belajar. Sebagian hasil belajar merupakan dampak tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada bagian lain, hasil
belajar merupakan peningkatan kemampuan mental peserta didik. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi a dampak
pembelajaran prestasi dan b dampak pengiring hasil. Dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur dalam setiap pelajaran
pada umumnya menyangkut domain kognitif seperti tertuang dalam angka rapor dan angka dalam ijazah. Dampak pengiring
adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain yang merupakan suatu transfer belajar transfer of learning.
Berdasarkan berbagai pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan dan
perubahan tingkah laku yang dialami siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai dampak dari proses belajar
mengajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa bersifat menyeluruh, bukan hanya salah satu aspek saja.
b. Tipe-tipe Hasil Belajar
Horward Kingsley dalam Nana Sudjana, 2002: 22, membagi tiga macam hasil belajar yaitu a keterampilan dan kebiasaaan, b
pengetahuan dan pengertian, dan c sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne dalam Agus Suprijono, 2013: 5-6, membagi lima kategori
hasil belajar yaitu: 1
Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
2 Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis,
fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
3 Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
4 Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinat sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana, 2005: 50-54, secara garis besar tipe hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga
bidang yaitu: 1
Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif a
Tipe Hasil Belajar Pengetahuan Hafalan Knowledge Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari
kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping
pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam Undang-Undang, dan lain-lain.
Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini
menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Kata kerja operasional antara lain menyebutkan, menjelaskan kembali,
menunjukkan, menuliskan, memilih, mengidentifikasi, dan mendefinisikan.
b Tipe Hasil Belajar Pemahaman Comprehention
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi satu tingkat daripada pengetahuan
hafalan adalah
pemahaman. Pemahaman
memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep. Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga
kategori yaitu pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman ekstrapolasi. Kata operasional untuk
merumuskan tujuan instruksional dalam bidang pemahaman antara
lain membedakan,
menjelaskan, meramalkan,
menafsirkan, memperkirakan, memberi contoh, mengubah, membuat rangkuman, menuliskan kembali, dan melukiskan
dengan kata-kata sendiri. c
Tipe Hasil Belajar Aplikasi Aplikasi merupakan kesanggupan menerapkan dan
mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, dan hukum dalam situasi yang baru seperti memecahkan persoalan dengan
menggunakan rumus tertentu, menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan. Kata-kata untuk merumuskan
tujuan instruksional misalnya menghitung, memecahkan, mendemonstrasikan,
mengungkapkan, menjalankan,
menggunakan, menghubungkan, mengerjakan, mengubah, menunjukkan proses, memodifikasi, mengurutkan, dan lain-
lain.
d Tipe Hasil Belajar Analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas kesatuan yang utuh menjadi unsur-unsur atau
bagian yang mempunyai arti atau mempunyai tindakanhirarki. Analisis memanfaatkan tipe hasil belajar sebelumnya. Kata-
kata operasional yang biasa digunakan yaitu menguraikan, memecahkan, membuat diagram, memisahkan, membuat garis
besar, merinci, membedakan, menghubungkan, memilih alternatif, dan lain-lain.
e Tipe Hasil Belajar Sintesis
Sintesis adalah kesanggupan untuk menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas. Sintesis memerlukan
kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Kata- kata operasional yang biasa dipakai yaitu mengkategorikan,
menggabungkan, menghimpun,
menyusun, mencipta,
merancang, mengkonstruksi,
mengorganisasi kembali,
merevisi, menyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi, dan lain-lain.
f Tipe Hasil Belajar Evaluasi
Evaluasi merupakan kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgement yang dimilikinya
dan kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi. Dalam tipe ini diperlukan
kemampuan yang
mendahuluinya yaitu
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis. Kata-kata
operasional yang dipakai yaitu menilai, membandingkan, mempertimbangkan,
mempertentangkan, menyarankan,
mengkritik, menyimpulkan,
mendukung, memberikan
pendapat, dan lain-lain. 2
Tipe Hasil Belajar Bidang Afektif Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil
belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensiperhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan lain-lain. Terdapat beberapa tingkatan bidang afektif sebagai
tujuan dan tipe hasil belajar yaitu: a
Receivingattending yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa baik
dalam bentuk gejala maupun situasi. b
Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
c Valuing penilaian yakni berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap gejala atau rangsangan. d
Organisasi yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan
nilai lainnya, kemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan
dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3 Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotorik
Bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Terdapat enam tingkatan
keterampilan yaitu: a
Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar. b
Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. c
Kemampuan perceptual termasuk di dalamnya membedakan visual, auditif motorik, dan lain-lain.
d Kemampuan di bidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan. e
Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
f Kemampuan yang berkenaan dengan nondecursive komunikasi
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan berbagai pendapat ahli yang dikemukakan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa tipe hasil belajar digolongkan menjadi tiga yaitu tipe hasil belajar bidang kognitif, tipe hasil belajar bidang
afektif, dan tipe hasil belajar bidang psikomotorik. Dalam penelitian
ini, hasil belajar yang akan diukur terbatas pada tipe hasil belajar bidang kognitif yang meliputi pengetahuan C1, pemahaman C2,
dan penerapan C3.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar