sebaliknya, semakin rendah skor skala gaya kelekatan cemas yang diperoleh, maka menunjukkan semakin rendah tingkat perilaku
kelekatan cemas yang dialami.
2. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja adalah perilaku atau tindakan menyimpang yang melanggar norma sosial atau hukum dalam masyarakat, berperilaku
jahat atau nakal yang tidak dapat diterima secara sosial, seperti membolos sekolah, melakukan hubungan seks, mengkonsumsi narkoba
dan minuman keras, mencuri hingga melakukan tindakan kekerasan. Alat ukur yang digunakan didasarkan pada bentuk kenakalan
remaja yang dikemukakan oleh Jensen dalam Sarwono 2008, yaitu: a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti
perkelahian, perampokan, dan perkosaan. b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, seperti pencurian,
perusakan, dan pemerasan. c. Kenakalan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti
penyalahgunaan obat-obatan dan merokok, penyalahgunaan senjata tajam, dan kebut-kebutan di jalanan.
d. Kenakalan yang melanggar aturan dan status, seperti melanggar aturan sekolah, membantah perintah orang tua, dan mengendarai
kendaraan tanpa ijin
Perolehan skor kenakalan remaja akan terlihat dari skor pada skala kenakalan remaja. Semakin tinggi skor skala kenakalan remaja yang
diperoleh, maka menunjukkan semakin tinggi perilaku kenakalan remaja. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor skala
kenakalan remaja yang diperoleh, maka menunjukkan semakin rendah tingkat perilaku kenakalan remaja.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah remaja pada rentang usia 12-23 tahun. Hal ini dikarenakan menurut Stanley Hall
dalam Santrock, 2003 masa remaja antara usia 12-23 tahun sedang dalam masa yang penuh dengan topan dan tekanan storm and stress. Topan dan
tekanan storm and stress adalah konsep Hall tentang remaja sebagai masa goncangan yang ditandai dengan adanya konflik dan perubahan
suasana hati. Selain itu, para peneliti juga mengatakan bahwa masa remaja
merupakan masa “storm and stress”. Kata “storm” sendiri sebenarnya merujuk pada kemarahan yang disertai dengan sifat yang meledak-ledak,
yang merupakan emosi dominan pada masa remaja. Kata “stress” sendiri merujuk pada faktor-faktor emosi dan fisik yang mengganggu fungsi
normalnya, termasuk kemarahan yang menyebabkan kemunduran fungsi fisik dan psikologis Hurlock, 1973.