karakteristik psikologisnya, emosi dan perasaan pada perempuan lebih menonjol dan mempengaruhi pikirannya daripada laki- laki. Karenanya
perempuan cenderung mempunyai tingkat kecerdasan emosional lebih tinggi dari pada laki- laki.
F. Locus of Control
Locus of control merupakan sebuah konsep yang dibangun ole h
Rotter Tri Dayakisni dan Salis Yuniardi, 2004:209 yang menyatakan bahwa setiap orang berbeda dalam bagaimana dan seberapa besar kontrol diri mereka
terhadap perilaku dan hubungan mereka dengan orang lain serta lingkungan. Rotter mendefinisikan
locus of control sebagai berikut
httpwww.nald.cafulltextreport1REP 10-01.HTM : Locus of control as a generalized expectancy of the extent to which a
person perceives that events in one’s life are consequences of one’s behavior.
Locus of Control sebagai suatu harapan yang secara umum meluas
dimana sering dirasakan seseorang dalam kejadian-kejadian dalam kehidupannya sebagai akibat dari suatu tingkah laku seseorang. Rotter dalam
Brigita Pujiwati, 2004:31 mendefinisikan locus of control berdasarkan teori belajar sosial, menjadi tiga aspek utama yaitu behavior potential perilaku
potensial, expectancy harapan dan reinforcement value nilai penguat, ketiga aspek itu berhubungan satu dengan yang lain. Perilaku individu
bergantung pada harapan-harapan dimana suatu tingkah laku tertentu akan memberi penguatan, dan nilai penguatan tersebut akan memuaskan kehidupan
individu selanjutnya. Jika individu berhasil memperoleh penguatan yang diharapkan, maka ia cenderung meyakini bahwa penguatan itu akan diperoleh
bukan dari dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa locus of control
adalah anggapan sejauh mana orang tersebut merasakan adanya usaha yang telah dilakukan dan akibatnya.
Locus of control umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan arahnya, yaitu internal dan eksternal. Individu dengan locus of control
eksternal melihat diri mereka sangat ditentukan oleh bagaimana lingkungan dan orang lain melihat mereka. Keberhasilan dan kegagalan dalam hidupnya
dipandang sebagai nasib, faktor keberuntungan, kesempatan karena kekuasaan orang lain atau karena kondisi-kondisi yang tidak dapat dikuasainya.
Sedangkan individu dengan locus of control internal melihat diri mereka sangat dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Keberhasilan dan kegagalan dalam
hidupnya dipandang sebagai akibat perilakunya. Locus of control
pada individu merupakan suatu konsep yang kontinum. Dalam artian, locus of control individu bergerak dari ekstrim
eksternal dan ekstrim internal. Oleh karena itu setiap orang memiliki sekaligus faktor internal dan eksternal dalam dirinya. Perkembangan orientasi individu
ke arah internal atau eksternal didapatkan melalui proses belajar. Pengalaman individu di masa lalu akan mempengaruhi perkembangan orientasi ini.
Perbedaaan orientasi ini juga akan mempengaruhi penilaian seseorang terhadap suatu peristiwa atau situasi yang sedang dihadapi.
Individu yang berorientasi internal cenderung memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat diramalkan dan tindakannya dianggap sangat
menentukan akibat yang diterima, baik itu positif maupun negatif, lebih perspektif dan siap belajar dari lingkungan, memiliki daya tahan yang lebih
besar terhadap pengaruh orang lain, lebih cepat dalam mengambil keputusan dan tindakan karena merasa mampu mengontrol lingkungannya.
Individu yang berorientasi eksternal, memandang dunia sebagai sesuatu yang tidak dapat diramalkan, tidak berpengaruh besar dalam
mengendalikan akibat hidupnya, baik dalam mencapai tujuan maupun dalam melakukan penghindaran terhadap situasi yang tidak menye nangkan, lebih
cemas dan depresif, serta kurang baik dalam melakukan aktivitas bermasyarakat dan lebih mempunyai kemungkinan besar untuk menampakkan
perilaku yang negatif seperti pasifitas, penarikan diri. Dimensi locus of control internal dan eksternal mencakup indikator:
sumber keberhasilan, sikap dalam menghadapi hambatan, kemampuan memimpin, kemampuan memotivasi, keyakinan akan kemampuan diri, dan
tingkat toleransi.
G. Kerangka berpikir