2. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiono, 2004:73. Besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 285 guru.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan proportional sampling
. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2004:78. Berikut daftar
SMA tempat penelitian dilakukan: No.
Nama Sekolah Jumlah Guru
Status 1.
SMA 1 Bantul 52
Negeri 2.
SMA 1 Srandakan 33
Negeri 3.
SMA 3 Bantul 25
Negeri 4.
SMA 1 Panjangan 30
Negeri 5.
SMA 1 Bambanglipuro 34
Negeri 6.
SMA Patria Bantul 22
Swasta 7.
SMA BOPKRI Banguntapan 15
Swasta 8.
SMA Muhammadiyah 1 Bantul 48
Swasta 9.
SMA Stela Duce Bantul 16
Swasta 10.
SMA “ 17 “ Bantul 10
Swasta Jumlah
285
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Kecerdasan Emosional Yang dimaksud kecerdasan emosional adalah ketrampilan
emosional, yang meliputi mengidentifikasi dan memberi nama emosi- emosi, mengungkapkan emosi, menilai intensitas emosi, menunda
pemuasan, mengendalikan dorongan hati, menangani stres, memahami sudut pandang orang lain dan empati.
Variabel kecerdasan emosional guru diukur berdasarkan indikator antara lain: mengenali emosi sendiri, mengetahui kelebihan diri,
mengetahui keterbatasan diri, keyakinan akan kemampuan diri, menahan emosi dan dorongan negatif, menjunjung norma kejujuran dan integritas,
bertanggung jawab atas kinerja pribadi, luwes terhadap perubahan, terbuka terhadap ide- ide serta informasi baru, dorongan untuk menjadi
lebih baik, menyesuaikan dengan sasaran kelompok atau organisasi, kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, kegigihan dalam
memperjuangkan kegagalan dan hambatan, understanding others, developing others, customer service,
menciptakan kesempatan-kesempatan melalui pergaulan dengan berbagai macam orang, membaca hubungan
antara keadaan emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok, kemampuan persuasi, mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang
jelas, kemampuan menyelesaikan pendapat, semangat leadership, kolaborasi dan kooperasi, team building. Keseluruhan indikator tersebut
dijabarkan dalam 24 item pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional.
Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional Guru
No Dimensi
Indikator Pertanyaan
No 1
Self awareness
a. Mengenali emosi sendiri b. Mengetahui kelebihan diri
c. Mengetahui keterbatasan diri d. Keyakinan akan kemampuan diri
4 3
1 2
2 Self
regulation a. Menahan emosi dan dorongan
negatif b. Menjunjung norma kejujuran dan
5 6
integritas c. Bertanggung jawab atas kinerja
pribadi d. Luwes terhadap perubahan
e. Terbuka terhadap ide- ide serta informasi baru
7 8
9
3 Self-
motivat ion
a. Dorongan untuk menjadi lebih baik b. Menyesuaikan dengan sasaran
kelompok atau organisasi c. Kesiapan untuk memanfaatkan
kesempatan d. Kegigihan dalam memperjuangkan
kegagalan dan hambatan 10
11
12 13
4 Empathy
a. Understanding others b. Developing others
c. Customer service d. Menciptakan kesempatan-
kesempatan melalui pergaulan e. Membaca hubungan antara keadaan
emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok
14 15
16 17
18
5 Social
Skills a. Kemampuan persuasi
b. Mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas
c. Kemampuan menyelesaikan pendapat
d. Semangat leadership e. Kolaborasi dan kooperasi
f. Team building 19
21
20 22
23 24
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing- masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan
sebagai berikut: Skor untuk pernyataan
No Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju
4 1
2 Setuju
3 2
3 Tidak setuju
2 3
4 Sangat tidak setuju
1 4
2. Kultur Keluarga Yang dimaksud kultur keluarga adalah pandangan hidup yang
mencakup cara berpikir, berperilaku, dan sikap nilai, yang diakui bersama dalam suatu kesatuan sosial yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak, yang
dapat dijadikan tempat untuk membimbing anak-anak sekaligus sebagai tempat untuk pemenuhan kebutuhan hidup, baik kebutuhan fisik maupun
psikis. Variabel kultur keluarga diukur berdasarkan indikator antara lain:
kekuasaan orang tua atas aturan, kepatuhanrasa hormat terhadap orang tua atau terhadap anggota keluarga lain yang lebih tua, kebiasaan dalam
meminimalkan perbedaan status, ketergantungan pada orang tua, kebiasaan dalam meminimalkan perbedaan status, kebebasan untuk
menyatakan pendapat, loyalitas kepada anggota keluarga lain, keleluasaan untuk mandiri, keterikatan sosial satu sama lain dalam keluarga, kebutuhan
untuk berkomunikasi, perasaan yang muncul atas pelanggaran suatu aturan atau norma tertentu, ayah lebih dominan, perhatian yang lebih kepada
anggota keluarga yang kuat, anggota keluarga laki- laki atau perempuan memiliki cita-cita yang tinggi, menghindari adanya perbedaan, sikap
dalam menghadapi ketidakpastian hidup, dan penetapan aturan. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 18 item pertanyaan.
Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur keluarga.
Tabel 3.2 Tabel Operasionalisasi Variabel Kultur Keluarga
No. Dimensi
Indikator Pertanyaan
No 1.
Power distance
a. Kekuasaan orang tua atas aturan b. Kepatuhan atau rasa hormat
terhadap orang tua atau terhadap anggota keluarga lain yang lebih
tua.
c. Ketergantungan pada orang tua d. Kebiasaan dalam meminimalkan
perbedaan status 1
2 3
4
2. Individualism
vs Collectivism
a. Kebebasan untuki menyatakan pendapat
b. Loyalitas kepada anggota keluarga lain
c. Keleluasan untuk mandiri d. Keterikatan sosial satu sama lain
dalam keluarga e. Kebutuhan untuk berkomunikasi
f. Perasaan yang muncul atas pelanggaran suatu aturan atau
norma tertentu 5
6 7
8 9
10,11
3. Masculinity
vs Femininity a. Peran ayah lebih dominan
b. Perhatian yang lebih kepada anggota keluarga yang kuat
c. Anggota keluarga laki- laki atau perempuan memiliki cita-cita
yang tinggi d. Menghindari adanya perbedaan
12 13
14 15
4. Uncertainty
avoidance a. Sikap dalam menghadapi
ketidakpastian hidup b. Penetapan aturan
16,17 18
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing- masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan
sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor untuk pernyataan No.
Keterangan Positif
Negatif 1
Sangat setuju 4
1 2
Setuju 3
2 3
Tidak setuju 2
3 4
Sangat tidak setuju 1
4
3. Kultur Lingkungan Kerja Yang dimaksud kultur lingkungan kerja adalah pandangan hidup,
mencakup cara berpikir, berperilaku, sikap nilai, yang diakui bersama dalam suatu lingkungan di sekitar pekerja yang mempengaruhi dirinya,
baik secara emosional maupun intelektual, dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Variabel kultur lingkungan kerja diukur berdasarkan indikator antara lain: perbedaan jarak kekuasaan antara atasan dan bawahan, tingkat
pengawasan, sistem penggajian, dasar hubungan atasan bawahan, dasar pemberian gaji, sistem manajemen kerja yang dianut, cara mengatasi
masalah, filosofi kerja, sikap atasan dalam memimpin, orientasi kerja, budaya kerja keras, orientasi waktu dalam bekerja, kebebasan
mengeluarkan ide, sumber motivasi dalam bekerja, dan dasar kedisiplinan kerja. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 16 item
pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur lingkungan kerja.
Tabel 3.3 Tabel Operasiona lisasi Kultur Lingkungan Kerja
No. Dimensi
Indikator Pertanyaan
No. 1.
Power distance
a. Perbedaan jarak kekuasaan antara atasan dan bawahan
b. Tingkat pengawasan c. Sistem penggajian
1,4 2
3
2. Individualism
vs Collectivism
a. Dasar hubungan atasan bawahan
b. Dasar pemberian gaji c. Sistem manajemen kerja yang
dianut 9
11 10
3. Masculinity
vs Femininity a. Cara mengatasi masalah
b. Filosofi kerja c. Sikap atasan dalam memimpin
d. Orientasi kerja 5
7 6
8
4. Uncertainty
avoidance a. Budaya kerja keras
b. Orientasi waktu dalam bekerja c. Kebebasan mengeluarkan ide
d. Sumber motivasi dalam bekerja e. Dasar kedisiplinan kerja
12 13
14 15
16
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing- masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan
sebagai berikut: Skor untuk pernyataan
No. Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju
4 1
2 Setuju
3 2
3 Tidak setuju
2 3
4 Sangat tidak setuju
1 4
4. Kultur Lingkungan Masyarakat Yang dimaksud kultur lingkungan masyarakat adalah pandangan
hidup, mencakup cara berpikir, berperilaku, sikap nilai, yang diakui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersama dalam sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial dimana didalamnya kehidupan individu dibentuk, saling mempengaruhi
satu sama lain, terikat oleh tujuan bersama dengan batas-batas aturan yang dirumuskan dengan jelas.
