ketidakpastian antar anggota keluarga, dan aturan yang ketat tentang hal yang buruk atau tabu.
B. Kultur Lingkungan Kerja
1. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan Nitisemito, 1982:183. Agus Ahyari
1986:125-126, mendefinisikan lingkungan kerja sebagai suatu lingkungan dimana karyawan tersebut bekerja dan melakukan tugas
sehari- hari yang meliputi penafsiran perusahaan terhadap karyawan, kondisi kerja karyawan, dan hubungan karyawan di dalam perusahaan.
Pandji Anoraga dan Sri Suyati 1995:72, mendefinisikan lingkungan kerja sebagai lingkungan yang meliputi hubungan antar
karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu, penerangan, dan sebagainya. Lingkungan kerja merupakan lingkungan di sekitar pekerja yang
mempengaruhi dirinya, baik secara emosional maupun intelektual, dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Dari definisi tentang kultur dan lingkungan kerja di atas, kultur lingkungan kerja merupakan pandangan hidup, mencakup cara berpikir,
berperilaku, sikap nilai, ya ng diakui bersama dalam suatu lingkungan di sekitar pekerja yang mempengaruhi dirinya, baik secara emosional
maupun intelektual, dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Dimensi Kultur Lingkungan Kerja Menurut Hofstede dalam Tri Dayakisni dan Salis Yuniardi
2004:277, dimensi utama nilai yang berkaitan dengan kultur lingkungan kerja adalah: a jarak kekuasaan power distance; b individualisme
versus kolektivisme individualism versus collectivism; c femininitas versus maskulinitas masculinity versus femininity; d penghindaran
ketidakpastian uncertainty avoidance. Masing- masing dimensi ini berkaitan dengan perbedaan secara konkrit dalam hal sikap, opini,
keyakinan, dan perilaku dalam organisasi kerja dan bentuk-bentuk dasar untuk memahami norma- norma sosial tertentu.
Dimensi jarak kekuasaan menunjukkan tingkatan sejauh mana tiap budaya mempertahankan perbedaan status atau kekuasaan diantara
anggota-anggotanya. Kultur lingkungan kerja yang mempunyai power distance
besar akan cenderung mengembangkan aturan, mekanisme atau kebiasaan-kebiasaan dalam mempertahankan perbedaan status atau
kekuasaan. Implikasinya, biasanya ditandai dengan adanya struktur hirarki yang tinggi. Sedangkan kultur lingkungan kerja yang mempunyai power
distance kecil berusaha meminimalkan perbedaan status atau kekuasaan
dan dalam hubungan kerjanya didukung oleh inisiatif dari atasan dan bawahan.
Budaya individualisme mendorong anggota-anggotanya agar mandiri, menekankan tanggung jawab dan hak-hak pribadinya, sehingga
mampu menumbuhkan kemandirian emosional pada instansi tempat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seseorang bekerja. Budaya kolektifisme menekankan kewajiban kepada intansi tempat seseorang bekerja kelompok daripada hak- hak pribadinya.
Dimensi masculinity versus femininity menunjukkan sejauh mana lingkungan kerja berpegang teguh pada peran gender. Lingkungan kerja
dengan latar belakang budaya maskulinitas menekankan pada nilai ketegasan, ambisi, dan persaingan. Sedangkan pada lingkungan kerja
dengan latar belakang budaya femininitas lebih mengutamakan kesederhanaan, kerendahan hati, dan kesetiakawanan.
Sedangkan Dimensi uncertainty avoidance
menunjukan sejauhmana anggota lingkungan kerja dalam menghadapi situasi yang
tidak pasti. Lingkungan kerja dengan latar belakang budaya uncertainty avoidance
kuat merasa terancam dengan ketidakpastian, sehingga setiap anggota akan berusaha menciptakan mekanisme untuk mengurangi risiko
dan mempertahankan harga diri. Berbeda dengan lingkungan kerja dengan latar belakang budaya uncertainty avoidance lemah toleransi terhadap
situasi tidak pasti akan menjadi lebih tinggi, sehingga setiap anggota cenderung lebih senang mencoba hal baru.
Dimensi jarak kekuasaan mencakup indikator antara lain: perbedaan jarak antara atasan dan bawahan, tingkat pengawasan, dan
sistem penggajian. Dimensi individualism versus collectivism mencakup indikator
antara lain: dasar hubungan atasan bawahan, dasar pemberian gaji dan sistem manajemen kerja yang dianut. Dimensi masculinity versus
femininity mencakup indikator antara lain: cara mengatasi masalah, filosofi
kerja, sikap atasan dalam memimpin, dan orientasi kerja. Dimensi uncertainty avoidance
mencakup indikator: budaya kerja keras, orientasi waktu dalam bekerja, kebebasan mengeluarkan ide, sumber motivasi
dalam bekerja, dan dasar kedisiplinan kerja
C. Kultur Lingkungan Masyarakat