Terdapat hubungan positif antara gaya kelekatan menghindar avoidant

maka menunjukkan semakin rendah tingkat perilaku kelekatan aman yang dialami. b. Gaya kelekatan menghindar avoidant attached. Remaja dengan gaya kelekatan menghindar memiliki karakteristik seperti skeptis, mudah curiga, mudah berubah pendirian, sukar terbuka, tidak dapat mengeksperikan diri, dan kurang hangat. Tinggi rendahnya gaya kelekatan menghindar akan terlihat dari skor pada skala gaya kelekatan. Semakin tinggi skor skala gaya kelekatan menghindar yang diperoleh, maka menunjukkan semakin tinggi perilaku kelekatan menghindar yang dialami. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor skala gaya kelekatan menghindar yang diperoleh, maka menunjukkan semakin rendah tingkat perilaku kelekatan menhindar yang dialami. c. Gaya kelekatan cemas ambivalent attached. Remaja dengan gaya kelekatan menghindar memiliki karakteristik seperti kurang pengertian, tidak percaya diri, merasa tidak berharga, mudah berubah-ubah pendapat, dan kurang berani menjalin hubungan. Tinggi rendahnya gaya kelekatan cemas akan terlihat dari skor pada skala gaya kelekatan. Semakin tinggi skor skala gaya kelekatan cemas yang diperoleh, maka menunjukkan semakin tinggi perilaku kelekatan cemas yang dialami. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor skala gaya kelekatan cemas yang diperoleh, maka menunjukkan semakin rendah tingkat perilaku kelekatan cemas yang dialami.

2. Kenakalan remaja

Kenakalan remaja adalah perilaku atau tindakan menyimpang yang melanggar norma sosial atau hukum dalam masyarakat, berperilaku jahat atau nakal yang tidak dapat diterima secara sosial, seperti membolos sekolah, melakukan hubungan seks, mengkonsumsi narkoba dan minuman keras, mencuri hingga melakukan tindakan kekerasan. Alat ukur yang digunakan didasarkan pada bentuk kenakalan remaja yang dikemukakan oleh Jensen dalam Sarwono 2008, yaitu: a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti perkelahian, perampokan, dan perkosaan. b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, seperti pencurian, perusakan, dan pemerasan. c. Kenakalan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti penyalahgunaan obat-obatan dan merokok, penyalahgunaan senjata tajam, dan kebut-kebutan di jalanan. d. Kenakalan yang melanggar aturan dan status, seperti melanggar aturan sekolah, membantah perintah orang tua, dan mengendarai kendaraan tanpa ijin