertanam dan membentuk pola perilaku yang disiplin, misalnya siswa tidak pernah terlambat datang ke sekolah atau siswa mengumpulkan tugas sesuai jadwal yang ditentukan oleh guru.

Pengaruh dari luar diri siswa juga ikut mempengaruhi kedisiplinan siswa, diantaranya teman sebaya, guru, karyawan di sekolah serta komponen-komponen yang ada di sekolah. Kedisiplinan siswa di sekolah akan sangat dipengaruhi oleh orang-orang dan lingkungan sekitarnya, misalnya siswa meniru perilaku guru yang melanggar tata tertib sekolah seperti bermain handphone saat pelajaran.


(64)

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017 sebenarnya sudah memiliki kedisiplinan yang tinggi, namun kedisiplinan yang dimiliki siswa belum berkembang secara optimal. Hal ini dikarenakan siswa sedang berproses mengenali dan menanamkan konsisten dalam dirinya akan perilaku disiplin yang harus dia lakukan.

2. Capaian Skor Item-item Kedisiplinan Siswa

Item-item kedisiplinan ini disusun bertujuan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa, kemudian berdasarkan capaian skor item rendah dan cukupnantinya dapat menentukan topik-topik bimbingan yang tepat dengan masalah siswa.

Berdasarkan hasil penelitian ini, butir item kedisiplinan pada siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017, tidak ada siswa yang masuk pada tingkat kedisiplinan kategori rendah 0 siswa, tingkat kedisiplinan dalam kategori cukup terdapat 4 siswa, tingkat kedisiplinan dalam kategori tinggi terdapat 34 siswa, dan tingkat kedisiplinan dalam kategori sangat tinggi terdapat 5 siswa.

Dari hasil penelitian diperoleh item yang memiliki skor cukup yaitu sebesar 232 pada item mengenai “saya berbicara sopan dengan teman, saya memperhatikan guru saat beliau sedang menjelaskan


(65)

materi pelajaran, menjaga kebersihan meja dan kursi dari

tulisan-tulisan jorok, dan melaksanakan piket sesuai jadwal”. 3. Usulan Topik Bimbingan Pribadi

Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-item yang termasuk dalam kategori kurang baik dijadikan landasan dalam membuat usulan program bimbingan pada siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017. Usulan program bimbingan yang dapat dilihat pada tabel 4.4.


(66)

Tabel 4.4

Rincian Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Berdasarkan Skor Item Cukup

Item Cukup Indikator Aspek Topik Tujuan Metode Pelaksana

Saya menjaga kebersihan meja dan kursi dari tulisan-tulisan jorok Siswa wajib menjaga kebersihan lingkunga n sekolah Kebersihan

“ say no to vandalisme”. Agar siswa memahami pentingnya kebersihan lingkungan Nonton video, diskusi dan tanya jawab Guru BK Saya melaksanakan piket sesuai jadwal “Menjalankan piket? Siapa takut”. Ceramah, diskusi dan tanya jawab Saya berbicara sopan dengan teman Siswa membuat suasana nyaman di sekolah Keteladanan Menghargai orang lain berbicara Agar siswa memahami dan menghorm ati orang lain Experiental learning Guru BK Saya memperhatika n guru saat beliau menjelaskan materi pelajaran Menghormati orang yang lebih tua Nonton video,disku si, tanya jawab Guru BK


(67)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi uraian kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.

Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil yang ditunjukan dengan pihak terkait.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI SMA N 1 Temon Yogyakarta maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa kelas XI SMA 1 Temon tahun ajaran 2016/2017 tergolong sudah tinggi.

2. Berdasarkan capaian skor item pengaruh kedisiplinan yang berada pada kategori cukup, maka di usulan topik-topik bimbingan pribadi sebagai berikut:

a. Menghargai orang lain berbicara dari indikator item “saya berbicara sopan dengan teman”.

b. Menghormati orang yang lebih tua dari indikator item “saya memperhatikan guru saat beliau menjelaskan materi pelajaran”. c. Say no to vandalism dari indikator item “saya menjaga kebersihan

meja dan kursi dari tulisan-tulisan jorok”.

d. Menjalankan piket? Siapa takut dari indikator item “saya melaksanakan piket tepat waktu”.


(68)

B. Keterbatasan Penelitian

Pada hasil penelitian ini peneliti menyadari adanya keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Peneliti menyadari skripsi yang penulis susun masih banyak kekurangan, diantaranya masih kurangnya referensi pada sumber-sumber penelitian yang relevan terkait dengan kedisiplinan siswa yang peneliti baca.

2. Kurangnya sumber tentang pendapat ahli yang mendefinisikan apa itu kedisiplinan, manfaat kedisiplinan serta faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan dari segi lingkungan sekolah.