Variabel kultur lingkungan masyarakat diukur berdasarkan indikator antara lain: kewenangan dalam penggunaan kekuasaan,
kepemilikan hak, performance of powerfull people, dasar kekuasaan, fokus manajemen terhadap aturan, orientasi kepentingan dalam masyarakat,
tingkat kepentingan kehidupan pribadi, penetapan pendapat atas kelompok, perbedaan pelaksanaan hukum dan hak, tujuan yang ingin
dicapai, orientasi solidaritas, tingkat toleransi atas kesalahan, cara penyelesaian konflik, kuantitas wanita dalam menduduki jabatan politik,
pengertian kebebasan wanita, perlakuan terhadap pelanggaran aturan, sikap atasan terhadap kritik bawahan, dan letak kepercayaan. Keseluruhan
indikator tersebut dijabarkan dalam 18 item pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur lingkungan masyarakat.
Tabel 3.4 Tabel Operasionalisasi Kultur Lingkungan Masyarakat
No. Dimensi
Indikator Pertanyaan
No. 1.
Power distance
a. Kewenangan dalam penggunaan kekuasaan
b. Kepemilikan hak c. Performance of powerfull
people d. Dasar kekuasaan
e. Fokus manajemen terhadap aturan
1 2
3 4
5
2. Individualism
a. Orientasi kepentingan dalam 15
vs Collectivism
masyarakat b. Tingkat kepentingan kehidupan
pribadi c. Penetapan pendapat atas
kelompok d. Perbedaan pelaksanaan hukum
dan hak e. Tujuan yang ingin dicapai
11 13
14 12
3. Masculinity
vs Femininity a. Orientasi solidaritas
b. Tingkat toleransi atas kesalahan
c. Cara penyelesaian konflik d. Kuantitas wanita dalam
menduduki jabatan politik e. Pengertian kebebasan wanita
6 7
8 9
10
4. Uncertainty
avoidance a. Perlakuan terhadap
pelanggaran aturan b. Sikap atasan terhadap kritik
bawahan c. Letak kepercayaan
16 17
18
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing- masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan
sebagai berikut: Skor untuk pernyataan
No. Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju
4 1
2 Setuju
3 2
3 Tidak setuju
2 3
4 Sangat tidak setuju
1 4
5. Jenis Kelamin Yang dimaksud jenis kelamin adalah menunjuk pada keseluruhan
ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai laki- laki dan perempuan yaitu mengenai jasmani, kejiwaan, sifat, cara berpikir, perasaan dan sebagainya.
Pengukuran pada variabel jenis kelamin dengan ketentuan sebagai berikut:
No Jenis Kelamin
Skor 1
Laki- laki 1
2 Perempuan
2
6. Locus of Control Yang dimaksud Locus of control adalah anggapan sejauh mana
orang tersebut merasakan adanya usaha yang telah dilakukan dan akibatnya. Variabel locus of control diukur berdasarkan indikator
antara lain: sumber keberhasilan, sikap dalam menghadapi hambatan, kemampuan memimpin, kemampuan memotivasi, keyakinan akan
kemampuan diri, dan tingkat toleransi. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 25 item pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel
operasionalisasi variabel locus of control.
Tabel 3.5 Tabel Operasionalisasi Variabel Locus of Control:
No. Dimensi
Indikator Pertanyaan
No. 1.
Locus of Control
internal dan eksternal
a. Sumber keberhasilan
b. Sikap dalam menghadapi hambatan
c. Kemampuan memimpin d. Kemampuan memotivasi
e. Keyakinan akan kemampuan
diri f. Tingkat toleransi
1,4,6,7,9,10, 12,14,17,19,
20, 22,24,25 2,3,18,
5,11 8,13,16,21
15 23
Masing- masing pertanyaan diberi 2 opsi jawaban dengan pemberian skor sebagai berikut: Internal skor =1 dan Eksternal skor = 0.
F. Teknik Pengumpulan Data