e. Penggunaan Strategi CIRC dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi menurut Slavin 2005:207-209, membutuhkan beberapa langkah sebagai berikut.
Guru membentuk siswa ke dalam kelompok membaca yang masing- masing kelompok terdiri dari masing-masing empat siswa. Kemudian guru
memberikan wacana yang sesuai dengan topik puisi. Setelah itu siswa bekerja sama saat membaca wacana tersebut, setiap siswa secara bergantian membaca
paragraf dalam wacana dengan suara yang keras.Siswa secara bersama-sama mengidentifikasi wacana tersebut.Lalu siswa saling berdiskusi dalam membuat
kerangka puisi yang kemudian akan dikembangkan menjadi sebuah puisi.Siswa mengembangkan kerangka karangan puisi menjadi sebuah puisi yang
utuh.Kemudian siswa akan saling menyunting dan merevisi tulisan mereka dengan cara kolaborasi antarteman dalam kelompok.Langkah terakhir adalah
mempublikasikan karya mereka.
B. Penilaian Pembelajaran Menulis Puisi
1. Hakikat Penilaian
Kegiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari penilaian. Pada akhir suatu proses pembelajaran, pendidik selalu mengadakan penilaian. Penilaian
ini dilakukan secara berkala oleh pendidik. Kegiatan penilaian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan peserta didik selama mengikuti pembelajaran.
Menurut Tuckman Nurgiyantoro, 2014:6, penilaian merupakan suatu proses untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran, keluaran proses
tersebut sudah sesuai dengan tujuan ataupun kriteria yang telah ditentukan. Penilaian menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran karena informasi
yang diperoleh dari penilaian tersebut dapat digunakan sebagai acuan pendidik untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya.
2. Alat Penilaian
Alat penilaian merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan peserta didik. Alat penilaian merupakan alat
yang digunakan dalam proses penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Seperti pada kegiatan pembelajaran lainnya yang membutuhkan suatu alat untuk
mencapai tujuan dalam pembelajaran, penilaian juga membutuhkan suatu alat untuk dapat mencapai tujuannya yaitu mengetahui ketercapaian peserta didik.
Nurgiyantoro 2014: 89 membagi alat penilaian secara garis besar menjadi dua macam, yaitu dari tes dan nontes. Teknik non-tes merupakan alat
penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan siswa tanpa melalui tes dengan alat tes.Teknik nontes contohnya dapat dilakukan
dengan memberikan kuesioner, pengamatan, dan wawancara Nurgiyantoro, 2014: 90-96.
Teknik yang kedua yaitu alat penilaian teknik tes. Teknik tes menurut Gronlund melalui Nurgiyantoro, 2014:105 merupakan sebuah instrumen atau
prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel atau tingkah laku yang jawabannya berupa angka. Pengumpulan data melalui teknik tes ini dapat