3. Peneliti menyadari adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah penelitian, sebelum penelitian didapatkan hasil wawancara dengan guru BK bahwa siswa kelas XI masih banyak yang melanggar tata tertib sekolah tetapi setelah penelitian hasil nya tingkat kedisiplinan siswa kelas XI SMA N 1 Temon memiliki kedisiplinan yang baik. Peneliti menduga ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan yaitu:

a. Peneliti tidak mengobservasi secara menyeluruh siswa kelas XI di SMA N 1 Temon Kulon progo.

b. Siswa tidak jujur dalam mengisi kuesioner dikarenakan kuesioner menyangkut tata tertib sekolah


(69)

4. Instrumen yang digunakan peneliti adalah instrumen murni yang diambil dari tata tertib sekolah secara umum. Alangkah baiknya di elaborasi dengan teori ahli tentang kedisiplinan.

C. Saran

Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian, sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebaiknya membantu siswa dalam meningkatkan kedisiplinan melalui kerja sama dengan kesiswaan, guru bimbingan dan konseling melalui pengadaan fasilitas kepada guru bimbingan dan konseling agar bisa melaksanakan bimbingan agar kedisiplina siswa semakin baik.

2. Guru Bimbingan dan konseling

Guru Bimbingan dan konseling hendaknya memberikan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa kelas XI SMA N 1 Temon Kulon progo Tahun Ajaran 2016/2017.

3. Peneliti lain

Peneliti lain apabila ingin mengadakan penelitian terhadap topik dan subyek penelitian yang sama, ada baiknya peneliti lain mempunyai pengertian terhadap tata tertib berdasarkan teori ahli tertentu.


(70)

54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, Suhardjono & Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukuranya. Penerbit : Pustaka Pelajar, Jakarta.

Gunarso, D.Singgih.2000. Psikologi untuk bimbingan. Jakarta: Gunung Mulia

Hurlock, Elizabeth B. (1999). Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga. Koesoema, Doni. (2007). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: Grasindo.

Kemendikbud. (1989) Dasar-Dasar Tata Tertib Sekolah. Jakarta: CV, Rajawali Masidjo, Ign (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di

Sekolah.Yogyakarta: Kanisius

Najib, Aminuddin, Dkk. Bahan Pelatihan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah

Berdasarkan Kurikulum 1994. ( Yogyakarta: Tim Instruktur BK, 1997). Santrock, John W. (2003) AdolescencePerkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit

Erlangga

Sarwono, Sarlito Wirawan. (1989). Psikologi Remaja. Cetakan kelima. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Salahudin Anas dan Alkrienciehie (2013). Pendidikan Karakter. Bandung:CV, Pustaka Setia

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tata Tertib Sekolah SMAN 1Temon Kulon Progo Tahun Ajaran 2016/2017.

Tuu, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku Prestasi Siswa dini. Jakarta: Grasindo.

Winkel dan Hastuti Sri (2013). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Yogyakarta: Media Abadi.


(71)

http://www.kompasiana.com/nidaulhasanah/kedisiplinan-di-sekolah_54f80635a33311f8498b4aab-2016 pukul 16:34 WIB tanggal 6 juni 2017

http://edupost.id/internasional/pendidikan-indonesia-berada-di-peringkat-ke-57-dunia-versi-oecd/ pukul 15:31 WIB tanggal 6 juni 2017


(72)

55

LAMPIRAN I


(73)

56 A. Identitas

1. Jenis kelamin :

2. Tanggal penggisian :

B. Kata Pengantar

Teman-teman yang terkasih,

Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan teman-teman untuk mengisi kuisioner ini. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat perilaku disiplin di sekolah. Saya sangat mengharapkan teman-teman mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan pengalaman teman-teman. Atas kesediaan tema-teman saya mengucapkan terima kasih.

C. Petunjuk Pengisian

Dibawah ini ada sejumlah pernyataan-pernyataan tentang tingkat perilaku disiplin di sekolah. Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan pengalaman teman-teman. Berikanlah tanda (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman teman-teman.

Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut:

1. Sangat Sesuai (SS) : Hal ini Sangat Sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sesuai (S) : Hal ini Sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tidak Sesuai (TS): Hal ini Tidak Sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.

4. Sangat Tidak Sesuai (STS): Hal ini Sangat Tidak Sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah mengisi kuesioner ini secara praktis adalah sebagai berikut: 1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuisioner ini

2. Jawab dan berilah tanda ceklist (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan dengan teliti, jujur dan sesuai dengan pengalaman teman-teman.

