49
C. Deskripsi Hasil Observasi
Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu diadakan observasi. Observasi pertamakali dilakukan melalui wawancara dengan guru bidang
studi desain grafis. Wawancara tersebut dapat diperoleh data bahwa dalam pembelajaran desain grafis kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta masih
terdapat beberapa masalah. Beberapa masalah itu diantaranya: 1.
Secara umum tidak adanya media pembelajaran yang memadai, sehingga menjadikan kondisi proses belajar mengajar menjadi kurang bervariasi.
2. Selama ini metode yang digunakan oleh guru hanya dengan menggunakan
metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan siswa jenuh, di samping itu siswa terlihat ramai dan mengobrol dengan teman sebangkunya.
3. Hambatan utama dalam proses mengajar adalah kesulitan dalam
pengkondisian kelas, karena siswa kelas XI sangat ramai dan terkadang tidak memperhatikan materi yang disampaikan. Hambatan-hambatan
tersebut membutuhkan penanganan yang lebih intensif. Oleh karena itu siswa menginginkan adanya variasi dalam metode pembelajaran yang
dapat diterapkan dan dapat memotivasi siswa untuk semangat belajar. Masalah-masalah tersebut di atas dapat menghambat kegiatan belajar
mengajar KBM yang menyebabkan turunnya hasil belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan diatas, peneliti dan guru berusaha mencari solusi
agar peningkatan hasil belajar siswa dapat berjalan dengan baik. Solusi
50
yang dipilih yaitu dengan menerapkan model Explicit Instruction melalui media power point dan animasi berbasis macromedia flash.
D. Pra Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan pra penelitian tindakan kelas. Pra penelitian tindakan kelas dilakukan pada hari Kamis, 3
Maret 2011 selama dua jam pelajaran yaitu 2 x 45 menit. Pra penelitian ini bertujuan untuk memperoleh skor dasar siswa guna menghitung skor
peningkatan pertama kali. Selain itu pra penelitian tindakan kelas sebagai pengantar peneliti untuk memperkenalkan model pembelajaran Explicit
Instruction yang akan diterapkan selama proses penelitian. Satu jam pertama
digunakan oleh guru untuk membahas materi sebelumya dan oleh peneliti unutk menjelaskan tentang metode Explicit Instruction. Satu jam terkahir
digunakan oleh peneliti untuk melakukan pre-test. Pre-test dikerjakan secara individu dan tujuan diadakan pre-test adalah
untuk mendapatka skor dasar, guna menghitung skor peningkatan hasil belajar siswa secara individu sebelum diterapkan model pembelajaran Explicit
Instruction . Pembelajaran Explicit Instruction merupakan suatu pendekatan
mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung. Pendekatan langsung karena tahapan-tahapan yang dilalui mengikuti urutan: