yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kegiatan belajar dari hasil menalar. Kompetensi yang dikembangkan adalah sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
e Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dari hasil menalar adalah: jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
f. Penilaian Otentik
Menurut Hosnan 2014: 387 menyatakan bahwa penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian otentik adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar
yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki
pengaruh yang positif terhadap perkembangan, baik intelektual ataupun mental siswa. Penilaian otentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks
dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan ke dalam tugas-tugas yang otentik. Melalui
penilaian otentik ini, diharapkan berbagai informasi yang benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan
oleh siswa. Kegiatan penilaian yang dilakukan selain melihat pengumpulan informasi
tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang didapat tersebut, juga harus
memperhatikan prinsip penilaian. Prinsip yang harus diterapkan dalam penilaian otentik adalah sebagai berikut:
1 Penilaian otentik mengacu pada ketercapaian standar nasional didasarkan pada
indikator. Kurikulum dan hasil belajar berdasarkan setiap mata pelajaran memuat tiga kompetensi utama, yaitu kompetensi dasar, indikator pencapaian
hasil belajar, dan materi pokok. Kompetensi dasar adalah gambaran umum tentang apa yang harus dilakukan siswa, bagaimana cara menilai siswa yang
sudah meraih kompetensi tertentu tidak langsung digambarkan di dalam pernyataan tentang kompetensi. Rincian yang lebih banyak tentang apa yang
diharapkan dari siswa digambarkan dalam indikator belajar. 2
Penilaian otentik harus menyeimbangkan tiga ranah. Penilaian yang dilakukan cukup memberi cakupan terhadap aspek pengetahuan kognitif, sikap afektif,
dan keterampilan psikomotorik secara seimbang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:
a Penilaian aspek kognitif lebih mudah bila dibandingkan dengan mengukur
ranah afektif maupun psikomotorik. Proses pengukuran aspek kognitif digunakan dengan cara lisan atau tulisan.
b Penilaian terhadap aspek afektif yang dilakukan selama berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Penilaian aspek afektif tidaklah semudah mengukur aspek kognitif. Pengukuran aspek
afektif tidak dapa dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa memerlukan waktu yang relatif lama. Beberapa cara terbaik menilai aspek
afektif, yaitu dengan cara 1 Observasi, yang merupakan teknik yang paling mudah digunakan untuk menilai kemampuan hamper setiap ranah. Guru
yang berpengalaman memiliki kemampuan mengamati kinerja siswa di dalam dan di luar kelas. 2 Wawancara dan kuesioner, sebagai alat untuk
mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan, atau perasaan hasil belajar siswa. 3 Esai, guru dapat memberi pertanyaan
kepada siswa untuk membuat sebuah tulisan atau karangan mengenai perasaannya dan sikapnya terhadap suatu gejala tertentu. 4 Pernyataan
pendapat skala sikap. Sikap siswa dapat dinilai dengan menggunakan respons alternatif. Setuju-tidak setuju, tertarik-tidak tertarik, menyenangkan-
tidak menyenangkan. 5 Iventori, dapat digunakan untuk mengukur minat. 6 Sosiometri, yang dapat digunakan mengukur kemampuan penyesuaian
sosial siswa, seperti hubungan sosial siswa dengan teman sekelasnya. c
Penilaian terhadap aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. Mengukur aspek psikomotorik dilakukan
terhadap hasil belajar yang berupa penampilan. Selain itu, menurut Hamid Mohammad 2013:7 menyatakan bahwa
penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan
input, proses, sampai keluaran output pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
Teknik dan instrument penilaian adalah sebagai berikut: 1
Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri self assessment
, penilaian sejawat peer assessment, dan jurnal. 2
Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
3 Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui pengamatan kinerja
yang meminta peserta didik mendemonstrasikan kompetensi tertentu, melalui praktik, projek, atau portofolio.
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Dalam penelitian ini, model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan adalah model Kemp. Kemp mengatakan dalam Trianto 2010: 81 bahwa
pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Dalam model Kemp terdapat siklus pengembangangan yang meliputi, identifikasi pembelajaran
Instructional Problems, analisis siswa Learning Characteristic, analisis tugas Task Analysis, merumuskan indikator Instructional Objective, urutan isi Content
Sequencing , strategi pembelajaran Instructional Strategies, cara penyampaian
pesan atau isi pembelajaran Instructional Delivery, penyusunan instrumen evaluasi Evaluation Instrument, pemilihan media atau sumber belajar Instructional
Resources , pelayanan pendukung Support Rervices, kemudian evaluasi formatif
Formative, dan evaluasi sumatif Summaratuve Evaluation yang dilanjutkan
dengan adanya revisi perangkat pembelajaran Revision.
Berikut merupakan gambar siklus dan pemaparan pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp:
Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Jerold E. Kemp
Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:
a. Identifikasi Masalah Pembelajaran Instructional Problems
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model,
pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan,
selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.
b. Analisis Siswa Learning Characteristic
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun
kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1 Tingkah
Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto 2010: 83 mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum
melaksanakan proses pembelajaran. 2 Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto 2010: 83 analisis peserta didik sangat penting dilakukan
seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti
karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor,
kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya. c.
Analisis Tugas Task Analysis Kemp mengatakan dalam Trianto 2010: 83 bahwa analisis tugas
merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan
analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPPTH dan Lembar Kegiatan Siswa LKS.