siswa secara cermat, berfokus pada mata pelajaran yang penting, adanya observasi secara langsung, berpusat pada minat guru, berfokus
pada aktivitas siswa, mempunyai rencana pembelajaran, bersifat refleksi, dan bersifat kolaborasi. Ciri-ciri ini juga akan tampak dalam
pengimplementasian Strategi Pembelajaran Kontekstual Contextual teaching and Learning dalam Lesson Study.
d. Perspektif Historis Lesson Study
Menurut laporan Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project IMSTEP-JICA, pelaksanaan lesson study pertama
kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang Rusman, 2010: 387. Melalui lesson study ini guru-guru di Jepang
mengkaji pembelajaran melalui perencanaan dan observasi bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa aktif belajar mandiri.
Lesson study dapat dilakukan oleh kelompok guru-guru di suatu sekolah atau kelompok guru serumpun. Lesson study yang berkembang
di Jepang merupakan lesson study yang dilakukan oleh kelompok guru dalam suatu sekolah atau dikenal sebagai konaikenshu yang sudah
berkembang sejak awal tahun 1960-an. Konaikenshu berarti school based in service training atau inservice education within the school
atau in house workshop Rusman, 2010: 388. Pada tahun 1970-an pemerintah Jepang merasakan manfaat konaikenshu dan sejak itu
pemerintah Jepang mendorong sekolah-sekolah terutama Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama untuk melaksanakan
konaikenshu dengan menyediakan dukungan biaya dan insentif bagi sekolah yang melaksanakan konaikenshu Rusman, 2010: 388.
Lesson study dapat berkembang di Jepang karena lesson study sangat bermanfaat membantu guru-guru. Manfaat tersebut misalnya,
guru memperoleh
informasi berharga
untuk meningkatkan
keterampilan mengajar mereka, guru dapat merefleksi dan memikirkan kembali cara mengajarnya, dan guru dapat membangun persahabatan
yang baik di antara guru-guru Rusman, 2010: 388. Penyebaran lesson study di dunia internasional dilatarbelakangi
oleh adanya The Third International Mathematics and Science Study TIMSS. TIMSS merupakan studi untuk untuk membandingkan
pencapaian hasil belajar Matematika dan IPA siswa kelas 8 SMP secara internasional. Amerika Serikat dan Australia merupakan contoh
negara yang kemudian mengembangkan lesson study dalam pembelajaran di sekolahnya.
Lesson study berkembang di Indonesia melalui IMSTEP yang bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency JICA
pada tahun 1998. Lesson study ini diimplementasikan di tiga Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP yaitu IKIP Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia, IKIP Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta, dan IKIP Malang Universitas Negeri Malang.
Tujuan umum dari IMSTEP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan Matematika dan IPA di Indonesia, sedangkan tujuan
khususnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan Matematika dan IPA di tiga IKIP tersebut Rusman, 2010: 390.
Tim JICA dari Jepang melakukan evaluasi tengah proyek pada bulan Maret-April tahuan 2001 untuk mengetahui kemajuan IMSTEP.
Hasil evaluasi JICA menunjukkan bahwa IMSTEP berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilanjutkan dengan penyesuaian
program melalui penambahan kegiatan. Tim JICA kemudian melakukan evaluasi kembali pada bulan Juli tahun 2003.
Kegiatan lesson study mendapat sambutan yang baik dari guru- guru terutama guru-guru model dimana melalui lesson study mereka
menjadi lebih percaya diri dalam mengajar dan berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah tingkat nasional. Setelah kegiatan-kegiatan tersebut,
lesson study berkembang di Indonesia dan banyak diterapkan oleh para guru di sekolah, bahkan tidak hanya untuk mata pelajaran Matematika,
Fisika, Biologi, dan Kimia saja tetapi juga untuk mata pelajaran yang lainnya Rusman, 2010: 391.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa lesson study merupakan pengkajian pembelajaran yang berasal dari Jepang yang
kemudian menyebar luas ke seluruh dunia termasuk di Indonesia. Lesson study berkembang di Indonesia pada tahun 1998 melalui
Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project IMSTEP-JICA.
e. Tahap-tahap Lesson Study