Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

2 Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3 Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4 Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5 Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6 Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria PAK. PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal KKM. KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

c. Penguatan Pendidikan Karakter

Menurut Suyanto 2010: 36 menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, akhlak mulia, dan budi pekerti sehingga karakter ini terbentuk dan menjadi ciri khas peserta didik tersebut. Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai enkulturisasi dan sosialisasi. Karakter adalah cara berpikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat. Dalam pendidikan karakter, terdapat enam etik utama seperti yang tertuang dalam deklarasi Aspen yaitu 1 dapat dipercaya seperti sifat jujur dan integritas, 2 memperlakukan orang lain dengan hormat, 3 bertanggungjawab, 4 adil, 5 kasih sayang, 6 warga negara yang baik. Penguatan pendidikan karakter sangat dibutuhkan bagi sekolah karena pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan atau kelompok yang unik baik sebagai warga Negara. Dalam proses pembelajaran berdasarkan UUSPN Nomor 20 tahun 2003, terdapat empat faktor yang mendukung pendidikan karakter dibutuhkan diantaranya: 1 Melalui pemberian wewenang penuh terhadap satuan pendidikan sekolah yang didalamnya terdapat unsur guru sebagai pelaku utama pendidikan, diharapkan guru dapat lebih mengembangkan dan memberdayakan diri untuk mengembangkan potensi dan dimensi peserta didik agar mampu hidup bermasyarakat. 2 Tujuan pendidikan nasional sangat memberi perhatian dan menitikberatkan pada penanaman dan pembinaan aspek keimanan dan ketaqwaan. Hal ini sebagai isyarat bahwa pengembangan pendidikan karakter bangsa bersumber dari kesadaran beragama religius, artinya input, proses dan output pendidikan harus berasal dan bermuara pada penguatan nilai-nilai ketuhanan yang dilandasi keyakinan dan kesadaran penuh sesuia agama yang diyakininya masing-masing. 3 Strategi pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah penekanan pada empat pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO, yaitu belajar mengetahui leraning to know, menjadi dirinya sendiri learning to be, belajar bekerja learning to do, dan belajar hidup bersama learning to live together. Pengembangan kurikulum program belajar pendidikan dasar harus memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih bebas dan mempunyai pandangan sendiri yang disertai dengan rasa tanggung jawab pribadi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan hidup pribadinya atau tujuan bersama sebagai anggota masyarakat. 4 Menjadi hakekat dari pendidikan karakter. Jadi, sekolah sangat dituntut dalam membangun penguatan pendidikan karakter dengan baik dan serius karena pendidikan karakter ini sangat penting terutama pendidikan karakter, selain pendidikan karakter yang hanya mendidik pemikiran tanpa membangun karakter maka sulit untuk diharapkan bisa membangun masa depan diri, serta masa depan bangsa. Sedangkan menurut Doni Koesoema 2007: 208 pendidikan karakter juga memiliki nilai dan prinsip: 1 Nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah a Nilai keutamaan Manusia memiliki keutamaan kalau ia menghayati dan melaksanakan tindakan-tindakan yang utama, yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. b Nilai keindahan Nilai keindahan ini ditafsirkan terutama pada keindahan fisik berupa hasil karya seni, patung, bangunan, dan sastra. Nilai keindahan dalam tataran yang lebih tinggi menyentuh interioritas manusia itu sendiri yang menjadi penentu kualitas dirinya sebagai manusia. c Nilai kerja Jika ingin berbuat adil, manusia harus bekerja. Penghargaan atas nilai kerja inilah yang menentukan kualitas diri seorang individu. d Nilai cinta tanah air Pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai patriotisme secara mendalam bukan chauvinis sempit tetaplah relevan, mengingat ikatan batin seseorang senantiasa terpaku pada tanah tumpah kelahirannya, dan Ibu Pertiwi yang membesarkannya. e Nilai demokrasi Nilai demokrasi termasuk di dalamnya, kesedian untuk berdialog, berunding, bersepakat, dan mengatasi permasalahan dan konflik dengan cara-cara damai, bukan kekerasan, melainkan melalui sebuah dialog bagi pembentukan tata masyarakat yang lebih baik. f Nilai kesatuan Dalam konteks berbangsa dan bernegara di Indonesia, nilai kesatuan ini menjadi dasar pendirian Negara. g Menghidupi nilai moral Nilai inilah yang oleh Sokrates diacu sebagai sebuah panggilan untuk merawat jiwa. Jiwa inilah yang menentukan apakah seorang itu sebagai individu merupakan pribadi yang baik atau tidak. h Nilai-nilai kemanusian Manusia sungguh-sungguh manusiawi itu merupakan bagian dari keprihatinan setiap orang. Menghayati nilai-nilai kemanusiaan mengandaikan sikap keterbukaan terhadap kebudayaan lain, termasuk disini kultur agama dan keyakinan yang berbeda. 2 Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah a Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau kamu yakini. b Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu. c Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya pun kamu harus membayarnya secara mahal, seba mengandung resiko. d Jangan pernah mengambil prilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain sebagaipatokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih baik dari mereka. e Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformatif. Seorang individu bisa mengubah dunia. f Bayaran bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu menjadi pribadi yang lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni.

d. Pendekatan Tematik Integratif

Menurut Iif Khoiru Ahmadi Sofan Amri 2014: 221 menyatakan bahwa pendekatan tematik integratif ini sudah dikenal pada kurikulum 1984. Intinya, tiap pelajaran harus berpijak pada tema atau subtema tertentu, dan tiap bahan pelajaran tidaklah berdiri sendiri melainkan dipadukan diintegrasikan dengan bahan pelajaran yang lain. Dalam belajar bahasa Indonesia, bahan pelajaran dapat dipadukan secara internal, misalnya keterampilan berbicara dengan tema pariwisata dengan keterampilan menulis, dengan aspek kebahasaan seperti kalimat dan frasa. Sedangkan secara eksternal dipadukan dengan sastra atau bahasa Indonesia dapat dipadukan dengan mata pelajaran yang lain. Misalnya, untuk pelajaran kalimat majemuk, guru dapat memadukan kalimat majemuk dengan keterampilan membaca, dan bacaan itu diambil dari buku teks Sejarah, Ekonomi, Biologi, IPA, IPS, dan sebagainya. Artinya, siswa dapat ditugasi untuk mencari dan menemukan contoh-contoh kalimat majemuk di dalam buku-buku teks itu. Pembelajaran di SD dengan kurikulum 2013 dilakukan secara tematik integratif. Melalui sistem tematik integratif, indikator mata pelajaran IPA dan IPS akan muncul di kelas IV, V, dan VI SD. Di SD, semua mata pelajaran dilaksanakan dengan tematik integratif berdasarkan tema-tema yang sudah disusun.