Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
k. Evaluasi formatif Formative
Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada
pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan
pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari. l.
Evaluasi Sumatif Summarative Evaluation Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan
utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi
hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu. m.
Revisi Perangkat Pembelajaran Revision Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap
pengembangan. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian
yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas. Validasi ini lebih bertujuan pada kebenaran dan
kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat
pembelajaran mengacu pada kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran pada subtema Perjuangan Para
Pahlawan kelas IV SD. Pengembangan perangkat pembelajaran ialah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat
pembelajaran yang berupa pengembangan silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran RPP, lembar kerja siswa LKS, dan instrumen penilaian. Permendikbud Standar Proses, 2013: 4.
Berikut mengenai perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam subtema Perjuangan Para Pahlawan untuk kelas IV SD Permendikbud Standar
Proses, 2013: 5. a.
Silabus 1
Pengertian Silabus Berdasarkan Daryanto Aris Dwicahyono 2014: 6 menyatakan
bahwa silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan identitas mata pelajaran, standar kompetensi SK dan kompetensi dasar
KD, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, dan penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya
menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut: a
Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar. b
Materi pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai Standar Isi.
c Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya
diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik mampu berintekrasi dengan objek belajar.
d Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar
Isi. e
Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
f Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi
tertentu. g
Sumber belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu.
2 Pengembangan silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP pada atau pusat kegiatan guru PKG, dan Dinas Pendidikan.
a Guru
Sebagai tenaga professional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan
mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri.
b Kelompok guru
Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri,
maka pihak seolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut. c
Musyawarah guru mata pelajaran MGMP Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara
mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMPPKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMPPKG setempat.
d Dinas pendidikan
Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru
berpengalaman di bidangnya masing-masing. 3
Prinsip pengembangan silabus a
Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. b
Relevan Cakupan, kedalam, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
c Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d Konsisten
Ada hubungan yang konsisten ajeg, taat asas antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian. e
Memadai Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan
ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. h
Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
kognitif, afektif, psikomotorik. i
Desentralistik Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya
bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.
4 Tahap-tahap pengembangan silabus
a Perencanaan
Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau
referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. b
Pelaksanaan Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami
semua perangkat yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan kurikulum Tingkat satuan Pendidikan.
c Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulangsebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. pengkajian dapat melibatkan para spesialis
kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guruinstruktur, kepala sekolah, pengawas, staf professional
dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri. d
Pemantapan Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan
kepada Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
5 Penilaian silabus
Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
1 Pengertian RPP
Berdasarkan Daryanto Aris Dwicahyono 2014: 87 menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
merupakan suatu bentuk prosedur dan manjemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi
standar kurikulum. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan RPP merupakan komponen yang penting. dalam hal ini guru merupakan
salah satu yang memegang peranan paling penting dalam merancang
suatu RPP oleh karena itu dituntut adanya suatu sikap profesional dari seorang guru. Kemampuan dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran, unsur-unsur utamanya yang
minimal harus ada dalam setiap RPP yaitu jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang
dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik menguasai kompetensi tertentu.
2 Ciri-ciri RPP
Secara umum, ciri-ciri rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang baik adalah sebagai berikut:
a Memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan
oleh guru yang akan menjadi pengalaman belajar bagi siswa. b
Langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
c Langkah-langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga
apabila RPP digunakan oleh guru lain misalnya, ketiga guru mata pelajaran tidak hadir, mudah dipahami dan tidak menimbulkan
penafsiran ganda. c.
Lembar Kegiatan Siswa LKS Menurut Daryanto Aris Dwicahyono 2014 menyatakan bahwa
Lembar kegiatan siswa student work sheet adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
siswa akan memuat paling tidak judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatanbahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.
Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi- materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam
menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian
kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa. 2
Menyusun peta kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui
jumlah LKS yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan
prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
3 Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD
dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain
dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok MP mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat
dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi
lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS.
4 Penulisan LKS
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebaga berikut:
a Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI.
b Menentukan alat Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan pembelajar-an yang digunakan
adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang cocok adalah
menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan PAP atau Criterion Referenced Assesment
. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.
c Penyusunan Materi
Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran
umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet,
jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang
digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan
dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi
diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.
d Struktur LKS
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: 1 Judul adalah nama yang digunakan pada buku yang dapat
menggambarkan maksud dari isi buku tersebut. 2 Petunjuk belajar petunjuk siswa adalah sebuah proses kegiatan yang menyediakan
berbagai informasi agar mendapatkan hasil yang optimal. Misalnya, belajar untuk menemukan suatu tempat itu harus melihat dan
membaca petunjuk yang telah ditentukan. 3 Kompetensi yang akan dicapai adalah sebuah pengetahuan, keterampilan, dan tingkat
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menyampai sesuatu hal yang akan dicapainya. 5 Informasi pendukung adalah sesuatu
hal yang dapat membantu dalam menyelesaikan tugas. Misalnya, sumber-sumber belajar yang akan menjadikan informasi pendukung
dalam menyelesaikan tugas tersebut. 6 Tugas-tugas dan langkah- langkah kerja adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan dan
diselesaikan dengan baik. 7 Penilaian adalah pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas belajar siswa.
d. Penilaian
Menurut Iif Khoiru Ahmadi Sofan Amri 2014: 240 menyatakan bahwa penilaian merupakan pengumpulan informasi untuk
menentukan kualitas dan kuantitas belajar peserta didik. Penilaian juga dimaksudkan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan kesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambialn keputusan. Tujuan penilaian untuk mengetahui perkembangan yang telah
dicapai anak didik selama mengikuti pembelajaran. Fungsi penilaian sebagai berikut:
1 Memberikan umpan balik kepada guru untuk menyempurnakan
pembelajaran. 2
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk membimbing perkembangan anak didik baik fisik maupun psikis sehingga dapat
berkembang secara optimal. 3
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik yang memerlukan bimbingan khusus.
4 Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 5
Memberikan informasi bagi orang tentang perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik sebagai pertanggungjawaban.
6 Sebagai informasi kepada orang tua untuk menyesuaikan pendidikan
keluarga dengan proses pembelajaran di sekolah. 7
Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik.
Menurut Daryanto Aris Dwicahyono 2014: 140 menyatakan bahwa penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi
angka atau deskripsi verbal, analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Selain itu, penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan
melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan melalui
berbagai bentuk anatara lain: penilaian unjuk kerja performance, penilaian sikap, penilaian tertulis paper and pencil test, penilaian proyek, penilaian
melalui kumpulan hasil kerjakarya peserta didik portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik
menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta
lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh
guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan. 1
Prinsip penilaian a
Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu b
Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri
c Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program
pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik
d Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik
e Mengembangkan dan menyediakan system pencatatan yang
bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik f
Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk
kerja, proyek, dan pengamata tingkah laku. g
Melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil, dalam bentuk: ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
h Penilaian kompetensi pada uji kompetensi melibatkan pihak sekolah
dan institusi PasanganAsosiasi Profesi, dan pihak lain terutama DUDI. Idealnya, lembaga yang menyelenggarakan uji kompetensi
ini independen; yakni lembaga yang tidak dapat diintervensi oleh unsur atau lembaga lain.
2 Kegunaan penilaian
a Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui
kekuatan dan kelemahan dirinya dalam proses pencapaian kompetensi.
b Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang
dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
c Untuk umpan balik bagi pendidikguru dalam memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan. d
Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
e Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan Dinas Pendidikan
Daerah dalam meningkatkan kualitas penilaian yang digunakan. 3
Fungsi penilaian a
Menggambarkan sejauh mana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
b Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk perencanaan program belajar, pengembangan
kepribadian, maupun untuk penjurusan sebagai bimbingan. c
Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik, dan sebagai alat diagnosis yang
membantu pendidikguru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
d Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. e
Pengendali bagi pendidikguru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.