Keterangan:

SS : Sangat Sesuai S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai


(1)

66

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

SMA NEGERI 1 TEMON

Jalan Purworejo Km. 12 Kebonrejo, Temon, Kulon Progo  0274 7117523 email : sma1temon@yahoo.com ; smatemon@gmail.com ; web : http/smatemon.sch.id

TATA TERTIB SEKOLAH SMAN 1 TEMON NO: 177/113.3/SMA.01/MN/2002

A. KETERTIBAN

1. Siswa wajib datang di sekolah sepuluh menit sebelum tanda bel masuk berbunyi 2. Siswa datang terlambat diijinkan masuk kelas apabila menunjukan surat ijin

mengikuti pelajaran

3. Siswa yang akan meninggalkan pelajaran/sekolah harus minta ijin terlebih dahulu 4. Siswa wajib mengikuti proses belajar dan mengajar dengan tertib

5. Siswa wajib mengikuti upacara bendera setiap hari senin

6. Siswa wajib menunjukan keterangan dari dokter bila tidak masuk karena sakit lebih dari dua hari

7. Siswa wajib mengikuti kegiatan keagamaan sesuai agama yang dianut yang diselenggarakan/ditentukan sekolah.

8. Siswawajib memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagai berikut :

a) Hari senin memakai seragam upacara (putih-putih lengan panjang memakai dasi dan topi osis)

b) Hari selasa- rabu memakai seragam osis

c) Hari jumat-sabtu memakai seragam identitas (batik)

d) Sepatu dan ikat pinggang berwarna hitam polos, kaos kaki berwarna putih polos.

e) Pada saat olahraga memakai seragam olahraga.

9. Siswa wajib menjaga dan menaati tata tertib yang berlaku diperpustakaan dan ruang laboratorium

10.Siswa wajib membayar SPP dan iuran sekolah tepat waktu.

11.Siswa putra dilarang memelihara rambut panjang menutupi daun telinga, kerah baju dan jidat

12.Siswa dilarang mewarnai rambut selain hitam atau menggunakan obat rambut sehingga menjadikan rambut tidak rapi.

13.Siswa dilarang memakai sandal atau sepatu sandal disekolah pada jam sekolah

B. KEAMANAN

1. Siswa wajib menjaga nama baik sekolah dimanapun berada

2. Siswa wajib menjaga dan mengamankan barang milik pribadi dan milik teman 3. Siswa wajib menjaga sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah

4. Siswa yang ke sekolah menggunakan kendaraan bermotor harus menaati undang-undang lalu lintas yang berlaku (SIM dan memakai helm)

5. Siswa dilarang membawa atau mengkonsumsi minuman keras dan obat terlarang 6. Siswa dilarang merokok dan membawa rokok dilingkungan sekolah


(2)

67

8. Siswa dilarang membawa senjata tajam, senjata api,petasan, dan barang yang dapat membahayakan jiwa diri sendiri dan orang lain.

9. Siswa dilarang berkelahi dilingkungan sekolah maupun luar sekolah

10.Siswa dilarang membawa kaset VCD/gambar/foto/tulisan porno atau yang dilarang negara.

11.Siswa dilarang melakukan perbuatan yang melanggar norma kesusilaan C. KEBERSIHAN

1. Siswa wajib menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan sekolah 2. Siswa wajib menjalankan tugas piket sesuai jadwal

3. Siswa dilarang corat-coret dan menempelkan tulisan tidak pada tempatnya 4. Siswa dilarang merusak semua sarana dan prasarana sekolah

D. KETELADANAN

1. Siswa wajib hormat, patuh dan taat kepada bapak ibu guru

2. Siswa wajib menjaga sopan-santun terhadap kepala sekolah, guru, karyawan, maupun teman.

3. Siswa menjaga sikap saat mengikuti kegiatan sekolah

4. Siswa wajib menjaga suasana kegiatan belajar yang nyaman. E. SANKSI

1. Siswa yang melanggar tata tertib sekolah akan dikenakan sanksi dari sekolah sesuai dengan bobot pelaggaran yang dilakukan.

2. Sanksi yang diberikan dapat berupa : a) Peringatan

b) Skorsing

c) Di tunda kenaikan kelasnya/penerimaan raport/penerimaan STTB/ijazah d) Dikembalikan kepada orang tua/wali

3. Semua pelanggaran dan sanksinya dicatat dalam a) Buku penghubung Prestasi dan kasus siswa b) Buku Induk Siswa


(3)

68

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

SMA NEGERI 1 TEMON

Jalan Purworejo Km. 12 Kebonrejo, Temon, Kulon Progo  0274 7117523 email : sma1temon@yahoo.com ; smatemon@gmail.com ; web : http/smatemon.sch.id

BOBOT POINT PELANGGARAN (NEGATIF) SMA N 1 TEMON

1. KEPRIBADIAN (PERILAKU) a. Ketertiban

1) Membuat keributan didalam kelas pada 5 point saat pelajaran berlangsung

2) Masuk/keluar lingkungan sekolah 15 point Dengan loncat pagar tanpa ijin

3) Mengotori (corat-coret) benda milik sekolah, 10 point Guru,karyawan, atau teman

4) Merusak /menghilangkan barang milik sekolah, 15 point Guru, karyawan, atau teman

5) Mengambil atau mencuri barang milik sekolah 50 point Guru, karyawan, atau teman

6) Makan atau minum didalam kelas pada saat 5 point Kegiatan pembelajaran

7) Membuang sampah tidak pada tempatnya 5 point 8) Membawa/ meledakan petasan dilingkungan 75 point

Sekolah b. Rokok

1) Membawa rokok/ tembakau disekolah 25 point 2) Merokok / menghisap tembakau disekolah 50 point c. Buku, Majalah, Kaset, VCD terlarang dan alat kontrasepsi

1) Membawa 50 point

2) Memperjual belikan 50 point

d. Senjata tajam, senjata api dan barang yang membahayakan jiwa

1) Membawa tanpa ijin 50 point

2) Memperjualbelikan 75 point

3) Menggunakan untuk mengancam orang lain 75 point

4) Menggunakan untuk melukai orang 100 point

e. Narkoba dan minuman keras

1) Membawa 75 point

2) Mempergunakan 100 point

3) Memperjualbelikan 100 point

f. Perkelahian


(4)

69

2) Diluar sekolah 50 point

g. Penganiayaan terhadap kepala sekolah, guru, karyawan dan teman

1) Ancaman 50 point

2) Pemukulan 100 point

3) Pemerasan 50 point

h. Perbuatan Asusila

1) Melakukan perbuatan mesum 75 point

2) Pelecehan seksual 75 point

3) Memperkosa 100 point

4) Hamil atau menghamili 100 point

i.Perjudian

1) Pemrakarsa 75 point

2) Peserta 50 point

2. KERAJINAN a. Keterlambatan

1) Terlambat masuk sekolah lebih dari 10 menit 1 kali 2 point 2) Terlambat masuk sekolah lebih 10 menit 2 kali 3 point 3) Terlambat masuk sekolah 10 menit 3 kali atau lebih 5 point 4) Ijin keluar dari pelajaran/ sekolah dan tidak kembali 5 point b. Kehadiran

1) Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 10 point 2) Tidak mengikuti suatu mata pelajaran tanpa ijin 5 point

3) Membolos 10 point

4) Tidak mengikuti upacara tanpa ijin 5 point 5) Tidak mengikuti kegiatan atas nama sekolah tanpa ijin 5 point 3. KERAPIAN

a. Pakaian

1) Memakai seragam tidak sesuai tanpa ijin 5 point 2) Memakai seragam tidak dimasukan bajunya 2 point 3) Tidak memakai atribut sesuai ketentuan 2 point 4) Memakai ikat pinggang sesuai ketentuan 2 point 5) Memakai sepatu dan kaos kaki sesuai ketentuan 2 point 6) Memakai topi bukan topi sekolah 3 point

7) Memakai atribut sekolah lain 3 point

8) Memakai perhiasan dan make up berlebihan 3 point 9) Memakai aksesoris (gelang,kalung,anting) bagi 2 point

Siswa putra

10) Memakai pakaian atau atribut partai politik disekolah 2 point b. Rambut

1) Siswa putra berambut panjang menutupi telinga,krah 3 point Baju dan jidat

2) Potongan rambut tidak rapi 2 point


(5)

70

LAMPIRAN VI


(6)

Dokumen yang terkait

Deskripsi tingkat kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan implikasi terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 75

Resiliensi siswa SMA Negeri I Wuryantoro (studi deskriptif pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Wuryantoro tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial).

0 0 99

Deskripsi tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 92

Deskripsi tingkat kesadaran terhadap kedisiplinan tata tertib sekolah para peserta didik kelas XI SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan.

0 1 124

Tingkat konformitas siswa : studi deskriptif pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 2 121

Kekerasan dalam pacaran: studi deskriptif pada siswa kelas XI SMA N 1 Karangnongko tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik layanan bimbingan pribadi sosial.

0 2 149

Tingkat konformitas siswa studi deskriptif pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 20122013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan pribadi sosial

0 0 119

Minat Siswa Kelas XI Terhadap Mata Pelajaran Tata Boga Di SMA N 1 Temon.

0 1 124

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9

HUBUNGAN TEMAN BERMAIN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 1 TEMON KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Teman Bermain dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X dan XI di SMA Negri 1 Temon Kulon Progo - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 12